Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 24 September 2021

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Jumat, 24 September 2021


Yohanes 5:10-17

Penyembuhan Pada Hari Sabat Di Kolam Betesda Part 2


Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan, kita adalah orang percaya yang sudah dimerdekakan oleh Yesus Kristus, tapi apakah Anda sudah dimerdekakan dari hidup berpusat pada diri sendiri?


Jika belum, berarti kita tidak peka untuk merespons banyak hal yang Tuhan kerjakan, kiranya kita menjadi orang-orang yang sudah dimerdekakan dari hidup berpusat pada diri sendiri.


Sebagai orang percaya kita selalu diingatkan untuk hidup fokus kepada Tuhan Yesus, apakah mudah diaplikasikan?


Tidak mudah bukan? karena meski mata jasmani memandang keluar, namun mata batiniah kita justru selalu mengarah kepada diri kita sendiri.


Telinga jasmani kita mendengar suara dari luar, namun telinga batiniah lebih mendengar suara dari dalam dan seringkali lebih kuat.


kita lebih peduli dengan apa yang kita rasakan dan pikirkan daripada apa yang Tuhan kehendaki, bahkan dari apa yang Tuhan kerjakan.


Itulah yang seringkali membuat kita tidak peka akan kehendak Tuhan bahkan tidak peka akan karya Tuhan dalam hidup kita.


Mari kita membaca firman Tuhan dalamYohanes 5:10-17.


10Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."


11Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah."


12Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"


13Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.


14Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."


15Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.


16Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.


17Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."


Yesus menyembuhkan orang lumpuh tersebut pada hari Sabat, dimana orang Yahudi secara legalistik mendetail pekerjaan atau apa saja yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.


Fokus mereka adalah hidup demi peraturan, sedangkan Tuhan Yesus menekankan bahwa hari Sabat itu bagi manusia, bukan manusia bagi hari Sabat.


Mereka sangat terganggu dengan orang lumpuh yang sembuh karena ia mengangkat tilamnya pada hari Sabat.


Sangat mengherankan, bukankah mereka tahu tentang orang lumpuh ini sebelumnya? Ia sudah 38 tahun lumpuh.


Saat orang lumpuh ini sembuh, yang mereka perhatikan adalah dia mengangkat tilam, bukan dia telah sembuh dari lumpuhnya.


Apa yang kita pelajari dari kisah ini?


1.Apa yang mengganggu hati seringkali yang menjadi perhatian kita lebih daripada apa yang Tuhan telah kerjakan.


Firman Tuhan katakan diayat 10-12:

10Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."


11Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah."


12Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"


Jika kita renungkan bagian ini pasti kita merasa lucu, bukan?


Orang Yahudi bukan kagum dan mencari Yesus karena orang lumpuh sembuh, tapi mereka mencari Yesus karena orang ini mengangkat tilam pada hari Sabat.


Mereka tidak melihat keajaiban, kuasa dan kasih Allah kepada orang lumpuh, yang mereka lihat adalah apa yang mengganggu hati mereka, bukan kepada apa yang Allah kerjakan.


Hal ini bisa terjadi dalam hidup kita, bukan? Kita menjadi buta dengan apa yang Allah kerjakan karena kita lebih peduli dengan apa yang kita rasakan, pikirkan dan apa mengganggu hati kita.


Kita menjadi orang Kristen yang tidak peka akan pimpinan Tuhan karena kita lebih berpusat kepada apa yang kita kehendaki dalam hidup kita.


Sangat disayangkan jika kita tidak dapat melihat betapa agung kehendak Tuhan, betapa dahsyat pekerjaan Tuhan, betapa kasihnya kepada kita, karena kita hanya mempedulikan apa yang didalam hati kita.


Jangan sampai apa yang terjadi dengan orang-orang Yahudi terulang pada kita. Mereka mengalami kerugian yang sangat besar, karena tidak dapat mengenal dan mengalami kasih Tuhan Yesus.


Mereka hidup dalam hidup yang lama, tapi Anda dan saya adalah orang-orang yang sudah mengenal Dia.


Mari kita fokus kepada apa yang Tuhan kehendaki dan kerjakan, meski pada saat kita alami ada yang mengganggu hati kita.


Dan Anda akan semakin mengenal, mengaggumi dan mengasihi Dia, karena Dia terlebih mengasihi Anda dan saya.


2.Jangan sekedar berhenti dari kesibukan pada hari Sabat, tetapi bangunlah kepekaan dan alami Tuhan yang sedang bekerja di dalam kehidupan kita.


Firman Tuhan katakan demikian diayat 14-17:

14Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."


15Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.


16Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.


17Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."


Perhatikan, ketika Yesus bertemu lagi dengan dia di bait suci dalam kondisi sudah sembuh, Tuhan sangat menekankan masalah rohani, bukan hanya bergembira untuk kesembuhan jasmani tetapi harus prihatin dengan kondisi rohani.


Yesus mengingatkan agar dia jangan berbuat dosa lagi, agar tidak terjadi hal yang lebih buruk dan ini bukan sekedar masalah jasmani.


Yesus memberikan pesan juga kepada orang-orang Yahudi, bahwa hari Sabat bukan sekedar berhenti bekerja secara fisik, tapi apakah mereka fokus kepada Tuhan?


Fokus kepada masalah rohani, introspeksi, sadar dan peka akan pekerjaan dan kehendak Tuhan.


Tuhan Yesus berkata, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.”


Perlu diingat bahwa Allah berhenti pada hari ketujuh dalam penciptaan, namun Allah yang memelihara hidup kita, Dia tidak berhenti bekerja.


Jika Allah berhenti memelihara hidup kita, maka dunia akan binasa. Oleh sebab itu waktu kita berhenti kita bukan hanya berhenti secara fisik, tapi justru kita membangun kepekaan kita kepada Allah yang sedang bekerja dalam hidup kita.


Sehingga kita mengalami satu pembaharuan bukan secara fisikal, tetapi spiritual, kita mengalami kesegaran hidup.


Dimana pengharapan semakin cemerlang, batiniah kita disucikan, dimurnikan, sehingga kita celik melihat hidup ini didalam perspektif Tuhan.


Maukah Anda mengalami hal ini? Yesus menekankan agar kita perhatikan bagaimanakah kerohanian kita di hadapan Tuhan.


Doakan dan renungkan:

*Apakah Saudara pernah mengalami gagal fokus? Saat seharusnya fokus pada suatu hal penting, malah terganggu dengan hal-hal sepele. Bagaimana rasanya?


*Hal ini juga terjadi pada orang-orang Yahudi, bukannya mengagumi Tuhan yang telah menyembuhkan orang lumpuh tapi mereka malah sangat terganggu karena orang lumpuh mengangkat tilamnya sesuai perintah Tuhan, pada hari Sabat.


Saat Tuhan Mulai Terlihat Samar-Samar, Yakinilah Bahwa Kita Sudah Gagal Fokus.