Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG Renungan Harian GKY Mangga Besar - Minggu, 17 Agustus 2025

Tuhan Adalah Gembalaku

Filipi 3:7-11
Kebenaran yang Sejati (part 2)

Apakah yang menjadi tujuan atau prioritas kita pada hari ini?

Mari sebelum kita memulai seluruh kegiatan kita, kita sama-sama bersatu hati, punya hati yang mau belajar dari program Tuhan Adalah Gembalaku.


Belajar firman Tuhan, menggumulkan, dan menerapkannya dalam kehidupan kita hari lepas hari.

Filipi 3:7-11

7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Pernahkah Saudara mendengar tentang 3 bahaya dalam kehidupan manusia, namun tiga bahaya itu selalu dikejar dan menjadi prioritas manusia. Tiga bahaya itu saya singkat menjadi “3ta”: harta, tahta, dan wanita (atau pria).

Ini adalah standar yang seringkali menjadi ukuran sukses yaitu: yang uangnya banyak, posisinya bagus atau baik di tempat pekerjaan, banyak penggemar atau dikagumi oleh lawan jenisnya.

Tapi sekali lagi itu adalah standar manusia, standar yang menekankan penampilan fisik, apa yang didapat, dan apa yang dinikmati oleh dunia ini.


Tapi hari ini kita akan sama-sama merenungkan apa yang Paulus katakan secara khusus dari Filipi 3 ayat 7-11.

Paulus menekankan dalam bagian ini bahwa orang yang sudah menerima keselamatan di dalam Kristus, hidupnya tidak lagi berfokus untuk mengejar “3ta” itu.


Fokus hidupnya harus diarahkan untuk mencari dan mengejar apa yang Tuhan inginkan dalam hidup mereka.

Secara khusus di ayat ke-10 dan ke-11, Paulus menekankan, orang percaya harus punya fokus di dalam mengenal Tuhan dan mengenal kuasa kebangkitan-Nya.


Sekalipun harus menderita, itu pun seharusnya menjadi kerinduan, karena itulah sumber sukacita yang sejati.

Paulus menekankan perlunya perubahan fokus hidup dalam kehidupan orang Kristen (ayat 7-8). Paulus menggunakan kata “keuntungan” dan “kerugian” secara bergantian, dan menambahkan kata “sampah” (ayat 8).

“Apa yang tadinya aku banggakan, sekarang aku anggap sampah.” Kurang lebih Paulus ingin mengatakan demikian.

Dengan kata lain, apa yang tadinya ada dideposit boxsaya atau di lemari penghargaan saya, saya ingin melemparkan semua itu ke tong sampah, karena tidak berguna.

Kata ini dalam bahasa aslinya adalah makanan yang sudah tidak mau dimakan lagi dilemparkan ke tempat sampah.


Anjing di zaman dahulu dianggap najis, sehingga makanan itu dilemparkan supaya dimakan oleh anjing-anjing. Itulah bahasa yang digunakan oleh Paulus.

Filipi 3:8 di dalam terjemahan bahasa Inggris terdapat kata “what is more?” yang menunjukkan bahwa apa yang Paulus sekarang arahkan itu benar-benar hal yang absolut, hal yang tidak bisa terlupakan, hal yang sepanjang masa ingin ia kejar.

Ketika kita jauh cinta dengan orang atau dengan pasangan, kesan pertama itu sulit untuk dilupakan.

Pertemuan Paulus dengan Tuhan di Damsyik itu adalah sebuahfirst impression(kesan pertama) yang bernilai kekal. Sesuatu yang mengubah pola hidupnya, sesuatu yang mentransformasi.

Dia yang tadinya fokus pada hal-hal lahiriah (hal-hal yang di luar) menjadi fokus pada hal-hal yang di dalam.

Filipi 3:10-11

10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.


Paulus ingin mengenal Tuhannya. Tuhan yang membebaskan dia dari keterikatan dan Tuhan yang membuat dia mengalami kemerdekaan sejati.

Tuhan yang seperti apa? Tuhan yang kuasa kebangkitan-Nya bukan dialami nanti waktu kita mati kemudian kita bangkit kembali.

Kuasa kebangkitan-Nya adalah kuasa yang melahirbarukan kita, memampukan kita untuk menjalani kehidupan kita yang baru, meninggalkan manusia lama kita dan berfokus kepada manusia baru, atau tujuan hidup yang baru.

Kuasa Tuhan yang memberikan makna di dalam setiap kehidupan kita, sehingga kita bukan lagi hidup untuk ikut-ikutan, namun kita hidup untuk mengejar Tuhan dan kehendak-Nya.

Kita berambisi, kita punyadesire(kerinduan) untuk melakukan dan menyenangkan hati-Nya. Apa sih yang kita kejar dalam hidup ini? Apakah kesuksesan, kenikmatan, ataukah kenyamanan?

Sukses itu adalah berkat Tuhan, mari syukuri itu, tapi jangan sampai ketika kita mengejar kesuksesan, kita menghalalkan segala cara dan mentolerir kebenaran.

Kalau kita dapat menikmati hidup kita, mari bersyukur untuk hal itu, karena kenikmatan pun adalah berkat Tuhan.


Namun, jangan sampai kita hanya mengejar kenikmatan, sehingga kita bukan hanya mentolerir, tetapi menutup mata terhadap dosa-dosa yang membawa kenikmatan.

Apakah kenyamanan yang menjadi incaran atau prioritas hidup kita? Sekali lagi, kenyamanan pun adalah berkat Tuhan.


Mari syukuri, namun jangan sampai kenyamanan menjadi penjara bagi kita untuk kita mau bertumbuh mengenal Tuhan kita.

Akhir kata:
1. Mari kita syukuri berkat Tuhan.
2. Mari kita rindu untuk mengenal Tuhan, jangan sampai berkat-Nya menjadi penghalang bagi kita untuk memuji dan menyembah Tuhan.
3. Mari izinkan Tuhan untuk mengubah hidup kita melalui kuasa kebangkitan-Nya yang luar biasa itu, sehingga di dalam kehidupan sehari-hari kita menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan.


Doakan dan renungkan


* Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagi Paulus, sekarang dianggapnya rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus lebih mulia dari pada semuanya.


* Kasih dan kuasa Tuhan memberikan makna sesungguhnya dalam kehidupan setiap kita.

Apa makna hidupku?