Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Roma 2:1-11
Hukuman Allah atas semua orang
Tidak ada satupun diantara kita, menyukai orang-orang yang sombong, angkuh, merasa dirinya lebih benar, baik dan melebihi segalanya. Pada umumnya, mereka selalu merendahkan orang lain.
Tuhan tidak pernah menyukai kesombongan dan keangkuhan manusia. Di hadapan Tuhan, manusia bukan siapa-siapa. Tuhan memilih untuk mengasihi dan menerima kita. Kita tidak pernah lebih baik dari orang lain.
Roma 2:1-11
1 Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
2 Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian.
3 Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?
4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,
7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,
8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,
10 tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
11 Sebab Allah tidak memandang bulu.
Teguran dalam perikop sebelumnya ditujukan kepada orang non Yahudi, yang menolak Allah. Bagian ini diperuntukan bagi orang Kristen Yahudi, yang merasa teguran itu pantas untuk orang non-Yahudi.
Seringkali orang non Yahudi dianggap kafir dan layak dihukum. Paulus beralih kepada orang Yahudi yang juga menjadi pendengarnya.
Hal ini untuk mengingatkan agar mereka tidak menghakimi orang non Yahudi karena mereka juga hidup di dalam natur dosa yang sama.
Rasul Paulus menegur mereka agar tidak berpikir bahwa mereka akan aman dan lepas dari hukuman Tuhan, hanya karena mereka adalah umat pilihan.
Mereka juga adalah orang yang berdosa, sama seperti orang non Yahudi. Paulus mengingatkan bahwa kebenaran selalu dinyatakan, Tuhan adalah Allah yang adil dan tidak memandang bulu.
Mereka yang hidup di luar kehendak Allah akan mendapatkan hukuman, sekalipun mereka adalah golongan Yahudi, bangsa pilihan Tuhan.
Bahkan, hukuman yang mereka terima, bisa saja jauh lebih berat daripada bangsa bukan pilihan Tuhan.
Ada orang-orang yang tidak menerima hukum taurat. Namun secara praktis, mereka melakukan kebenaran hukum tersebut.
Sebagai orang Yahudi, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Pada kenyataannya, tidak demikian.
Di luar, mereka terlihat saleh dan lebih religius daripada orang non Yahudi. Sesungguhnya, Tuhan melihat hati, menghakimi mereka dalam segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati mereka.
Tidak ada seorangpun yang lebih baik daripada orang lain dan luput dari penghakiman Tuhan. Peringatan ini juga berlaku untuk kita.
Saat kita menjadi orang Kristen, bukan berarti kita selalu merasa lebih baik dari orang bukan Kristen. Kita selalu merasa lebih beruntung, superior, dan layak dalam segala sesuatu.
Kita sama berdosanya di mata Tuhan. Tuhan melihat hingga kedalaman hati kita. Berhati-hatilah saat kita selalu merasa lebih baik dan layak menghakimi orang lain.
Saat kita menunjuk orang lain dengan jari kita, ingatlah ada jari lain yang selalu menunjuk diri kita. Hal ini untuk mengingatkan agar kita senantiasa mengevaluasi dan menjaga hati sehingga selalu selaras dengan hati Tuhan.
Kita harus sadar bahwa kita adalah orang berdosa yang beroleh kasih karunia, kemurahan, dan kesabaran Allah.
Jika kita memiliki motivasi tersembunyi dalam hati, kita mohon Tuhan selalu meneranginya kembali sehingga Injil Kristus menyadarkan kita untuk hidup dengan kerendahan hati di hadapan Tuhan.
Pada akhirnya, kita bisa hadir membawa Injil Kristus yang memerdekakan kita dan sesama.
Apa yang selalu membuat kita merasa lebih baik dari orang lain? Kita adalah orang yang sama di hadapan Tuhan, yang mendapatkan kemurahan Allah.
Seharusnya kita menjadi orang yang paling bersyukur karena sebenarnya kita tidak layak, tetapi kita mendapatkan apa yang seharusnya tidak kita terima. Itu adalah anugerah Tuhan untuk kita. Tuhan memberkati kita.
Doakan dan renungkan
* Rasul Paulus menegur orang Yahudi agar mereka tidak merasa lebih benar dan berhak menghakimi orang non Yahudi. Karena pada dasarnya mereka juga hidup dalam natur dosa yang sama.
* Bagaimana dengan kita, apa yang membuat kita merasa lebih benar dari orang lain? Bukankah kita sama-sama berdosa dan tidak layak di hadapan Tuhan? Hanya anugerah-Nya yang melayakkan kita.
Stop rasa: paling benar