Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Filipi 2:5
Nasihat Supaya Bersatu dan Merendahkan Diri Seperti Kristus (Part 2)
Program Tuhan Adalah Gembalaku ini mengingatkan kita, betapa sukacitanya kita ketika kita tidak dibiarkan jalan sendiri, karena Tuhan, yang adalah Gembala Agung kita, selalu menuntun kehidupan kita lewat kebenaran Firman-Nya.
Filipi 2:5-8
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Kita pasti pernah mendengar atau mengucapkan secara sadar/tidak sadar kalimat seperti ini: kamu gak kenal siapa saya?
Ini adalah sebuah kalimat yang mungkin kita pikir biasa saja, namun kalau diperhatikan dengan lebih seksama, kalimat ini sebenarnya ingin menunjukkan kehebatan/kekuatan yang dimiliki oleh orang yang mengatakannya.
Kalau kita perhatikan lagi dengan seksama, kalimat ini sebenarnya mau menuntut sebuah pengakuan dari orang lain.
Setidaknya, kalimat ini mau bilang: saya ini adalah orang yang a, b, c, d yang bisa Saudara isi dengan sendirinya.
Inilah gaya hidup atau prinsip hidup yang diajarkan oleh dunia kita, yang mengajarkan bahwa mempertahankan hak-hak itu ok, sekalipun harus mengorbankan hak-hak orang lain.
Inilah yang diajarkan oleh dunia, namun hari ini Paulus mengajak kita dan jemaat Filipi yang menjadi pembaca mula-mulanya, untuk meneladani Kristus.
Filipi 2:5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Bagian ini mengajak jemaat di Filipi sebagai sebuah komunitas untuk meneladani apa yang Tuhan Yesus lakukan/kerjakan, bagaimana Tuhan Yesus merelakan/melepaskan hak-hak yang dimiliki-Nya sebagai Allah.
Filipi 2:6-7
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Kata “rupa” dalam ayat 6 bukan berbicara tentangcover/packagingatau kelihatannya.
Tetapi Paulus menekankan “yang walaupun Allah yang sesungguhnya, tidak pernah menganggap kesetaraan-Nya sebagai Allah itu sebagai sesuatu yang harus dipertahankan.”
Ada 2 bentuk kata kerja aktif yang Paulus gunakan: “mengosongkan diri-Nya” dan “mengambil rupa seorang hamba”.
Paulus ingin menekankan: Dia yang adalah Allah merelakan hak-hak/keistimewaan-Nya sebagai Allah dengan datang ke dalam dunia menjadi manusia, hidup bersama dengan manusia.
Mungkin kita berpikir bahwa kalau Dia sudah menjadi manusia, berarti Ia sudah bukan Allah lagi. Pernyataan ini salah.
Selama Ia ada di dalam dunia, Ia adalah Allah 100?n manusia 100%, namun perbedaannya Ia tidak berdosa seperti kita.
Apa yang Paulus ingin katakan dalam ayat 6-7 adalah: Tuhan Yesus yang adalah Allah, merelakan dan melepaskan semua hak-hak-Nya, membuat diri-Nya menjadinothing.
Dia yang adalaheverything, tetapi Dia membuat diri-Nya menjadi manusia biasa seperti kita, hanya saja Dia tidak berdosa.
Itulah kerendahan hati yang Tuhan Yesus lakukan. Paulus tidak berhenti hanya sampai pada kerendahan hati Dia menjadi seorang manusia.
Ayat 8: Paulus meng-highlight“Dia adalah Pribadi yang taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Penyaliban itu dilarang untuk dilakukan terhadap warga negara Roma dan dianggap sebagai sebuah kutukan bagi orang Yahudi, karena tergantung di antara langit dan bumi (ditolak oleh Allah dan manusia).
Penyaliban dilakukan hanya untuk penjahat yang terkenal dengan kejahatannya.
Penyaliban adalah bentuk penghukuman yang paling hina, memalukan, dan hukuman mati yang sangat menyakitkan.
Tetapi Tuhan Yesus di dalam ketaatan-Nya, Ia melepaskan semuanya demi mendapatkan kita yang adalah manusia yang berdosa, yang seharusnya binasa, yang seharusnya ada di atas kayu salib.
Tuhan melepaskan itu semua demi kasih-Nya kepada kita. Mari kita meresponi bagian ini dengan menjadi pengikut Kristus yang menyatakan karakter kerendahan hati dalam hidup kita.
Mari kita jangan berkata “Kamu gak kenal siapa saya?” Kita ganti kalimat itu dengan kalimat ajakan yang berkata “Yuk kenal siapa Tuhan saya.”
“Saya adalah seorang Kristen dan hidup saya mau menyatakan karakter Kristus yang adalah Tuhan yang saya sembah”
“Hidup saya diselamatkan oleh-Nya” sehingga orang menamakan kita Kristen (pengikut Kristus yang sejati).
Apa yang bisa kita terapkan?
1. Mari kita sebagi orang Kristen, jangan tunggu disapa, tetapi mari belajar untuk terlebih dahulu menyapa, bahkan kepada orang yang lebih muda, orang yang posisinya tidak sama dengan kita, orang yang dianggap dunia ini tidak berarti.
2. Jangan kita melayani karenastar syndrome(ingin mendapat pujian), tetapi kita melayani dengan rendah hati. Mari kita datang lebih awal untuk membantu pelayanan tim kita. Jangan biarkan rekan pelayanan kita menunggu kedatangan kita.
3. Mari kitaall out(memberikan yang terbaik) dalam melayani Tuhan.
Seorang Pendeta senior pernah berkata, kita harusall outmelayani dengan sukacita dan sukarela, tapi jangan dengan suka-suka.
Artinya memberikan yang terbaik, karena kita pun sudah mengalami yang terbaik dari Tuhan.
Dia rela melepaskan seluruh hak-Nya demi mendapatkan kita, mengapa kita memberikan yang biasa-biasa saja kepada Tuhan kita?
Mari kita sama-sama menyatakan, siapa Tuhan kita dengan sikap kerendahan hati yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mohon Tuhan menolong kita, menyatakan diri kita sebagai seorang Kristen.
Doakan dan renungkan
* Hendaklah dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Ia rela melepaskan hak-Nya sebagai Allah, demi kasih-Nya kepada kita.
* Mari jadi pengikut Kristus yang menyatakan karakter kerendahan hati dalam hidup kita.
Yuk kenali Tuhan saya