Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Amsal 16 : 22-23
Kumpulan amsal-amsal Salomo (part 52)
Apa yang kita sedang cari hari ini? Apakah kita sedang mencari solusi jawaban dari masalah kita?
Saat kita mencari ketenangan dan damai, dunia menawarkan begitu banyak informasi dari media sosial yang mungkin kita baca, baik dari grup WA ataupun dari sumber-sumber yang lain.
Hari ini kita diingatkan bahwa sumber kehidupan sejati tidak berasal dari luar, tetapi dari hikmat yang datangnya dari Tuhan.
Amsal 16 : 22-23
22 Akal budi adalah sumber kehidupan bagi yang mempunyainya, tetapi siksaan bagi orang bodoh ialah kebodohannya.
23 Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan.
Akal budi yang dimaksud di ayat ini bukan hanya tentang kepandaian akademis, melainkan juga kemampuan untuk bisa memahami hidup dan membuat keputusan yang selaras dengan kehendak Tuhan.
Orang yang memiliki hikmat seperti ini digambarkan memiliki sumber kehidupan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.
Sebaliknya, orang bodoh, walaupun telah mendapat banyak didikan, tetap tidak berubah. Masalahnya bukan pada kurangnya informasi, tetapi karena dia tidak mau diajar.
Bisa jadi karena merasa dirinya sudah pintar. “Saya baik-baik saja, kenapa harus belajar? Kenapa saya harus ikuti apa yang dikatakan?
Ia merasa dirinya malas untuk belajar dan berubah. Kemalasan adalah kebodohan yang menyiksa, karena ia tidak akan bisa menjadi lebih baik. Ia akan menjadi orang yang seperti itu terus bahkan menjadi lebih buruk.
Di ayat 23 dijelaskan bahwa hati yang bijak akan mempengaruhi perkataannya.
Apa yang keluar dari mulut kita mencerminkan keadaan hati kita. Bila kita adalah orang yang bijaksana maka tentulah dari mulut kita akan keluar kebijaksanaan.
Hati yang bijaksana tidak akan mengatakan perkataan yang sembarangan, yang tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Orang yang bijaksana akan mengeluarkan kata-kata yang bijaksana pula.
Saya pernah bertemu dengan seseorang yang sederhana di sebuah daerah.
Orang ini tidak tamat sekolah formal, tetapi setiap kali ia berbicara, orang-orang di sekitarnya terdiam dan mendengarkan. Kata-katanya tidak panjang, tetapi kata-katanya penuh dengan makna.
Kemudian saya bertanya kepada Bapak ini, “Kenapa bapak tidak banyak berbicara tetapi bisa memberikan kekuatan kepada yang lain?”
Lalu Bapak ini menjawab, "Saya hanya berbicara kalau sudah saya doakan, karena lidah bisa menyakiti, tetapi dari lidah yang sama juga bisa memberikan kehidupan.
kebijaksanaan tidak datang dari buku-buku yang tebal, tetapi dari hubungan dalam Tuhan dan juga kerendahan hati yang terus mau belajar dan diajar. Dari sanalah aliran hidup keluar.
Bagaimana dengan kita hari ini? Apakah hati kita terbuka untuk hikmat Tuhan? Apakah kita belajar bukan hanya sekedar untuk tahu mengisi kepala, tetapi juga untuk bisa berubah menjadi lebih baik dan seperti yang Tuhan inginkan?
Apakah perkataan kita mengalir dari hati yang bijaksana atau dari emosi yang belum pernah kita bereskan?
Mintalah hari ini supaya Tuhan menjadikan kita pribadi yang bijaksana yang hidupnya menghidupkan dan yang perkataannya menyejukkan.
Hari ini janganlah sekedar mengejar pengetahuan, tetapi kejarlah akal budi dari Tuhan karena di sanalah sumber kehidupan.
Biarlah setiap kata-kata yang keluar dari bibir kita mencerminkan hikmat dan kasih Tuhan.
Kiranya Tuhan memberkati hati kita dan memimpin lidah kita untuk boleh memberikan kekuatan kehidupan kepada yang lain.
Doakan dan renungkan
* Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan bibirnya lebih dapat meyakinkan.
* Lidah dapat menyakiti, tetapi dari lidah yang sama juga dapat memulihkan dan membangun. Pernahkah kita meminta Tuhan memimpin lidah kita?
Lidah yang dipimpin Tuhan