Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Filipi 2:19-24
Timotius dan Epafroditus; Part 1
Saudara, hari ini kita akan membaca, dan merenungkan bagian firman Tuhan dari Filipi 2:19-24.
Filipi 2:19-24
19 Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu.
20 Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu;
21 sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus.
22 Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya.
23 Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku;
24 tetapi dalam Tuhan aku percaya, bahwa aku sendiri pun akan segera datang.
Saudara, di dalam kehidupan kita, seringkali kita bertemu dengan orang-orang yang kelihatannya baik, tetapi seiring berjalannya waktu kita kadang berpikir, “Lho koq, dia begitu, ya?”
Kita tidak akan pernah bisa menebak hati manusia. Kita tidak pernah bisa tahu apa yang menjadi isi hati dan pikiran mereka.
Jika Saudara memperhatikan beberapa waktu ini, kita suka mendengar istilahtoxic friendshipatau persahabatan yang saling meracuni satu sama lain.
Persahabatan yang tidak murni, persahabatan yang katanya sahabat, tapi bisa sama-sama saling menjatuhkan.
Di dalam kehidupan kita, itulah yang namanya manusia, hatinya sedalam lautan.
Tetapi menariknya, dalam ayat 19 – 24, Paulus menunjukkan secara tidak langsung indikator, yang seharusnya kita sadari ketika kita berelasi, atau ketika kita berteman dengan orang-orang di sekitar kita.
Jika tadi kita membahas tentangtoxic friendship, maka dalam ayat 19-24, Paulus menekankan bagaimana kita mencari teman yang baik.
Di ayat 21-22, Paulus mengatakan ada 3 karakteristik seorang teman secara khusus, berkaitan dengan Timotius, seorang juniornya, yang dapat dikatakan masih muda.
Paulus percaya dengan Timotius, bahkan bisa dikatakan, juga memberikan rekomendasi kepada jemaat di Filipi.
Ada 3 karakteristik seorang teman:
1. Tidak memikirkan kepentingannya sendiri atau tidak egois.
Berbeda dengantoxic relationship / toxic friendship, di mana seseorang ketika menjalin persahabatan ada azas untung dan ruginya, atau ada unsur bagaimana dia mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Paulus justru menekankan kata “tidak egois,” atau tidak memikirkan kepentingan diri sendiri. Dan sebaliknya, dia memikirkan apa yang menjadi fokus, menjadi pemikiran dari Paulus sendiri.
Di ayat 20, Paulus mengatakan:karena tak ada seorang kepadaku yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu.
Pada bagian ini, Paulus menekankan kata sehati dan sepikir, yang dalam bahasamodern, bisa dikatakan se-frekuensi.
Artinya apa yang menjadiconcernkamu, juga menjadiconcernsaya; apa yang menjadi pergumulanmu, saya pun menggumulinya.
Itulah sahabat yang sejati, sahabat yang sehat. Sahabat yang bukan memikirkan apa yang saya bisa dapat, atau tidak peduli dengan sesama saya.
Sebaliknya, sahabat yang baik adalah sahabat yang sekali lagi se-frekuensi, punyaconcernyang sama, dan memikirkan yang sama dengan sahabatnya.
2. Ayat 22, dikatakan telah teruji kesetiaannya.
Timotius bukanlah seorang yang baru, tetapi dia adalah seorang yang dikenal oleh jemaat di Filipi. Dia adalah seorang yang setia.
Jarang sekali saat ini kita menemukan orang-orang yang setia. Banyak kali, orang berteman hanya karena syarat dan ketentuan yang dia mau. Tapi berbeda dengan Timotius, ia dikatakan teruji atauapprovedkesetiaannya.
3. Timotius adalah seorang teman yang membangun. “Membangun” beda dengan kata “mengompori.”
“Mengompori” berarti apa yang menjadi masalah dari orang tertentu / sahabatnya, dipanas-panasi.
Dan “membangun” bukan berarti tetap mendukung teman sekalipun temannya melakukan sebuah kesalahan.
Kata “membangun” yang dimaksud dalam bagian ini adalah ayat 22, bagaimana Paulus memuji dengan mengatakan:… ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil, sama seperti seorang anak menolong bapanya.
Artinya tidak hitung-hitungan. Karena Paulus pernah punya pengalaman dengan orang-orang di sekitar, yang memberitakan Injil hanya untuk kepentingannya sendiri.
Paulus menjelaskan dalam Filipi 1:18 bagaimana orang-orang itu berpikir, bahwa dengan melakukan hal tersebut, mereka akan memperberat hukuman Paulus.
Menariknya, Paulus memuji Timotius, bahwa ia adalah seorang yang tidak seperti kelompok tersebut, tetapi Timotius adalah orang yang membangun, dan menolong.
Saya pernah mendengar sebuah istilah yang berbunyi “The Enemy of my friend is my enemy”yang artinya musuh dari teman saya adalah musuh saya.
Nampaknya ini baik, seperti mendukung, tapi saya lebih suka dengan bahasa Mandarin yang berbicara tentang teman, yaitu kata “Peng You.”
Kata “Peng You” terdiri dari dua karakter. Karakter yang pertama “Peng” memiliki 2 gambar yang sama, yang menunjukkan 2 gambar yang se-frekuensi.
Tetapi tidak berhenti di situ, karena ada disandingkan dengan karakter “You” Kata “You” dimulai dengan goretan heng dan goretan pie.
Saya membayangkan, untuk memudahkan mengingat kata ini, bahwa teman harus selalu ada di dalam kasih Kristus, sehingga sekali pun ada perselisihan, atau konflik, atau ada tidak kesepahaman, tetapi tetap diliputi oleh kasih.
Pesan firman Tuhan bagi kita:
1. Mari, mencari teman dan menjadi teman yang punya karakter Kristus, yang memilikiconcernyang sama terhadap pelayanan Tuhan, dan berdoa bagi pekabaran Injil.
Mari, memiliki teman yang sama-sama menggumuli pelayanan Tuhan di tempat-tempat yang lain.
Sekali lagi, teman tidak selalu harus sama, tetapi di dalam perbedaan, mereka tetap diliputi kasih, sehingga sekali pun ada benturan, kasih Kristus tetap menaungi mereka dan mengikat.
2. Sudahkah kita menjadi teman yang baik?
Jika Tuhan yang adalah Tuhan di atas segala sesuatu, dan mau menjadi teman bagi kita, makamari, kita juga sama-sama menjadi teman bagi orang-orang di sekitar kita, dan mencari teman yang se-frekuensi untuk pekerjaan Tuhan.
Doakan dan renungkan
* Paulus berharap segera mengirimkan Timotius kepada jemaat di Filipi, agar hatinya tenang oleh kabar tentang jemaat di sana.
* Timotius adalah teman sepelayanan Paulus yang kesetiaannya teruji, memiliki hati dan pikiran yang tertuju pada pelayanan Tuhan, dan tidak mencari kepentingannya sendiri.
Sahabat yang diandalkan