Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Roma 7:21-26
Perjuangan Hukum Taurat dan Dosa
Hari-hari ini kita sering mendengar berita tentang banyak tindakan dan perbuatan orang jahat di sekeliling kita, bahkan perbuatan-perbuatan yang keji.
Setelah mereka tertangkap, ketika ditanya motif atau alasan yang membuat mereka melakukan itu, seringkali kita dapati mereka mengatakan bahwa mereka khilaf.
Mereka sebenarnya tidak berniat melakukan itu, atau gelap mata, mereka sebenarnya tidak ingin melakukan itu.
Tentu kita tidak bisa membenarkan apa pun alasannya.
Tapi kita melihat bagaimana sebenarnya kuasa dosa dan natur dosa itu mencengkeram begitu erat, sehingga orang yang sebenarnya ingin melakukan sesuatu yang benar, tidak pernah bisa melakukan dengan baik.
Itulah yang digambarkan oleh Rasul Paulus dalam:
Roma 7:21-26
21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.
22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,
23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
26 Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.
Seperti sebuah film yang menceritakan sosok monster yang mengambil alih tubuh seorang manusia, di mana dia tiba-tiba bisa menjadi kuat dan memaksa melakukan hal-hal yang buruk.
Itu mungkin cerita tentang dunia, tapi sebenarnya itu juga cerita tentang kuasa dan hukum dosa.
Ketika natur atau sifat dosa seperti membajak seluruh keberadaan diri kita sebagai manusia, dan memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang jahat.
Meski kita tahu yang baik dan ingin melakukannya, tetapi karena dosa itu jauh lebih kuat, ujung-ujungnya justru kita melakukan apa yang jahat.
Jadi, karena upah dosa adalah maut, maka manusia itulah yang akhirnya terjerat dalam hukuman maut.
Banyak orang yang mengatakan, “Saya khilaf. Bukan saya yang sebenarnya ingin melakukan itu.” Namun sesungguhnya, apa pun perbuatan dosa itu, kita tidak dapat melepaskan diri dari padanya.
Ini mengindikasikan betapa kuasa dosa itu mencengkeram seluruh umat manusia.
Di sini Paulus juga mengajarkan, sekalipun hukum Taurat itu sangat baik dan bersifat rohani, ternyata itu tidak dapat diberlakukan sepenuhnya dalam diri manusia, bahkan dalam diri Paulus yang masih bersifat kedagingan.
Paulus menceritakan ketika ia ingin berbuat baik, ia berpikir baik, tetapi justru keinginannya itu berbuahkan sesuatu yang tidak baik.
Bahkan apa yang dibenci Paulus itu yang dilakukannya. Maka dikatakan, aku ini manusia celaka, kata Paulus.
Tapi bersyukurlah, di dalam diri setiap orang yang sudah menerima Kristus, pertarungan antara keinginan daging dan keinginan roh yang ada di dalam diri kita itu membuat kita ada dalam suatu kesadaran, bahwa kita perlu sungguh-sungguh bergantung hanya kepada Tuhan.
Pernahkah berpikir, ketika engkau hendak berbuat sesuatu yang salah atau menjurus kepada perbuatan dosa, ada satu jeda waktu di mana kita perlu berpikir, Tuhan tolong saya untuk tidak terjerumus di situ, tidak dikuasai di situ.
Saya percaya Roh Kudus itu menolong kita dan memampukan kita untuk menyuarakan sebuah berita dan pesan kebenaran. Itulah berita baiknya buat kita.
Sebenarnya kuasa dosa itu sudah dihancurkan dan kita perlu terus menerus melatih diri kita dengan disiplin, dengan hati yang berserah dan bersandar kepada Tuhan untuk mulai melawan segala keinginan untuk berbuat dosa, karena hati kita sudah dikuduskan dan dibenarkan.
Karena itulah, sebagai orang Kristen, memang benar kita selalu diperhadapkan kepada pilihan-pilihan yang sulit.
Ketika kita sudah mencoba untuk hidup dalam jalan kebenaran Allah, selalu saja ada keinginan kita untuk menghindari dan tidak melakukannya.
Dalam situasi yang penuh dengan peperangan itu kita butuh suatu kekuatan dan senjata yang lebih kuat, yaitu perisai kebenaran.
Sehingga apa pun godaan dan keinginan yang ada, kita tahu waktu kita taat kepada Tuhan, ada kemenangan yang tersedia buat kita.
Kita bersyukur sebab Tuhan membebaskan kita dan tidak membiarkan kita diperbudak terus menerus dan selamanya oleh dosa.
Inilah waktunya bagi kita untuk memuji Tuhan seperti Paulus. Tuhan sudah mengalahkan maut, Ia memberikan kita kekuatan yang dulunya kita adalah lemah.
Tuhan berkuasa atas hidupmu dan hidup saya.
Doakan dan renungkan
* Paulus menceritakan ketika ia ingin berbuat baik, tetapi justru yang tidak baik yang ada padanya.
* Tapi syukurlah, dalam diri setiap orang yang sudah menerima Kristus, pertarungan antara keinginan daging dan keinginan roh membuat kita sadar bahwa kita perlu bergantung kepada Tuhan.
Allah memampukan