Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 13 Maret 2025

Tuhan Adalah Gembalaku

Roma 6:1-14

Mati dan Bangkit dengan Kristus


Sekarang ini, kita hidup di zaman dan generasi yang sangat mementingkan perasaan. Perasaan itulah yang seringkali mempengaruhi tindakan-tindakan kita.


Tetapi, sebenarnya pengaruh yang lebih utama adalah cara dan pola pikir kita. Pola pikir yang benar membuat kita bisa membingkai perasaan yang valid dan menolong kita untuk bertindak secara benar.


Itulah yang diajarkan oleh Rasul Paulus ketika mengingatkan jemaat di Roma.


Roma 6:1-14


1 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?


2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?


3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?


4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.


5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.


6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.


7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.


8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.


9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.


10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.


11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.


12 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.


13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.


14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.


Setelah membahas hubungan Adam dan Kristus, Paulus melanjutkan kembali kepada apa yang terjadi dalam kehidupan orang percaya.


Sejak mereka mengaku percaya, kehidupan mereka seharusnya meneladani dan meniru kehidupan Kristus.


Yang artinya, jika kita melihat kematian Kristus, itu juga menjadi kematian kita karena dosa; dan kebangkitan-Nya adalah kebangkitan kita untuk hidup yang baru.


Paulus tidak hanya meminta orang percaya untuk meninggalkan hidup yang lama yang penuh dosa, tetapi dia juga memberikan alasannya.


Dia menanyakan,” …atau tidak tahukah kamu?” sebuah pertanyaan retorik yang diberikan oleh Paulus untuk menegaskan, bahwa setiap orang yang percaya kepada Kristus, telah ikut mati, dibangkitkan dan hidup bersama Kristus, karena dia sudah menjadi satu dengan Kristus.


Karena itu, seharusnyalah kehidupan orang percaya menjadi kehidupan yang meninggalkan dosa dan memuliakan Allah.


Hidup dalam kekudusan memang merupakan kewajiban yang dijalani oleh orang percaya.


Tetapi, tidak berarti kasih karunia Allah yang berlimpah-limpah menjadi kesempatan bagi kita untuk dengan bebas berbuat dosa, di mana kita percaya, jika kita berbuat dosa pasti diampuni dan kasih karunia selalu tersedia.


Tetapi, karena kita telah mati bagi dosa dan hidup bagi kebenaran, sehingga seharusnya dosa itu tidak lagi terus menerus berkuasa di dalam diri kita. Dan seharusnya ada sukacita kehidupan yang baru yang telah kita terima di dalam Kristus.


Paulus mengatakan manusia lama kita telah disalibkan, dan kita tidak lagi menghambakan diri kepada dosa.


Hari ini kita semua percaya bahwa kita hidup di dalam Dia, dan hidup kita sungguh-sungguh menjadi milik Kristus.


Karena itu, marilah kita mulai menghentikan setiap kebiasaan buruk.


Dikatakan jangan menyerahkan anggota tubuh kita, baik itu: tangan, kaki, pikiran, hati, atau perasaan kita untuk dikuasai oleh dosa.


Tetapi, senantiasa kita terus menerus berdoa supaya Tuhan menolong kita untuk tetap setia hidup dengan tulus dan benar, mengikuti kehendak-Nya.


Kita perlu memohon kepada Tuhan, supaya kita dimampukan untuk menguasai diri, menggunakan seluruh tubuh dan diri kita sepenuhnya bagi kebenaran.


Dengan demikian, kita mempunyai suatu kebebasan dan sukacita untuk hidup dan mengasihi Kristus.


Kiranya Roh Kudus memampukan kita untuk hidup bagi Allah dari hari ini dan seterusnya.


Doakan dan renungkan


* Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

* Supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Kita ini ciptaan baru