Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan adalah Gembalaku
Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Selasa, 27 Juli 2021
Keluaran 22:7-15
Peraturan Tentang Jaminan Harta
Sesama Manusia
Tuhan memberikan kepada kita
hukum-hukumNya di dalam Kitab
Suci.
Dari hukum-hukumNya itu
kita tahu bahwa manusia harus
memiliki moralitas yang baik karena
manusia diciptakan dalam gambar
dan rupa Allah.
Berapa banyak di antara kita yang
melihat peraturan-peraturan itu
sebagai hukum-hukum yang
mengikat sehingga kita tidak
ada kebebasan? Namun tidakkah
kita menyadari bahwa peraturan-
peraturan yang ada itu
menggambarkan bahwa kita
adalah manusia yang memiliki
harkat dan martabat yang begitu
tinggi?
Dengan kesadaran seperti
itu, kita melihat peraturan-peraturan
itu dari sudut pandang yang berbeda.
Dan kita memiliki kesukaan untuk
hidup menurut peraturan-peraturan
itu, karena itulah gambaran siapakah
manusia.
Demikian juga dengan hukum-
hukum Allah yang diberikan
kepada kita.
Hukum-hukum Allah memberitahu-
kan kepada kita, bahwa manusia
adalah mahluk yang berharga dan
bermartabat di mata Tuhan.
Keluaran 22:7-15
7.Apabila seseorang menitipkan
kepada temannya uang atau
barang, dan itu dicuri dari rumah
orang itu, maka jika pencuri itu
terdapat, ia harus membayar
ganti kerugian dua kali lipat.
8.Jika pencuri itu tidak terdapat,
maka tuan rumah harus pergi
menghadap Allah untuk
bersumpah, bahwa ia tidak
mengulurkan tangannya
mengambil harta kepunyaan
temannya.
9.Dalam tiap-tiap perkara
pertengkaran harta, baik tentang
seekor lembu, tentang seekor
keledai, tentang seekor domba,
tentang sehelai pakaian, baik
tentang barang apa pun yang
kehilangan, kalau seorang
mengatakan: Inilah kepunyaanku
maka perkara kedua orang itu
harus dibawa ke hadapan Allah.
Siapa yang dipersalahkan oleh
Allah haruslah membayar kepada
temannya ganti kerugian dua kali
lipat.
10. Apabila seseorang menitipkan
kepada temannya seekor keledai
atau lembu atau seekor domba
atau binatang apa pun dan
binatang itu mati, atau patah
kakinya atau dihalau orang
dengan kekerasan, dengan tidak
ada orang yang melihatnya,
11.maka sumpah di hadapan
TUHAN harus menentukan di
antara kedua orang itu, apakah ia
tidak mengulurkan tangannya
mengambil harta kepunyaan
temannya, dan pemilik harus
menerima sumpah itu, dan yang
lain itu tidak usah membayar
ganti kerugian.
12.Tetapi jika binatang itu benar-
benar dicuri orang dari padanya,
maka ia harus membayar ganti
kerugian kepada pemilik.
13.Jika binatang itu benar-benar
diterkam oleh binatang buas,
maka ia harus membawanya
sebagai bukti. Tidak usah ia
membayar ganti binatang yang
diterkam itu.
14.Apabila seseorang meminjam
seekor binatang dari temannya,
dan binatang itu patah kakinya
atau mati, ketika pemiliknya tidak
ada di situ, maka ia harus
membayar ganti kerugian
sepenuhnya.
15.Tetapi jika pemiliknya ada di
situ, maka tidak usahlah ia
membayar ganti kerugian. Jika
binatang itu disewa, maka
kerugian itu telah termasuk dalam
sewa.
Relasi kita dengan manusia lain
dapat mengekspresikan siapa kita.
Tentu bukan hal-hal yang lahiriah
yang diekspresikan, karena hal-hal
lahiriah dapat dilihat.
Kita sesungguhnya dapat
mengekspresikan batin kita,
melalui perilaku dan tutur kata
kita.
Tuhan ingin kita sebagai
orang percaya memiliki batin yang
manunggal kepada Tuhan, yaitu
batin yang takut akan Tuhan.
Itu adalah dasar atau fondasi
bagaimana perilaku hidup kita
sehari-hari, sehingga hidup kita
boleh mencerminkan siapakah kita
sebagai orang-orang percaya.
Pesan Firman Tuhan pada hari
ini:
1.Kita harus menghargai
kepercayaan yang diberikan orang
lain kepada kita,
karena kepercayaan orang lain
merupakan kehormatan bagi kita.
Keluaran 22:7-8
7.Apabila seseorang menitipkan
kepada temannya uang atau
barang, dan itu dicuri dari rumah
orang itu, maka jika pencuri itu
terdapat, ia harus membayar
ganti kerugian dua kali lipat.
8.Jika pencuri itu tidak terdapat,
maka tuan rumah harus pergi
menghadap Allah untuk
bersumpah, bahwa ia tidak
mengulurkan tangannya
mengambil harta kepunyaan
temannya.
Menitipkan barang atau
menitipkan uang merupakan
sebuah kepercayaan.
Bahwa orang percaya padanya
sehingga dia berani menitipkan
barang atau uangnya.
