Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 07 Februari 2025

Tuhan Adalah Gembalaku

Markus 2:1-12

Orang lumpuh disembuhkan


Mengaku sebagai orang beriman itu baik, karena itu berarti kita mengakui bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu dalam hidup kita.


Namun, iman yang sejati tidak hanya dalam pengakuan dan ucapan, tetapi juga harus nyata di dalam tindakan dan perbuatan kita.


Dalam Alkitab ada satu kisah tentang seorang yang lumpuh. Dia mengalami mukjizat disembuhkan dari sakit penyakit. Kesembuhannya terjadi karena adanya tindakan iman yang nyata.


Markus 2:1-12


1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.


2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,


3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.


4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.


5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"


6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:


7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"


8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?


9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?


10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" — berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu —:


11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"


12 Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."


Kisah ini bercerita tentang empat orang yang menggotong seorang yang lumpuh. Mereka menggotong orang ini untuk dibawa kepada Yesus supaya bisa disembuhkan.


Tetapi pada waktu mereka sampai di tempat di mana Yesus sedang mengajar, mereka tidak bisa melewati kerumunan orang banyak.


Tempat itu terlalu padat dan banyak orang. Maka mereka naik ke atas dan membuka atap, lalu menurunkan orang lumpuh itu bersama tilamnya tepat di depan Yesus.


Perjuangan mereka adalah suatu kisah yang tidak mudah. Mereka pasti didorong oleh sebuah keyakinan yang kuat.


Bayangkan empat orang ini sepakat membawa orang yang lumpuh ini naik ke atas lewat sebuah tangga, lalu saat di atas mereka harus berani malu membongkar atap, dan kemudian menurunkan orang lumpuh ini dengan tali temali.


Mereka pun tentu tidak langsung menurunkannya. Setelah membuka atap itu, mereka mungkin mengintip untuk melihat posisi di mana Yesus ada, karena dikatakan bahwa orang lumpuh itu diturunkan tepat di depan Yesus.


Markus 2:5


5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"


Iman adalah sesuatu yang abstrak. Iman tidak dapat dilihat secara fisik, tetapi dapat dilihat dari ekspresinya melalui tindakan dan perbuatan yang kita lakukan.


Iman berinisiatif berjuang mengatasi segala rintangan, namun tetap menyerahkan masalahnya kepada Yesus.


Iman itu bersifat inisiatif dan aktif. Jika kita mengaku sebagai orang beriman, pengakuan itu saja tidak cukup untuk mengatasi masalah-masalah kita.


Kita harus punya inisiatif dan tindakan aktif untuk menyatakan bahwa kita adalah orang beriman.


Mujizat bisa terjadi bukan hanya karena kita berkata “saya percaya dan menunggu mukjizat Tuhan”, tetapi juga karena ada aksi (ekspresi) iman sebagai orang percaya.


Lakukanlah satu tindakan kecil dengan iman, maka engkau akan melihat dampak yang besar dari imanmu.


Kita pernah mendengar kisah Tuhan Yesus memberikan makan 5.000 orang. Pada waktu itu, hari sudah sore, Tuhan Yesus bertanya kepada Filipus,"Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"


Pertanyaan Tuhan Yesus “di mana” dijawab dengan “berapa”. Jawaban Filipus berfokus pada uang senilai 200 dinar, yang tidak akan cukup untuk memberi makan orang banyak itu.


Kemudian salah satu di antara mereka berkata,"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"


Ketika Tuhan Yesus minta lima roti dan dua ikan itu dibawakan kepadanya, lalu Tuhan Yesus mengucap syukur, apakah lima roti dua ikan itu tiba-tiba menjadi tumpukan yang besar dan banyak? Tidak.


Mukjizat tidak terjadi pada waktu berdoa, tapi pada waktu ada aksi iman. Ketika Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridnya untuk membagi-bagikannya, keajaiban terjadi.


Lima roti dua ikan dibagikan dan tidak habis-habisnya sampai 5.000 orang lebih dikenyangkan.


Tanpa ketaatan murid-murid pada perintah Yesus, maka tidak mungkin terjadi mukjizat. Kebutuhan orang banyak itu tidak mungkin bisa terpenuhi dengan lima roti dan dua ikan.


Di sinilah kita belajar bahwa iman itu nyata di dalam tindakan. Mukjizat itu terjadi bagi orang percaya yang tidak hanya menunggu, tetapi juga bertindak sesuai dengan imannya.


Kita bersyukur karena kita adalah orang yang dikaruniai iman percaya kepada Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup kita.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


Sebagai orang percaya, kita perlu belajar tidak hanya percaya dengan pengakuan dan pengetahuan, tetapi juga percaya dalam tindakan.


Percayalah apa yang difirmankan Tuhan itu Ya dan Amin. Bukankah seringkali ketika kita diminta untuk melakukan perintah Tuhan, kita berada dalam sikap ragu? Padahal kita berkata bahwa kita percaya.


Sekali lagi, iman bersifat inisiatif dan aktif. Iman itu bertindak menaati persis seperti apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.


Kiranya kita tidak menjadi orang percaya pasif dan hanya menunggu mukjizat, melainkan menjadi orang yang aktif dan percaya bahwa Tuhan sanggup menolong, mengatasi segala kesulitan, dan memberikan jalan keluar.


Mari kita belajar tidak hanya mengakui, tetapi juga menaati perintah Tuhan. Sekecil apapun perintah-Nya, penting bagi kita untuk menaatinya, bukan hanya supaya persoalan kita diselesaikan, tetapi juga untuk menampakkan iman kita.


Iman yang nampak bukan hanya untuk kita, bukan supaya Tuhan tahu, tapi untuk dunia melihat bahwa kita adalah orang-orang yang percaya.


Setiap hari kita punya tanggung jawab untuk melakukan bagian kita. Bagian Tuhan adalah menolong, mendengar doa, dan memberikan jalan keluar bagi kita.


Bagian kita adalah bertindak sesuai dengan iman kita kepada Firman-Nya.


Saat kita melakukan apa yang Tuhan kehendaki bagi kita, Tuhan sanggup melakukan sesuatu yang melampaui apa yang kita doakan, pikirkan, dan harapkan.


Efesus 3:20


20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,


Tuhan sangat menghargai kita dan ingin agar kita menjadi orang-orang percaya, tidak hanya di bibir mulut dan pengertian kita, tetapi juga untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki, dalam segala perkara.


Iman tanpa perbuatan adalah mati.


Doakan dan renungkan


* Sebagai orang percaya, kita perlu belajar tidak hanya percaya dengan pengakuan dan pengetahuan, tetapi juga percaya dalam tindakan.


* Kita bukan orang percaya pasif yang hanya menunggu mukjizat, melainkan aktif melakukan bagian kita sesuai iman kita kepada FirmanNya.


Iman yang bertindak