Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Filipi 3:1-6
Timotius dan Epafroditus (part 3); Kebenaran yang sejati (part 1)
1a Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan.
1b Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagimu dan memberi kepastian kepadamu.
2 Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,
3 karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
4 Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Kita pasti pernah mendengar istilah: Kalau mau cari pasangan, pikirkan dulubibit, bebet, dan bobot.
1. Bibit, artinya asal usul dan garis keturunan;
2. Bebet, artinya berbicara tentang status sosial dan posisi ekonomi;
3. Bobot, artinya berbicara tentang karakteristik dan kepribadian.
Ketika saya mendengar pesan orang yang lebih tua tentang bibit, bebet dan bobot, maka yang terbersit di otak saya adalah:
“Kasihan juga ya bila orang tuanya tidak benar, kemudian dia bertobat, tetapi dia tetap tidak bisa menjadi pasangan dari orang-orang tertentu.”
Seiring dengan berjalannya waktu, saya menyadari bahwa ukuran manusia untuk mencari pasangan itu memang terletak pada hal-hal lahiriah, dan bukankah kita juga demikian waktu menilai sesama kita.
Kita menilai orang dari hal-hal lahiriah, sampai-sampai ada istilah:don’t judge the book by its cover (jangan menilai buku bagus/tidak dari sampul depannya saja).
Di dalam Filipi 3:1-6, Rasul Paulus sedang mengkontraskan antarastandar manusia, yaitu yang suka sok mahal, pura-pura tinggi,denganstandar Allah yang didasarkan atas anugerah Tuhan, pengorbanan Tuhan Yesus yang sungguh-sungguh mahal.
Ada kutipan:Grace is free, but not cheap! (Anugerah Tuhan itu gratis, tapi tidak murahan).
Rasul Paulus menekankan, mengingatkan kembali kepada jemaat di Filipi di dalam Filipi 3:1b tentang betapa mahalnya anugerah keselamatan yang sudah mereka terima.
Jangan mau untuk berubah, jangan mau digoyang dengan hal-hal yang mungkin diajarkan berbeda dari apa yang Paulus ajarkan.
Paulus mengingatkan kepada mereka karena saat itu Paulus sedang jauh, tidak bersama-sama dengan mereka.
Paulus khawatir orang-orang Filipi tergoncang imannya karena ada orang-orang yang menekankan hal-hal tertentu untuk mendapatkan keselamatan.
Di dalamFilipi 3:2-3, Rasul Paulus mengkontraskan bahaya dari kelompok yang dimaksud:
1. “Anjing-anjing”
Jaman dahulu, anjing tidak diperlakukan seperti jaman sekarang, yang menjadikannya part of family (bagian dari keluarga).
Kaum Yahudi dari jaman dahulu sampai sekarang anti terhadap anjing, dianggap sebagai pribadi/hewan yang najis.
Sehingga waktu Paulus menyebutkan kelompok ini “anjing-anjing,” Paulus mengingat betapa liarnya hewan itu dan tidak kenal ampun saat menyerang.
2. Pekerja-pekerja yang Jahat
Kelompok orang-orang yang semangat untuk menunjukkan hasil/usahanya.
3. Penyunat-penyunat
Orang-orang yang hanya menekankan pentingnya sunat tanpa mempunyai makna di dalam sunat itu sendiri.
Paulus membandingkan dengan:
Filipi 3:3
Kebenaran yang sejati
Karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Paulus menekankan bahwa sunat yang mereka terima adalah sunat di dalam hati, jemaat Filipi jangan sampai goyah, demikian juga kita.
Filipi 3:4
Kebenaran yang sejati
Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
Kepada orang-orang Yahudi yang saat itu jemaat di Filipi, yang menekankan tanda-tanda lahiriah, pentingnya melakukan tradisi Yahudi, Paulus menunjukkan bahwa semua yang ia punya, kebanggaannya yang jauh melebihi mereka, itu sama sekali tidak dianggap.
Contoh kebanggaan Rasul Paulus di masa lalu:
1. Disunat pada hari yang kedelapan;
2. Berasal dari suku Benyamin: raja pertama dan suku yang tetap mengabdi pada kerajaan Daud saat Israel terbagi dua;
3. Orang Ibrani asli/tulen;
4. Orang Farisi (artinya Rasul Paulus adalah orang yang sangat Yahudi);
5. Penganiaya jemaat, mempunyai semangat yang menyala-nyala; menganggap orang Kristen saat itu adalah ancaman relasi mereka dengan tentara/pemerintah Roma;
6. Melakukan Hukum Taurat dengan perfect/sempurna, tidak asal-asalan.
Paulus bukan hanya mau menuliskan semuanya lalu kemudian dia hanya berbangga saja, tetapi Rasul Paulus ingin menyampaikan seperti ini:
“Ayo, jangan sampai keselamatanmu yang luar biasa mahal itu ditukar dengan standar manusia yang sok mahal, yang menilai sesuatu hanya dari penampilan, dari kegiatan-kegiatan yang kelihatannya keren/banyak.”
Waktu Paulus menulis ayat ke 5 dan 6, Paulus bukan sedang memamerkan tanda-tanda lahiriahnya, namun Paulus ingin mengatakan bahwa semua yang ia dapat sebenarnya adalah tanda-tanda lahiriah yang tidak ada gunanya.
Budaya yang menekankan tanda lahiriah atau apa yang nampak pada mata, bukan hanya terjadi di jemaat Filipi.
Budaya inipun terjadi di tempat kita, di dunia kita sekarang. Sekali lagi surat Filipi mengingatkan kita, supaya kita jangan goyah, hilang fokus, hilang arah dengan mementingkan sesuatu yang kelihatannya wow, luar biasa tapi tidak punya makna di dalamnya.
Dunia kita sekarang:
Flexing = Pamer
Standar manusia
Demi mendapatkan like, hati, sesuatu yang menyenangkan hati manusia, disingkatkan demi standar manusia. Tidak heran di jaman sekarang:
1. Utang nambah itu tak apa, yang penting gaya.
2. Tak punya uang tak apa, yang penting gaul.
3. Dikejar pinjol tak apa, yang penting exist di dunia maya.
Rasul Paulus mengingatkan, bahwa kita sebagai orang Kristen, jangan sampai kita mengikuti standar dunia yang sok mahal, sok keren, tetapi sebenarnya tidak mahal dan tidak keren.
Pesan Firman Tuhan:
1. Mari hiduplah sesuai dengan standar Tuhan, mencari perkenanan Tuhan, lakukan segala sesuatu dengan penuh makna, dengan hati yang bersyukur kepada Tuhan.
2. Jangan mencari kehebohan, tapi lakukanlah dengan makna yang daripada Tuhan.
Istilah bibit, bebet dan bobot di dalam kita sebagai orang Kristen:
1. Bibit, kita ini adalah anak-anak Allah;
2. Bebet, kita ini adalah warga kerajaan surga;
3. Bobot, kita mempunyai karakter Kristus yang melayani, mengasihi.
Doakan dan renungkan
* Rasul Paulus mengkontraskan standar manusia yang memamerkan tanda-tanda lahiriah dengan standar Allah yang didasarkan atas anugerah dan pengorbanan Tuhan Yesus.
* Paulus mengingatkan agar kita tidak hilang fokus dengan mementingkan sesuatu yang kelihatannya wow, tapi tidak punya makna kekekalan.
Hayo Fokus