Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Filipi 4:4-7
Nasihat-nasihat Terakhir; Part 2
Saudara, hari ini kita akan membaca, dan merenungkan bagian firman Tuhan dari Filipi 4:4-7.
Filipi 4:4-7
4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Saudara, ketika saya belajar bahasa Mandarin, guru Mandarin selalu mengingatkan saya seperti ini, “Jangan lupa, satu perbedaan goretan, punya arti yang berbeda.”
Kamu kurang satu goretan, artinya bisa berbeda. Kelebihan satu titik atau satu goretan, punya arti yang berbeda juga.
Di lain kesempatan, guru saya mengingatkan tentang ketika mengucapkan dalam bahasa Mandarin, untuk memperhatikan nadanya, karena beda nada akan beda arti.
Saudara, ketika saya menyiapkan bahan ini, saya mengingat nasihat dari guru Mandarin saya itu, perbedaan kecil dalam bahasa Mandarin punya arti yang berbeda atau menghasilkan makna yang berbeda dengan apa yang saya mau.
Ini juga yang seharusnya mengingatkan kita, ketika kita tinggal di dalam persekutuan yang intim dengan Tuhan, maka seharusnya respon dalam kehidupan kita juga berbeda.
Meskipun, kita menghadapi situasi yang sama, yang mungkin juga dihadapi oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
Filipi 4:4-7, di bagian ini Paulus ingin menekankan, bahwa harus ada respon yang berbeda antara orang percaya dengan orang tidak percaya. Sekalipun situasi yang dihadapi sama.
Apa yang harus menjadi pembeda bagi kita, yang katanya sudah diselamatkan, yang katanya adalah orang-orang percaya, yang katanya tinggal di dalam persekutuan yang intim dengan Tuhan.
Ada 3 pembeda, dan mari, kita belajar, supaya kita bisa memberikan respon, seperti apa yang tertulis dalam Filipi 4:4-7.Tiga pembeda tersebut adalah:
1. Sukacita
Dalam ayat 4, Paulus menekankan kepada jemaat di Filipi supaya mereka bersukacita, bahkan Paulus menekankan dua kali.
Saya ulangi lagi, dalam ayat 4 menyatakan:Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Paulus menekankan kata “sukacita.”
Kenapa? Karena ia ingin jemaat di Filipi dan kita, orang-orang percaya di zaman sekarang, yang membaca suratnya mengetahui, bahwa sukacita kita tidak ditentukan oleh keadaan di sekitar kita.
Sukacita kita berbeda denganhappiness/ kebahagiaan yang ditunjukkan oleh dunia ini. Sukacita kita ada dari dalam.
Kenapa? Karena kita menyadari, di ayat 5 Paulus menekankan:Tuhan sudah dekat!
Yang menjadi pembeda orang percaya dan orang yang tidak percaya adalahpoint of view, atau sudut pandang, bahwa Tuhan dekat dengan kita, dan Tuhan ada bersama dengan kita.
Inilah yang Paulus rasakan meskipun ia di penjara dan tidak bebas, tapi ia meyadari Tuhan dekat dengannya, dan Tuhan ada bersama dengannya.
2. Kebaikan hati
Orang percaya harus berbeda dengan orang yang tidak percaya. Dunia mengajarkan, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat baik kepadamu, balaslah orang yang berbuat jahat kepadamu.
Tetapi, sadarkah kita, bahwa Tuhan kita mengajarkan hal yang berbeda?
Jika ditampar pipi kiri, berikanlah pipi kanan. Jika orang minta kamu berjalan 1 langkah, maka berjalanlah 2 langkah.
Bukankah ini yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, bahwa kita bukan hanya diminta untuk mengasihi orang-orang yang baik, tetapi juga mengasihi orang yang membenci kita.
Hal ini jugalah yang ditekankan oleh Paulus kepada jemaat di Filipi dan juga kepada kita. Nyatakanlah kebaikan, bukan hanya kepada orang-orang yang baik bagi kita.
