Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Roma 4:1-8
Abraham dibenarkan karena iman
Kita sering mendengar istilah “Hanya karena iman.” Benar iman menjadi satu hal yang dibutuhkan untuk kita bisa menerima keselamatan.
Namun iman itu bukanlah sekedar perbuatan, tetapi hati yang percaya dan berserah mengandalkan akan Tuhan sendiri.
Keselamatan yang Allah berikan merupakan sebuah anugerah yang bekerja melalui iman kita kepada Kristus.
Roma 4:1-8
1 Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
2 Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.
3 Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
4 Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
5 Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
6 Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:
7 "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;
8 berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."
Mungkin kita berkata: Apakah iman saja cukup? Dan jikalau kita hanya perlu iman untuk menerima anugerah Tuhan, maka apakah kita mempunyai iman yang cukup untuk menerima anugerah Tuhan itu?
Paulus menunjukkan di sini, bahwa Abraham dibenarkan karena iman. Abraham dibenarkan oleh Allah jauh bahkan sebelum ia menerima dan bersunat.
Tindakan sunat itu menjadi satu tanda lahiriah yang dilakukan Abraham, bukan supaya ia memperoleh pembenaran, tetapi di sini Abraham diperhitungkan oleh Tuhan, karena Tuhan membenarkan akan hambaNya ini.
Seperti digambarkan juga oleh raja Daud di dalam Mazmurnya bahwa:"Lebih berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, dan ditutupi dosa-dosanya."
Di situlah, maka sebenarnya orang Yahudi berpikir; apakah Abraham dibenarkan ketika ia melakukan hukum Tuhan? Sebenarnya bukan karena itu, orang Yahudi merasa bahwa itu diperhitungkan di hadapan Tuhan.
Tetapi Paulus dengan tegas menegaskan Abraham dibenarkan bukan karena ketaatannya kepada hukum Tuhan, tetapi karena imannya kepada Allah.
Artinya sekalipun waktu itu Abraham tinggal di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan; ia tetap percaya kepada Tuhan.
Meskipun janji Tuhan terlihat mustahil bagi Abraham; ia tetap percaya kepada Tuhan. Iman yang demikian bukan karena kehebatan atau kebesaran seorang Abraham.
Pesan Firman Tuhan bagi kita:
1. Iman adalah pemberian dari Tuhan dalam hati kita.
Iman itu sendiri adalah pemberian Tuhan dalam hati kita, karena itu sejak semula Tuhan sudah memilih Abraham menganugerahkan iman itu supaya Abraham dapat tetap percaya di dalam kondisi yang sulit.
Bagaimana dengan kita hari ini? Sudahkah kita dengan sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan? Seberapa besar iman yang kita butuhkan?
Maka sebenarnya kalau kita melihat dalam pengalaman Abraham dan Daud, bukan soal besar atau kecilnya, karena iman itu sendiri adalah pemberian Tuhan dalam hidup kita.
2. Iman yang dianugerahkan itu cukup memampukan kita menerima keselamatan yang Tuhan sediakan.
Jikalau kita hari ini masih berusaha dengan kekuatan kita sendiri untuk menunjukkan kebaikan dan mencari perkenanan Tuhan.
3. Ingatlah pembenaran dari Allah hanya terjadi waktu kita mau sepenuhnya percaya kepada Tuhan!
Apa yang membuat hari ini kita tidak atau sulit untuk beriman kepada Tuhan?
Ketika kondisi semakin sulit, ketika tidak ada lagi yang dapat diandalkan hanya hati, dan iman yang tertuju kepada Tuhan yang membuat kita bersandar.
Sekalipun mungkin kita belum bisa melihat seluruh jalan-jalannya Tuhan, tetapi mendekat kepada Tuhan, beriman kepada Tuhan itu yang membuat kita bisa beroleh selamat, dan kiranya kita boleh hidup dengan iman.
Doakan dan renungkan
* Abraham dibenarkan bukan karena ketaatannya kepada hukum Tuhan, tetapi karena imannya kepada Allah.
* Sekalipun Abraham tinggal di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan, ia tetap percaya kepada Tuhan. Bahkan saat janji Tuhan terlihat mustahil, ia tetap percaya.
Anugerah berupa Iman