Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 9 Juli 2021

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Jumat, 09 Juli 2021

Keluaran 15:22-27
Di Mara dan di Elim

Ketika kita mengalami
segala berkat dan
kebaikan Tuhan
dalam hidup kita,
apakah kita menjadi
orang yang cepat
bersyukur kepada Tuhan
dan memuji nama Tuhan,
bahkan kita rindu menceritakan
kebaikan Tuhan kepada orang lain?

Biarlah hal seperti ini
menjadi suatu kebiasaan
yang baik dari orang-
orang percaya termasuk
anda dan saya.

Pernahkah anda terheran-heran
dengan diri kita masing-masing,
dimana ketika kita mengalami
sesuatu pengalaman hidup
yang tidak menyenangkan,
kita cenderung dengan
mudahnya menyalahkan Tuhan?

Contoh misalnya,
ketika melakukan sesuatu
dan kita gagal,
bagaimanakah reaksi kita?
Mungkin kita akan berkata,
"Tuhan, kenapa saya gagal?"

Atau yang lebih buruk adalah
kita menyalahkan Dia ketika
kita mengalami bencana
dalam hidup kita.

Misalnya banjir.
Pernahkah saudara berpikir,
kita ini sangat mengherankan?
Kita mengalami banjir
tapi kita menyalahkan Tuhan
karena banjir itu,
seakan-akan segala sesuatu
yang tidak baik adalah
pemberian Tuhan.

Keluaran 15:22-27

22) Musa menyuruh orang Israel
berangkat dari Laut Teberau,
lalu mereka pergi
ke padang gurun Syur;
tiga hari lamanya mereka
berjalan di padang gurun itu
dengan tidak mendapat air.

23) Sampailah mereka ke Mara,
tetapi mereka tidak dapat
meminum air yang di Mara itu,
karena pahit rasanya.
Itulah sebabnya dinamai orang
tempat itu Mara.

24) Lalu bersungut-sungutlah
bangsa itu kepada Musa,
kata mereka:
"Apakah yang akan kami minum?"

25) Musa berseru-seru
kepada TUHAN, dan TUHAN
menunjukkan kepadanya
sepotong kayu;
Musa melemparkan kayu itu
ke dalam air; lalu air itu
menjadi manis.
Di sanalah diberikan TUHAN
ketetapan-ketetapan dan
peraturan-peraturan
kepada mereka dan di sanalah
TUHAN mencoba mereka,

26) firman-Nya:
"Jika kamu sungguh-sungguh
mendengarkan suara TUHAN,
Allahmu, dan melakukan
apa yang benar di mata-Nya,
dan memasang telingamu
kepada perintah-perintah-Nya
dan tetap mengikuti
segala ketetapan-Nya,
maka Aku tidak akan
menimpakan kepadamu
penyakit manapun, yang telah
Kutimpakan kepada orang Mesir;
sebab Aku Tuhanlah
yang menyembuhkan engkau."
27) Sesudah itu sampailah
mereka di Elim; di sana ada
dua belas mata air dan
tujuh puluh pohon korma,
lalu berkemahlah mereka
di sana di tepi air itu.


Bangsa Israel sedang
melanjutkan perjalanan
setelah mereka melalui
masa-masa yang mencekam
dan masa-masa kritis
karena mereka dikejar
oleh tentara Mesir.

Sekarang mereka masuk
ke satu tempat yang
disebut Mara.
Di sini mereka menjadi
kecewa sekali karena mereka
meminum air di Mara
dan air itu terasa pahit,
sehingga mereka tidak bisa
meminumnya.

Hal seperti ini bisa kita jumpai
dalam kehidupan kita
atau kehidupan orang lain.
Ketika sesuatu terjadi
yang tidak sesuai
dengan ekspektasi kita,
maka pada umumnya
orang bereaksi dengan cara
menggerutu dan mungkin marah.

