Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 14 April 2025

Tuhan Adalah Gembalaku



Lukas 23:34

Yesus disalibkan (part 1)


Pernahkah saudara merasa sangat disakiti oleh seseorang, mungkin dikhianati oleh teman, disalahpahami oleh keluarga, atau bahkan diperlakukan tidak adil?


Dalam situasi seperti itu reaksi alami kita adalah merasa marah, kita kecewa, dan mungkin ingin membalas.


Kita sering berpikir mereka harus tahu betapa sakitnya hati saya, karena perlakuan mereka.


Tetapi hari ini kita akan belajar dari Tuhan Yesus yang memberikan respon yang sangat berbeda, ketika mengalami penderitaan yang jauh lebih besar.


Lukas 23:34


Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.


Bayangkan keadaan saat itu; Yesus tergantung di kayu salib, tubuhnya penuh luka, nafasnya semakin berat di seklilingnya para prajurit Romawi tertawa mengejek.


Pemimpin agama Yahudi puas, karena mereka telah menang, dan orang-orang yang dulu berseru:“Hosana…Hosana!” kini berteriak,”salibkan Dia…salibkan Dia!”


Di tengah penderitaan yang luar biasa, Yesus tidak berteriak meminta keadilan bagi diri-Nya; tidak juga mengutuk mereka yang menyakiti-Nya.


Sebaliknya dari bibir-Nya yang penuh kasih keluar doa pengampunan:“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34a)


Pernahkah kita merenungkan betapa luar biasanya doa ini? Yesus meminta pengampunan bagi orang-orang yang sedang menyiksa dan membunuh-Nya.


Jika kita ada di posisi Tuhan Yesus mungkin kita akan berteriak meminta keadilan, atau memohon agar Tuhan menghukum mereka.


Tetapi Yesus memilih jalan pengampunan, yang lebih luar biasa lagi Yesus tidak menunggu mereka sadar, dan meminta maaf baru mengampuni mereka.


Para prajurit yang menyalibkan-Nya mungkin hanya menjalankan tugas; para pemimpin agama yang menyerahkan-Nya berpikir, bahwa mereka sedang melakukan hal yang benar.


Orang banyak yang mengejek-Nya tidak menyadari, bahwa mereka sedang menghina Anak Allah sendiri. Yesus melihat ketidaktahuan mereka, tetapi tetap memilih untuk mengampuni.


Bukankah ini sangat berbeda dari cara kita berpikir? kita sering menunggu orang lain datang meminta maaf, sebelum kita bersedia mengampuni.


Kita ingin mereka sadar dulu akan kesalahan mereka, baru kita mau melepaskan pengampunan.


Tetapi Tuhan Yesus menunjukkan, bahwa pengampunan sejati tidak menunggu orang lain berubah, tetapi berasal dari hati yang penuh kasih.


Tuhan Yesus tidak hanya ingin kita mengagumi pengampunannya, tetapi Tuhan juga ingin setiap kita mengikuti-Nya.


Kolose 3:13


Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.


1. Pengampunan bukan sekedar perasaan, tetapi sebuah keputusan.


Mengampuni tidak selalu mudah, tetapi jika kita terus menyimpan kepahitan justru kita yang akan tersiksa.


Ada sebuah kisah seorang pria yang bertahun-tahun hidup dalam kebencian terhadap seseorang yang telah menyakitinya.


Setiap kali ia mengingat kejadian itu hatinya penuh kemarahan, sampai suatu hari ia mendengar seorang pendeta berkata: “Menyimpan kepahitan seperti memegang bara api, berharap orang lain yang terbakar padahal kitalah yang terbakar sendiri.”


Saat itu pria itu sadar bahwa dendamnya hanya menyakiti dirinya sendiri, ia pun berdoa, dan melepaskan pengampunan, dan hatinya merasakan kelegaan yang luar biasa.


Bukankah ini juga sering terjadi dalam hidup kita? Mungkin kita merasa seseorang tidak pantas untuk menerima pengampunan dari kita.


Tetapi mari kita ingat apakah kita pantas untuk menerima pengampunan dari Tuhan? Tuhan Yesus telah lebih dahulu mengampuni kita, bahkan sebelum kita sadar akan dosa-dosa kita.


2. Sebagai orang yang telah menerima kasih karunia Tuhan, kita pun dipanggil untuk mengampuni.


Mungkin ada orang yang pernah menyakiti kita, mungkin itu keluarga, teman, bahkan seseorang di gereja.


Hari ini Tuhan mengundang kita untuk berdoa seperti Tuhan Yesus: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”


Mengampuni bukanlah hal yang mudah, tetapi itu adalah jalan yang Tuhan tunjukkan kepada kita.


Ketika kita mengampuni; kita bukan hanya membebaskan orang lain, tetapi juga membebaskan diri kita sendiri dari belenggu kepahitan.


Semoga kita semua mengalami kasih dan kedamaian Tuhan melalui pengampunan!


Doakan dan renungkan


* Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain.


* Apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, perbuat jugalah demikian.


Seperti aku diampuni