Nyatakanlah kebaikan bagi semua orang.
Penekanan di ayat 5 jelas sekali. Dikatakan:hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang…, bukan untuk mendapat pujian, tetapi sekali lagi, untuk membuat orang-orang di sekitar kita kagum kepada Tuhan yang baik, kepada Tuhan yang sudah murah hati memberkati kita dengan berlimpah.
Kata “kebaikan” hati dalam bagian ini, bukan hanya berbicara tentang baik untuk kelihatan di luar saja.
Tetapi, kebaikan hati yang berbicara, bahkan mengalah demi Injil. Mengalah dan memperhatikan kebaikan orang lain, sekalipun di tengah-tengah situasi yang sulit.
Di tengah-tengah situasi yang sulit, kita seringkali menjadi orang yang egois.
Namun, sekali lagi Paulus mengingatkan untuk jangan lupa, bahwa Tuhan kita sudah terlebih dulu baik kepada kita dengan memberikan nyawa-Nya untuk kita, demi menyelamatkan hidup kita.
3. Damai
Di ayat 6 dan 7, saat Paulus menuliskan supaya orang-orang percaya, anak-anak Tuhan jangan kuatir, maka yang terbersit di pikirannya adalah kata “damai.”
Kuatir dan gelisah adalah tanda dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Namun sebaliknya, Paulus kembali mengingat, bahwa di dalam segala macam kehidupan, dalam segala aspek kehidupan, Tuhan itu dekat.
Tuhan peduli, Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, dan Tuhan menyediakan apa yang kita butuhkan.
Sehingga Paulus mengungkapkan untuk jangan kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah segala hal dalam keinginan kepada Tuhan di dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Menarik sekali, waktu Paulus mengontraskan antara “hal apa pun” dengan “di dalam segala hal.” Paulus mau menunjukkan bahwa Tuhan peduli dalam setiap detil kehidupan kita.
Tuhan peduli, Dia dekat dengan kita, dan Dia peduli dalam doa permohonan dengan ucapan syukur.
Kata “ucapan syukur” ini, bukan hanya rasa terima kasih, ketika kita mendapatkan berkat Tuhan yang baik-baik saja.
Tetapi, ucapan syukur berbicara tentang kita percaya, bahwa Tuhan itu baik dan semua yang terjadi di dalam hidup kita, itu didasarkan atas kebaikan Tuhan.
Jadi waktu kita mengucap syukur, bukan hanya sekedar terima kasih Tuhan untuk berkat Tuhan hari ini.
Tetapi mengucap syukur karena saya punya Tuhan yang baik, Tuhan yang dekat, Tuhan yang peduli dengan hati saya, Tuhan yang peduli dengan hidup saya.
Itulah 3 pembeda yang harusnya menjadi respon kita di dalam segala keadaan.
Pesan firman Tuhan bagi kita:
1. Jangan lupa untuk bersukacita, karena Tuhan selalu dekat dengan kita.
2. Jangan lupa untuk menyatakan kebaikan hati kepada semua orang.
Karena Tuhan yang baik sudah rela memberikan semuanya untuk kita dengan murah hati. Marilah, kita menyatakan kebaikan bagi orang di sekitar kita.
3. Mari, tetap nyatakan damai di tengah-tengah ketidakpastian, karena kita punya Tuhan yang pasti,Tuhan yang pasti dekat, pasti peduli, pasti dengar doa kita, dan pasti menjawab semua kebutuhan kita.
Tuhan yang pasti inilah yang seharusnya menjadi sumber ketenangan dalam hidup kita menjadi sumber pembeda bagi kita, orang-orang yang percaya.
Doakan dan renungkan
* Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
* Kuatir dan gelisah sering terjadi ketika kita lupa mempercayakan hidup kita pada Tuhan yang peduli.
Lupa Allah peduli