Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Roma 3:9-20
Semua manusia adalah berdosa
Sejak dari kecil, kita tidak pernah suka ditegur, diingatkan dan ditunjukkan kesalahan serta pelanggaran kita.
Itulah natur manusia berdosa, dia akan selalu menyangkali kesalahan dan pelanggarannya.
Rasul Paulus memberikan sebuah lensa yang mengajar kepada kita betapa sebenarnya kita itu adalah manusia yang berdosa di hadapan Tuhan.
Roma 3:9-20
9 Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
10 seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
11 Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
13 Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
14 Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
15 kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
16 Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
17 dan jalan damai tidak mereka kenal;
18 rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.”
19 Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.
20 Sebab tidak ada seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Di bagian ini Paulus mengutip banyak dari bagian kitab Mazmur untuk menjelaskan kepada kita, bahwa kita semua adalah orang yang berdosa di hadapan Tuhan.
Paulus menegaskan bahwa kenyataannya tidak ada seorangpun yang benar di hadapan Tuhan, bahkan mereka digambarkan tidak punya rasa takut akan Allah.
Dengan demikian tidak ada seorangpun yang dapat luput dari murka Tuhan dan hukuman-Nya.
Sekali lagi Paulus mengingatkan orang-orang Yahudi, sekalipun mereka adalah umat pilihan Tuhan, mereka sama berdosanya seperti orang lain.
Hukum Taurat yang diberikan Tuhan kepada mereka (orang-orang Yahudi) di satu sisi menolong mereka untuk mengetahui apa yang benar dan yang salah.
Tapi di sisi lain, hukum Taurat ini juga menunjukkan kepada mereka sebaik apapun mereka berusaha, mereka tetap tidak pernah memenuhi hukum Allah yang sempurna.
Namun apakah dengan kondisi tersebut membuat mereka tidak perlu menyadari dan mengakui akan dosanya? Justru di bawah kuasa dosa tersebut kita bisa belajar bahwa:
Ketidaktaatan kepada Tuhan akan selalu berujung kepada hasil yang tidak pernah baik dalam hidup kita.
Akal budi yang sudah Tuhan berikan kepada kita seharusnya kita pakai untuk memikirkan hal yang baik, namun kita sering kali gagal untuk melihat kebaikan Tuhan dalam hidup kita setiap hari.
Tanpa Tuhan, diri kita tidak pernah berguna.
Ketika kita menyadari pikiran kita tidak baik, sebenarnya ada banyak kata-kata yang keluar dari mulut kita yang jahat, penuh dengan bisa.
Kata-kata itu bisa merusak bahkan membunuh karakter orang lain, membuahkan perilaku yang jahat dan bahkan tidak segan untuk menindas dan membunuh.
Ketika kita ada di bawah kuasa dosa, sebenarnya kita tidak pernah merasakan damai sejahtera dari Allah.
Karena itu, waktu menyadari dosa kita yang sangat besar, mari kita datang kepada-Nya memohon pengampunan, mengakui segala dosa yang kita perbuat dan ingatlah sebagaimana seorang penjahat yang pernah disalibkan di sebelah Yesus.
Ketika dia mengakui segala dosa dan kesalahannya, dia beroleh pengampunan. Sudahkah kita mau datang kepada Tuhan mengakui segala dosa dan pelanggaran kita?
Tanpa Tuhan, hidup kita akan sia-sia. Marilah kita berbalik kepada Tuhan, sehingga segenap pikiran, perkataan dan perilaku kita boleh diperbarui dari hari demi hari.
Doakan dan renungkan
* Hukum Taurat yang diberikan Tuhan kepada orang Yahudi, di satu sisi menolong mereka untuk mengetahui apa yang benar dan yang salah.
* Tapi di sisi lain, menunjukkan bahwa sebaik apapun mereka berusaha, mereka tetap tidak pernah memenuhi hukum Allah yang sempurna.
Taurat tidak menyelamatkan