Pesan Firman Tuhan Pada Hari Ini

1. Alam bisa tidak mengerti
kebutuhan kita tetapi Allah
tahu apa yang menjadi
kebutuhan kita.

Di dalamayat 23-25
Firman Tuhan berkata:

23) Sampailah mereka ke Mara,
tetapi mereka tidak dapat
meminum air yang di Mara itu,
karena pahit rasanya.
Itulah sebabnya dinamai orang
tempat itu Mara.

24) Lalu bersungut-sungutlah
bangsa itu kepada Musa,
kata mereka:
"Apakah yang akan kami minum?"

25) Musa berseru-seru
kepada TUHAN, dan TUHAN
menunjukkan kepadanya
sepotong kayu;
Musa melemparkan kayu itu
ke dalam air; lalu air itu
menjadi manis.
Di sanalah diberikan TUHAN
ketetapan-ketetapan dan
peraturan-peraturan
kepada mereka dan di sanalah
TUHAN mencoba mereka,

Kedatangan orang Israel
ke Mara membuat mereka kecewa
karena mereka tidak bisa
minum air yang ada di Mara
karena air itu pahit.

Sebenarnya sebelum
bangsa Israel tiba di Mara,
air di Mara memang sudah pahit.
Bukan karena mereka
tiba di Mara maka
airnya menjadi pahit.

Jadi tidak ada sebuah
kesengajaan bahwa air di Mara
berubah jadi pahit karena
adanya orang Israel.

Jika orang Israel
berpikir seperti ini,
maka mungkin mereka tidak
cepat menjadi marah.

Alam bisa saja tidak mengerti
kebutuhan kita.
Yang dibutuhkan bangsa Israel
adalah air bersih,
bukan air yang pahit.
Tetapi alam tidak memahami
apa yang bangsa Israel butuhkan.

Namun kalau anda baca
bagian Firman Tuhan ini,
Tuhan mengerti kebutuhan
umat Israel.
Oleh karena itu,
Tuhan menyuruh Musa
melemparkan kayu ke dalam air
dan air itu menjadi manis.

Ada banyak hal di dalam
hidup kita dimana hal-hal
tersebut sebetulnya
tidak mengerti apa
yang kita rasakan.
Misalnya alam, sakit penyakit,
orang lain, kondisi lalu lintas,
harga saham, tren perdagangan
dan yang lain-lain.

Semua itu tidak mengerti
apa yang kita butuhkan.
Semua itu tidak tahu
apa yang kita rasakan.

Mereka berjalan sebagaimana
apa yang harus mereka jalankan,
lalu kita mengalami sesuatu
yang tidak sesuai dengan
ekspektasi kita.

Patutkah kita menyalahkan Tuhan?
Tentu tidak.
Sebab segala sesuatu
tidak mengerti kebutuhan kita.
Hanya Tuhan yang memahami
kebutuhan anda dan saya.

Ketika kita mengalami
hal seperti itu,
yang patut kita lakukan
kepada Tuhan adalah
kita berdoa dan mohon
pertolongan Tuhan.

Mohon belas kasihan Tuhan,
dan bukan cepat-cepat
marah kepada Tuhan.
Hanya Tuhan yang mengerti
kebutuhan kita dan hanya Tuhan
yang sanggup menolong kita.

Alam tidak paham
kebutuhan kita.
Tetapi Tuhan mengerti
apa yang kita perlukan.
Mintalah kepada Tuhan.

2. Cobaan yang Tuhan
berikan kepada kita
adalah ujian bagi iman kita.

Ayat 25berkata:
Musa berseru-seru
kepada TUHAN, dan TUHAN
menunjukkan kepadanya
sepotong kayu;
Musa melemparkan kayu itu
ke dalam air; lalu air itu
menjadi manis.

Di sanalah diberikan TUHAN
ketetapan-ketetapan dan
peraturan-peraturan
kepada mereka dan
di sanalah TUHAN
mencobai mereka.

Air yang pahit dipakai Tuhan
untuk mencobai mereka.
Pengertian mencobai yang
Tuhan berikan kepada mereka
bukanlah untuk menjatuhkan mereka,
tapi untuk memurnikan iman mereka.