Sebagai orang yang dititipkan maka
ia menjadi orang yang bertanggung
jawab akan uang atau barang itu.
Bagaimana orang itu bertanggung
jawab? Ketika dia menyadari
bahwa kepercayaan orang lain itu
merupakan kehormatan bagi dia.
Sebagai orang kristen, kita harus
menjadi orang yang dapat
dipercaya.
Menjadi orang yang dapat dipercaya
merupakan kehormatan, karena
melaluinya kita boleh menjadi saksi
bagi Tuhan di tengah dunia ini.
Menjadi orang yang dipercaya
adalah orang yang menghargai
kehormatan yang Tuhan berikan
kepadanya.
Kita sungguh-sungguh menjaga
kepercayaan yang orang lain berikan
kepada kita dengan sebaik-baiknya.
Apapun yang kita katakan atau
perbuat di dalam Tuhan, orang lain
percaya semuanya itu keluar
dari hati yang takut akan Tuhan.
Marilah kita menjaga kepercayaan
orang lain dengan penuh hormat
supaya nama Tuhan
dipermuliakan.
2.Takut akan Tuhanlah yang
membangun integritas kita.
Keluaran 22:10-11
10. Apabila seseorang menitipkan
kepada temannya seekor keledai
atau lembu atau seekor domba
atau binatang apa pun dan
binatang itu mati, atau patah
kakinya atau dihalau orang
dengan kekerasan, dengan tidak
ada orang yang melihatnya,
11.maka sumpah di hadapan
TUHAN harus menentukan di
antara kedua orang itu, apakah ia
tidak mengulurkan tangannya
mengambil harta kepunyaan
temannya, dan pemilik harus
menerima sumpah itu, dan yang
lain itu tidak usah membayar
ganti kerugian.
Ini mengajarkan kepada kita
bahwa yang sangat menentukan
integritas seseorang adalah takut
akan Tuhan.
Dengan takut akan Tuhan, maka
orang di dalam kebenaran berani
bersumpah di hadapan Tuhan.
Namun ketika seseorang tidak
takut akan Tuhan, maka segala
sesuatu yang dia perbuat, dia
perbuat sebagaimana dia ingin
perbuat.
Dia dapat menipu orang lain.
Ketika Saudara dan saya mengenal
Tuhan, dan takut akan Tuhan,
maka Saudara dan saya akan
berkata sebagaimana seharusnya
kita katakan, sebagaimana
kebenaran yang kita ketahui tanpa
ditambah dan dikurangi, atau
tanpa dusta atau membohongi.
Marilah kita menjaga hati takut
akan Tuhan.
Hati takut akan Tuhan itulah yang
memelihara integritas hidup kita
dimana pun kita berada, ketika dilihat
atau tidak dilihat orang, di
pekerjaan apa pun yang kita
kerjakan, baik orang yang
mengenal kita atau orang yang
tidak mengenal kita.
Ketika kita takut akan Tuhan,
hidup kita ada di hadapan Tuhan.
Tuhan melihat kita dan kita rindu
menyenangkan hati Tuhan.
3. Menghargai milik orang lain
merupakan ekspresi kita
menghargai orang tersebut.
Keluaran 22:14-15
14.Apabila seseorang meminjam
seekor binatang dari temannya,
dan binatang itu patah kakinya
atau mati, ketika pemiliknya tidak
ada di situ, maka ia harus
membayar ganti kerugian
sepenuhnya.
15.Tetapi jika pemiliknya ada di
situ, maka tidak usahlah ia
membayar ganti kerugian. Jika
binatang itu disewa, maka
kerugian itu telah termasuk dalam
sewa.
Seringkali kita tidak menyadari
bahwa sikap tidak menghargai
milik orang lain merupakan akar
sikap kita tidak menghargai orang
lain.
Tidak peduli apakah kita dilihat atau
tidak dilihat, ketika kita
menghormati orang tersebut,
maka kita akan menghargai milik
orang tersebut.
Kepemilikan itu merupakan berkat
yang Tuhan berikan kepada kita,
karena sesungguhnya apa yang
kita miliki adalah titipan Tuhan,
demikian juga apa yang dimiliki orang
lain adalah titipan Tuhan.
Ketika kita menghargai kepemilikan
orang lain, kita juga sedang
menghargai Tuhan yang menitipkan
segala sesuatu pada orang tersebut.
Menghargai kepemilikan orang
lain merupakan sikap yang terpuji,
sikap yang Tuhan inginkan dalam
kehidupan kita, sehingga orang lain
dapat melihat kita bisa dipercaya.
Belajarlah menghargai kepemilikan
orang lain dengan menghargai dan
menghormati sang pemilik.
Jadilah orang percaya yang bisa
menghormati orang lain termasuk
apa yang dimilikinya.
Doakan dan renungkan:
*Pernahkah barang milik Saudara
hilang atau rusak saat dititipkan
pada teman? Apa perasaan
Saudara? Marah? Kecewa? Tidak
dihargai?
*Atau sebaliknya, akibat kelalaian
Saudara, barang titipan teman
hilang atau rusak.
*Tanpa kita sadari sebenarnya
sikap tidak menghargai
milik orang lain merupakan akar
dari sikap kita tidak menghargai
orang tersebut.
Milikmu adalah anugerah Tuhan
yang harus ku hargai