Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 06 Maret 2025

Tuhan Adalah Gembalaku

Roma 2:17-29

Hukum Taurat dan Sunat Tidak Menyelamatkan Orang Yahudi


Hari ini kita akan membahas suatu topik yang selalu ada dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu bagaimana kita terhindar dari sifat munafik.


Munafik berarti di satu sisi kita mengatakan sesuatu tetapi dalam hati kita sebenarnya kita tidak mengakuinya.


Banyak orang yang kehidupan beragamanya cenderung sebagai orang yang munafik.


Roma 2:17-29


17 Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah,


18 dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak,


19 dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,


20 pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.


21 Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri?


22 Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?


23 Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?


24 Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."


25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.


26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?


27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.


28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.


29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.


Pada waktu itu, orang Yahudi selalu merasa diri lebih baik dan lebih benar daripada orang kafir, yaitu orang yang dikatakan tidak mengenal Allah.


Orang Yahudi merasa sudah berpegang pada hukum Taurat, hukum yang Tuhan berikan kepada mereka sebagai bangsa pilihan.


Orang Yahudi memiliki kebanggan yang berlebihan kepada hukum Taurat. Tetapi, sebenarnya di dalam hati dan perilaku mereka sehari-hari, mereka tidak sungguh-sungguh melakukan hukum Taurat itu.


Mereka berlindung di bawah hukum Taurat, dan hukum Taurat menjadi tameng bagi mereka untuk merendahkan dan menghakimi hidup orang lain.


Inilah yang disebut kemunafikan, yang menjadi racun yang mematikan dalam kehidupan kita secara agamawi. Kita sebagai orang percaya tidak kebal kepada bentuk-bentuk kemunafikan seperti ini.


Banyak orang yang menyebut dirinya sebagai pengikut Kristus, tetapi di dalam hatinya tidak demikian.


Karena itu, Paulus menunjukkan bahwa sekalipun sunat adalah tanda perjanjian yang Allah ikat dalam hidup umat-Nya, tetapi sunat hanya sebagai tanda yang lahiriah.


Hal utama yang Paulus tekankan di sini adalah bagaimana mereka menaati hukum Tuhan.


Karena bangsa-bangsa lain, yang tidak bersunat pun, dapat diperkenan Allah, karena mereka menaati hukum Allah.


Sekali lagi, bukan karena mereka memiliki tanda lahiriah, sehingga Tuhan berkenan atas hidup mereka. Tetapi, bagaimana hidup mereka secara rohani mengalami sebuah tanda (perbedaan) yang terlihat, tanda yang dirasakan.


Dan pujian kepada mereka bukan datang dari manusia, tetapi datang dari Tuhan.


Sebagai orang Kristen, pesan ini menjadi sesuatu yang begitu jelas untuk kita, yaitu: jangan menghidupi kemunafikan.


Kemunafikan itu sangat memalukan, karena menjadi batu sandungan bagi orang-orang lain, dan membuat nama Tuhan dihujat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah.


Mengetahui firman Tuhan adalah hal yang baik, tetapi sekali lagi, janganlah memakai firman Tuhan sebagai sebuah tameng pembenaran diri, atau menjadi tameng atas keberdosaan diri kita.


Tuhan menghendaki, agar kita bukan hanya mengetahui firman tapi juga menjadi pelaku dari firman Tuhan.


Mari kita belajar membuang segala bentuk kemunafikan itu, dan belajar mengasihi Tuhan dengan menaati setiap firman-Nya.


Kiranya kita ditolong untuk tidak membuat nama Tuhan dihujat, dan kita boleh menuntun hidup mereka, yang belum percaya, datang kepada Tuhan.


Doakan dan renungkan


* Banyak orang menyebut dirinya pengikut Kristus, tetapi di dalam hatinya tidak demikian. Inilah kemunafikan yang banyak terjadi dalam kehidupan jemaat.


* Kemunafikan menjadi batu sandungan dan penyebab nama Allah dihujat oleh orang-orang yang tidak mengenalNya.


Berhenti Bermuka Dua