Bayangkan,
Tuhan memerintahkan Musa
untuk melemparkan kayu
ke dalam air itu.
Apakah Musa mau melakukannya?
Ternyata Musa melakukannya
karena Musa percaya bahwa
Tuhan sanggup berbuat sesuatu
kepada air itu meskipun
Musa tidak tahu apa yang
akan terjadi dengan air itu.
Inilah ujian iman.

Ditengah-tengah air yang pahit,
apakah Musa dan bangsa Israel
percaya kepada Tuhan bahwa
Tuhan sanggup mengubah
air yang pahit menjadi manis?

Perbuatan ini bukanlah
perbuatan yang biasa-biasa,
karena anda tahu ada
600,000 bangsa Israel
yang sampai di Mara.
Bayangkan,
600,000 orang dengan
hewan ternak yang banyak sekali
membutuhkan air.
Hanya dengan sepotong kayu,
Musa mengubah air yang
pahit menjadi manis.
Itu adalah karya supranatural
dari Tuhan.

Situasi dan kondisi
yang kita alami,
yang tidak kita ekspektasi,
tujuannya tidak untuk merusak kita,
tetapi Tuhan pakai untuk
memurnikan iman kita supaya
kita bersandar kepada Tuhan,
bukan bersandar kepada
situasi dan kondisi.

Marilah kita bersandar
kepada Dia karena kita tahu,
Tuhan tidak akan pernah
mengecewakan kita.

Dia mengerti apa yang
kita perlukan tapi Dia ingin
kita memiliki iman
yang teguh kepada Tuhan.

3. Situasi dan kondisi
dapat selalu berubah-ubah,
namun orang yang taat
dan tahu berseru kepada
Tuhan akan mengalami
kasih karunia Tuhan.

Diayat 27dikatakan:
Sesudah itu sampailah
mereka di Elim; di sana ada
dua belas mata air dan
tujuh puluh pohon korma,
lalu berkemahlah mereka
di sana di tepi air itu.

Kita bisa merasakan
perubahan situasi yang
sangat mencolok.
Di Mara airnya pahit,
namun ketika mereka
tiba di Elim,
luar biasa sekali ada
dua belas mata air,
ada 70 pohon kurma,
bukankah tempat ini
tempat yang indah,
tempat yang rindang,
tempat yang cocok sekali
bagi orang yang sedang
dalam perjalanan jauh?

Yang membutuhkan air
ada dua belas mata air,
yang membutuhkan energy
ada 70 pohon kurma.
Situasi hidup bangsa Israel
dalam perjalanan berubah-ubah,
namun ada satu hal yang
bangsa Israel menyadari
yang tidak pernah berubah.
Tetap baik dan tetap menyertai
yaitu Tuhan.

Situasi dan kondisi bisa berubah.
situasi dan kondisi bisa satu saat
menguntungkan kita dan
bisa satu saat merugikan kita,
namun bagi kita orang percaya
yang rela taat dan
mau berseru kepada Tuhan,
dalam situasi apapun,
selalu ada anugerah Tuhan
bagi hidup kita yang mungkin
tidak terpikir oleh kita,
namun Tuhan berikan
kepada kita.

Mari kita belajar meresponi
apa yang kita alami,
bukan dengan cepat marah,
bukan dengan cepat kecewa,
tapi kita responi dengan
iman kepada Tuhan,
karena Tuhan kita adalah
Tuhan yang mengerti akan
kebutuhan kita.
Tuhan yang setia menyediakan
apa yang kita butuhkan.

Doakan dan Renungkan

• Mengapa ketika kita mengalami
sesuatu pengalaman hidup
yang tidak menyenangkan,
kita cenderung dengan
mudahnya menyalahkan Tuhan?

• Respon seperti apa
yang Tuhan inginkan
untuk kita berikan kepadaNya?

• Marilah kita bersandar
kepada Dia karena kita tahu,
Tuhan tidak akan pernah
mengecewakan kita.

Mari kita terus belajar dan
bertumbuh dalam Kristus