Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG Renungan Harian GKY Mangga Besar - Minggu, 26 Oktober 2025

Tuhan Adalah Gembalaku

Markus 11:15-19

Yesus menyucikan Bait Allah


Apakah kita pernah marah? Setiap orang pasti pernah marah dan bisa marah, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa.


Marah itu sebenarnya adalah ekspresi normal manusia, tetapi pertanyaannya adalah mengapa seseorang bisa marah?


Mungkin karena dia merasa tidak nyaman, terancam, diperlakukan tidak adil, atau apa yang diinginkan tidak seperti apa yang didapatkan.


Ternyata di dalam pelayanan Tuhan Yesus, Tuhan Yesus pun pernah marah.


Markus 11:15-19


15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,


16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.


17 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"


18 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.


19 Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota.


Ketika Yesus dan murid-muridnya tiba di Yesusalem, kita tahu Yerusalem adalah pusat keagamaan bagi bangsa Israel.


Yesus masuk ke Bait Allah dan di halamannya banyak orang yang berjual beli, kemudian Yesus mulai mengusir orang-orang yang berjualan itu, meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati itu dibalikkan-Nya.


Ayat 16 dikatakan, “Ia tidak memperbolehkan orang-orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah itu.”


Pertanyaan bagi kita adalah mengapa orang-orang berjual beli di halaman Bait Allah? Bukankah mereka adalah orang-orang yang sangat ketat dengan ketentuan & aturan-aturan agama.

Dua hal yang menjadi concern (perhatian) mengapa orang-orang menggunakan halaman Bait Allah itu untuk berjualan.


Pertama, mereka berfikir dengan berjualan di halaman Bait Allah itu mempermudah mereka untuk mendapatkan binatang yang akan dipersembahkan sebagai korban daripada mereka membawa binatang korban dari tempat yang jauh.


Sepertinya hal yang baik, karena memberikan kemudahan bagi umat memberikan persembahan korban.


Kedua, mereka yang membawa korban dari luar itu harus disortir apakah cacat atau tidak cacat, layak atau tidak layak sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh para imam untuk dikorbankan.


Untuk mendapatkan hal yang layak atau tidak layak itu terjadi bargaining (tawar menawar), disana disediakan meja penukar uang yang mereka gunakan untuk membeli binatang yang dianggap sudah layak, yang tidak cacat untuk dikorbankan.


Pada waktu itulah terjadi transaksi monopoli jual beli karena mereka tidak lagi fokus kepada bagaimana menyediakan korban untuk dipersembahkan kepada Tuhan tetapi lebih mengutamakan mencari keuntungan dan kepentingan diri sendiri.


Ayat 17, Tuhan Yesus mengajarkan mereka, katanya, "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"


Di sini Tuhan Yesus jelas sekali memberitahukan kepada mereka tentang Bait Allah itu adalah tempat kudus Allah.


Tempat dimana dikhususkan untuk umat Allah datang beribadah kepada Allah yang kudus, tempat dimana Allah berelasi dengan umatnya, tempat dimana Allah mengalami intimasi dengan umatnya.


Ketika melihat apa yang terjadi dihalaman Bait Allah itu, Tuhan Yesus mengecam mereka dengan tegas!


Bagaimana mungkin tempat kudus itu engkau jadikan tempat sarang penyamun, tempat dimana ada orang-orang yang melakukan kejahatan, perampokan, penipuan, demi keuntungan dan kepentingan pribadi mereka masing-masing.





Dari kisah yang kita baca ini, ada dua hal yang kita renungkan:


1. Kita belajar bahwa Tuhan Yesus marah, jika kita tidak menjaga kesucian Bait Allah, dimana kita harus gunakan untuk berelasi dengan Tuhan.


2. Tuhan Yesus marah, jika kita menyalahgunakan Bait Allah untuk mencari kepentingan diri sendiri.


Mungkin hari ini kita berkata, kita tidak mungkin melakukan hal-hal seperti yang dilakukan oleh orang-orang Israel pada zaman itu.


Kita tidak melakukan di tempat-tempat ibadah yang kita gunakan hari ini, tetapi Firman Tuhan berkata:


2 Kor 6:16b

Jangan ada lagi noda kekafiran


Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:

"Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.


Artinya adalah bahwa ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, maka tubuh kita ini disebut sebagai Bait Allah dimana Allah tinggal di dalam hidup kita, di dalam hati kita.


Bait Allah itu dijadikan rumah milik kepunyaan Allah yang harus kita hargai dan pelihara kesuciannya.


Artinya dengan tidak menggunakan kehidupan kita, tubuh kita ini untuk sesuatu yang cemar ataupun untuk mencari kepentingan diri sendiri, tetapi sebaliknya.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:

1. Mari kita ingin supaya hidup kita ini, sebagai Bait Allah yang kita pelihara, dalam rangka kita memelihara kesucian, dimana Allah hadir, ada di dalam kehidupan kita, menjadi Tuhan kita seumur hidup kita.

2. Mari kita menjaga kesucian hidup kita di hadapan Tuhan dan memelihara intimasi kita dengan Tuhan setiap hari.


Doakan dan renungkan


* "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu telah menjadikannya sarang penyamun!"


* Tuhan Yesus marah, jika kita tidak menjaga kesucian Bait Allah untuk berelasi dengan Tuhan.


Rumah Doa