Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 12 April 2025

Tuhan Adalah Gembalaku



Kejadian 4:1-7

Kain dan Habel


Di sebuah desa yang kecil, hiduplah dua sahabat yang bernama Andi dan Budi. Mereka berdua bekerja sebagai petani.


Andi adalah seorang yang rajin dan selalu bersyukur atas hasil panennya, sedangkan Budi seringkali membandingkan dirinya dengan orang lain.


Suatu hari, Andi mendapat hasil panen yang lebih baik dari biasanya dan tetangganya memuji dia karena usahanya dan Andi pun bersyukur kepada Tuhan.


Namun, ketika Budi melihat keberhasilan Andi, hatinya mulai dipenuhi dengan rasa iri.


Setiap hari ia merasa tidak adil bahwa Andi mendapat hasil panen yang lebih baik, padahal mereka sama-sama bekerja keras.


Lama-lama iri hatinya berubah menjadi kemarahan, ia mulai mencari alasan untuk membenci Andi. Sampai akhirnya ia merencanakan sesuatu yang jahat.


Kisah ini mengingatkan kita kepada kisah Kain dan Habel, iri hati yang tidak dikendalikan dapat membawa kita kepada dosa yang lebih besar.


Kejadian 4:1-7

Kain dan Habel


1 kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN.”


2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.


3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;


4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,


5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.


6 Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?


7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.”


Kain dan Habel, dua anak Adam dan Hawa membawa persembahan kepada Tuhan.


Habel mempersembahkan anak sulung dari ternaknya yang terbaik, sedangkan Kain mempersembahkan hasil tanahnya, tetapi tidak dijelaskan apakah hasil tanah yang terbaik.


Alkitab tidak menjelaskan mengapa Allah tidak menerima persembahan Kain, tetapi kita percaya kepada kedaulatan Allah.


Bagaimana perasaan Kain? Mungkin ia merasa tidak dihargai, merasa Tuhan lebih menyukai Habel, iri dan marah bukan hanya kepada Habel tetapi juga kepada Tuhan.


Bukankah kita juga sering mengalami hal yang sama?


Ketika orang lain lebih berhasil, kita merasa Tuhan tidak adil. Ketika orang lain dipuji, kita merasa cemburu, iri dan tidak dihargai.


Kita mulai bertanya kenapa Tuhan lebih memberkati dia? Kenapa hasil berkat usaha saya lebih sedikit?


Di sini kita melihat Tuhan tidak diam. DalamKejadian 4-6Ia datang berbicara kepada Kain. Allah memperingatkan Kain, iri hati adalah pintu masuk bagi dosa yang lebih besar.


Jika Kain tidak mengendalikan hatinya, dosa akan menguasai dirinya. Sayangnya, Kain tidak mendengarkan Tuhan, ia membiarkan kemarahan dan iri hati menguasai dirinya.


Iri hati yang dibiarkan berkembang akhirnya mengarah kepada kejahatan yang mengerikan, pembunuhan pertama dalam sejarah manusia.


Mungkin kita tidak membunuh seperti Kain, tetapi berapa kali iri hati membuat kita membenci orang lain, berapa kali kita senang saat orang lain gagal.


Berapa kali kita sulit mengucapkan selamat saat teman kita berhasil, berapa kali kita membicarakan keburukan orang lain karena kita ingin mereka terlihat lebih buruk daripada kita?



Amsal 14:30


Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.


Iri hati bukan hanya merusak hubungan kita dengan orang lain, tetapi juga merusak hati kita sendiri. Bagaimana kita mengatasi, mengalahkan iri hati?


Mari kita belajar untuk bersyukur.


Kain tidak bersyukur atas apa yang ia miliki, jika saja ia datang kepada Tuhan dengan hati yang rendah dan bertobat, Tuhan pasti menerimanya.


Ketika kita melihat keberhasilan orang lain, ingatlah bahwa Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi setiap kita.


Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain.


Habel tidak melakukan kesalahan apapun kepada Kain, tetapi Kain melihatnya sebagai saingan.


Kehidupan ini bukanlah sebuah perlombaan, Tuhan memberi setiap orang bagian dan berkat yang berbeda. Kita tidak perlu bersaing dengan orang lain tentang pujian, harta yang kita dapat dan miliki.


Mari datang kepada Tuhan dan menyerahkan perasaan iri hati kita dan meminta pertolongan-Nya.


Tuhan telah memperingatkan Kain sebelum ia jatuh lebih dalam, jika kita mulai merasa iri dan marah, datanglah kepada Tuhan dan minta pertolongan.


Tuhan sanggup mengubah hati yang iri menjadi hati yang penuh damai dan sukacita.


Mari kita mengingat, iri hati yang tidak dikendalikan bisa membawa kita kepada dosa yang lebih besar.


Tuhan selalu memperingatkan kita sebelumnya, mari kita belajar bersyukur dan tidak membandingkan diri kita dengan orang lain.


Apakah saat ini ada orang yang membuat kita iri terhadapnya? Apakah ada kepahitan dalam hati kita?


Mari kita lepaskan semua itu kepada Tuhan, jangan biarkan dosa menguasai kita. Mari kita belajar untuk hidup dalam kasih dan syukur.


Doakan dan renungkan


* Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan Tuhan, hatinya menjadi sangat panas, dan mukanya muram.


* Ia tidak mendengarkan Tuhan, dan membiarkan iri hati menguasai dirinya hingga ia melakukan kejahatan yang mengerikan, pembunuhan pertama dalam sejarah manusia.


Hati-hati: Iri hati!