Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Minggu, 06 April 2025

Tuhan Adalah Gembalaku

Kejadian 2:4-7

Allah Menciptakan Langit dan Bumi Serta Isinya (Part 6)

Saat Saudara bertemu dengan seseorang, bagaimana Saudara menilai orang tersebut? Berdasarkan apa Saudara akan melakukan penilaian?

Di dalam dunia modern saat ini kita seringkali menilai seseorang berdasarkan status mereka: kekayaan (apa yang mereka miliki) atau pencapaian (pencapaian-pencapaian apa saja yang mereka sudah gapai).

Seringkali ada orang-orang kaya merasa lebih penting, karena mereka memiliki harta yang banyak. Orang pintar merasa lebih tinggi karena kepandaiannya, karena pendidikannya.

Mungkin orang yang kuat merasa lebih berharga karena kekuatannya.


Tetapi ketika kita kembali kepada Firman Tuhan dalam Kejadian 2:4-7, kita melihat bagaimana manusia benar-benar diciptakan.


Kejadian 2:4-7


4 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, —


5 belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;


6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu —


7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.


Di dalam ayat yang ke-7 dikatakan:TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.


Ayat ini memiliki makna yang sangat dalam, yang dapat mengubah cara kita melihat diri kita sendiri, mengubah cara kita hidup, dan bagaimana kita berelasi dengan Allah kita.


Hari ini kita merenungkan kebenaran dari ayat ini:


1. Kita bukan apa-apa tanpa Tuhan.


Hal pertama yang perlu kita sadari adalah, bahwa asal usul kita bukan dari sesuatu yang mewah atau berharga secara duniawi.


Kita tidak diciptakan dari emas, berlian, perak, atau apa pun. Tetapi kita diciptakan dari debu dan tanah. Apa itu debu tanah?


Debu adalah sesuatu yang kecil, ringan, dan mudah ditiup angin. Debu tidak memiliki keindahan, harga, ataupun kekuatan.


Debu seringkali dianggap sebagai sampah yang harus dibersihkan. Saya yakin setiap kita sering menyapu dan mengelap, karena banyak debunya.


Ini mengingatkan kita, bahwa manusia sebenarnya tidak memiliki apa-apa tanpa Tuhan. Kita hanyalah debu tanah.


Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa pintar kita, atau seberapa terkenal kita, pada akhirnya kita semua berasal dari debu dan akan kembali kepada debu.


Pengkhotbah 3:20
(Shellabear)


Semuanya pergi ke satu tempat. Semuanya berasal dari debu dan semuanya kembali kepada debu.


Itulah kita. Karena itu janganlah kita menjadi orang yang sombong dengan apa yang kita miliki hari ini.


Semua pencapaian tidak ada artinya tanpa Tuhan. Hanya kasih karunia Allah, maka kita bisa hidup dan memiliki nilai.


2. Mari kita menyadari bahwa hidup kita bergantung sepenuhnya kepada Allah.


Kejadian 2:7b
(AYT)


dan mengembuskan napas kehidupan ke dalam lubang hidungnya sehingga manusia itu menjadi makhluk yang hidup.


Kita tidak hanya diciptakan dari tanah, tetapi kita menjadi hidup karena Tuhan memberikan napas-Nya kepada kita.


Ini berarti hidup kita bukan sekedar tubuh yang berfungsi, tetapi ada unsur roh yang berasal dari Allah sendiri.


Saat Allah menjadikan benda-benda penerang, makhluk hidup yang lain, Allah berfirman, lalu tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan itu hidup.


Tetapi saat Allah menjadikan manusia, Allah menghembuskan napas kehidupan. Hidup kita bergantung kepada Allah.


Apa arti napas hidup dari Tuhan?


Dalam bahasa Ibrani kata “napas” yang digunakan di sini memiliki arti roh/kehidupan yang berasal dari Tuhan.


Tuhan tidak hanya menciptakan kita seperti patung tanah liat. Tetapi Ia menghembuskan sesuatu dari diri-Nya sendiri ke dalam setiap kita.


Ini berarti kita bukan hanya makhluk fisik, tetapi kita juga makhluk rohani yang diciptakan untuk berelasi, berhubungan dengan Tuhan Allah kita.


Ayub 33:4


Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.


Hidup kita tidak hanya tentang bekerja, sekolah, atau mengejar impian duniawi. Hidup kita seharusnya mencari Tuhan dan hidup kita adalah bagi Dia.


Jika Tuhan mencabut napas kita hari ini, kita tidak akan bisa berbuat apa-apa. Kita memerlukan Tuhan.


Firman ini mengingatkan, tanpa Tuhan kita tidak bisa apa-apa.


Siapakah kita di hadapan Tuhan? Kita bukan siapa-siapa tanpa Tuhan. Kita berasal dari debu dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya.


Karena itu, mari kita boleh melihat diri kita, melihat orang-orang di sekitar kita sama seperti bagaimana Allah melihat kita.


Hidup kita hanya berharga karena Tuhan yang memberikan napas-Nya kepada setiap kita. Jangan sia-siakan hidup dengan hal-hal yang tidak kekal.


Bersyukurlah setiap hari atas kehidupan yang Tuhan berikan dan gunakan hidup ini untuk Tuhan, bukan hanya sekedar mengejar kesenangan dunia ini.


Kiranya Tuhan boleh menolong setiap kita untuk boleh melihat diri kita dengan benar, melihat diri orang lain dengan benar, dan kita ingat kita perlu Tuhan dalam menjalani hidup ini.


Doakan dan renungkan


* TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.


* Siapakah kita di hadapan Tuhan? Kita bukan siapa-siapa. Kita berasal dari debu yang sepenuhnya bergantung pada kemurahan-Nya.


Masih berani sombong?