Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG Renungan Harian GKY Mangga Besar - Senin, 14 Juli 2025

Tuhan Adalah Gembalaku

Amsal 16:28-30

Kumpulan amsal-amsal Salomo (part 55)


Dalam kesibukan dan tekanan hidup yang kita alami, kita sering lupa bahwa banyak relasi yang damai, dan kepercayaan, dibangun atau dihancurkan lewat satu hal sederhana yaitu mulut.


Hari ini Tuhan mengundang kita untuk bisa merenungkan ulang kembali seberapa serius kita menjaga mulut kita dan sikap kita.


Amsal 16:28-30


28 Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.


29 Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik.


30 Siapa memejamkan matanya, merencanakan tipu muslihat; siapa mengatupkan bibirnya, sudah melakukan kejahatan.


Amsal 16:28


28 Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.


Amsal ini menggambarkan bagaimana kata-kata, dan juga sikap kita bisa membawa kehancuran, bahkan ketika nampaknya seperti biasa saja. Semua dimulai dari orang-orang yang curang.


Yang apa? Yang tidak berbicara apa adanya, yang suka memelintir kebenaran.


Ia tidak langsung berteriak atau mencaci maki, tetapi dengan satu komentar yang dibumbui sedikit kebohongan dengan satu cerita yang sengaja diceritakan dengan tidak lengkap, pada akhirnya pertengkaran bisa meledak.


Lalu disebut pula seorang pemfitnah; orang ini tidak selalu terlihat sebagai orang jahat, kadang ia nampak peduli seperti berkata:“Saya hanya ingin kamu tahu, saya ingin mengatakan sesuatu untuk kebaikan kamu.”


Tetapi ternyata ucapannya itu mencerai-beraikan sahabat karib, persahabatan yang dibangun bertahun-tahun akhirnya bisa hancur, oleh apa? Oleh satu kalimat tanpa kasih.


Amsal 16:29


29 Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik.


Kemudian di ayat berikutnya bicara tentang orang yang melakukan kekerasan, tetapi kekerasan di sini bukan hanya secara fisik ya memukul, menendang, ada juga kekerasan dalam bentuk tekanan emosional; kata-kata yang tajam atau ajakan yang bisa jadi menyesatkan.


Dikatakan ada orang yang membawa orang lain menjauh dari jalan Tuhan, bukan karena mengajak dengan paksa, tetapi dengan bujukan yang manis dan manipulatif.


Dan akhirnya di ayat 30 menutup rangkaian ini dengan gambaran yang sangat kuat, namun diam-diam.


Amsal 16:30


30 Siapa memejamkan matanya, merencanakan tipu muslihat; siapa mengatupkan bibirnya, sudah melakukan kejahatan.


Bayangkan seseorang yang nampaknya tenang, seolah sedang merenung tetapi sebenarnya dia sedang menyusun sebuah rencana yang tidak baik.


Dilanjutkan:“Siapa mengatupkan bibirnya sudah melakukan kejahatan.”Bibir yang diam, tapi penuh niat untuk melukai, ini bisa menunjukkan tindakan yang jahat.


Diam pun bisa berdosa, jika diam itu menyimpan kebencian; jika diam itu disengaja untuk menjatuhkan atau jika kita sengaja tidak meluruskan yang salah, ini adalah sebuah kejahatan.


Kita tahu apa yang benar, tetapi kita memilih untuk tidak berbicara, ini adalah sebuah kejahatan. Tuhan tidak hanya melihat apa yang yang keluar dari mulut kita, tetapi juga apa yang kita simpan di dalam diam kita.


Ada seorang ibu yang hidupnya berubah, karena satu komentar pedas dari kerabatnya. Komentar itu hanya sepintas tidak disertai teriakan, bahkan dilontarkan dengan senyuman.


Tetapi karena itu hatinya retak dan hubungan keluarga renggang selama bertahun-tahun.


Di sisi lain saya juga pernah bertemu dengan seorang wanita yang tidak banyak berbicara, tetapi setiap senyumnya, pelukannya, dan kalimat pendeknya seperti saya mendoakan kamu.


Terasa menguatkan seperti air sejuk di tengah padang gurun; kata-kata tidak perlu banyak untuk bisa memberikan dampak, tetapi apakah dampak yang menyembuhkan atau menyakitkan itu yang menjadi pertanyaan.


Karena itu hari ini mari kita menjaga hati, dan bibir kita, jangan sepelekan komentar kecil; bisa jadi itu sedang memecah atau membangun.


Jangan biarkan gosip atau cerita setengah benar mengalir melalui mulut kita, dan jangan biarkan diam kita menjadi senjata pasif yang merusak hubungan.


Jika hari ini Tuhan mengingatkan kita akan seseorang yang mungkin pernah kita lukai lewat perkataan atau sikap kita.


Jangan tunggu besok untuk meminta maaf, dan jika kita pernah disakiti mari kita pilih untuk bisa mengampuni, karena itu yang sudah Tuhan lakukan untuk setiap kita.


1. Hari ini, mari kita menjadi orang yang memperhatikan bukan hanya yang apa yang dikatakan, tetapi juga bagaimana, dan kenapa kita mengatakannya.


2. Biarkan kata-kata dan sikap kita menjadi alat perdamaian, bukan pemecah relasi.


Kiranya Tuhan boleh terus menolong dan memimpin kita!


Doakan dan renungkan


* Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.


* Orang yang curang dan pemfitnah tidak berbicara apa adanya, mereka suka memelintir kebenaran dengan kebohongan, yang pada akhirnya mencerai-beraikan sahabat-sahabatnya.


Sikap curang & pertengkaran