Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Selasa, 6 Agustus 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


Hakim-Hakim 18

Patung Sembahan Mikha Dirampas Oleh Bani Dan.


Pertanyaan yang digunakan untuk menguji kasih kita kepada Tuhan yaitu, apakah kita lebih taat kepada Tuhan atau kita lebih senang melakukan kesenangan kita sendiri?


Salah satu kompetitor kuat yang seringkali dapat membuat seorang percaya tidak lagi mentaati Kristus di dalam hidupnya yaitu uang. Uang dapat digambarkan secara umum sebagai keuntungan pribadi.


Oleh karena itu, Tuhan Yesus memberikan nasehat bahwa seseorang tidak dapat mengabdi kepada dua tuan, yakni kepada Tuhan bersamaan kepada Mamon. Secara bersamaan seseorang tidak dapat mengasihi Tuhan dan Mamon, karena ia akan mengasihi yang satu dan membenci yang lain.


Hari ini kita banyak mendengar, bagaimana Tuhan disandingkan dengan uang atau Tuhan dengan keuntungan, pengajaran ini disebut dengan Prosperity Theology.


Dengan ajaran seperti ini kesetiaan seorang Kristen kepada Tuhan itu diikat oleh uang atau keuntungan. Orang Kristen tertarik ikut Tuhan karena ada keuntungan yaitu salah satunya berupa materi.


Apakah orang Kristen yang seperti ini merupakan orang Kristen yang setia kepada Kristus atau justru setia kepada uang?


Hakim-Hakim 18:1-31


1 Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel dan pada zaman itu suku Dan sedang mencari milik pusaka untuk menetap, sebab sampai hari itu mereka belum juga mendapat bagian milik pusaka di tengah-tengah suku-suku Israel.


2 Sebab itu bani Dan menyuruh dari kaumnya lima orang dari seluruh jumlah mereka, semuanya orang-orang yang gagah perkasa, yang berasal dari Zora dan Esytaol, untuk mengintai negeri itu dan menyelidikinya, serta berkata kepada mereka: "Pergilah menyelidiki negeri itu." Ketika orang-orang itu sampai ke pegunungan Efraim di rumah Mikha, bermalamlah mereka di sana.


3 Ketika mereka ada dekat rumah Mikha itu, dikenal merekalah logat orang muda suku Lewi itu, lalu singgahlah mereka ke sana dan berkata kepadanya: "Siapakah yang membawa engkau ke mari? Apakah pekerjaanmu dan urusanmu di sini?"


4 Katanya kepada mereka: "Begini begitulah dilakukan Mikha kepadaku; ia menggaji aku dan aku menjadi imamnya."


5 Kata mereka kepadanya: "Tanyakanlah kiranya kepada Allah, supaya kami ketahui apakah perjalanan yang kami tempuh ini akan berhasil."


6 Kata imam itu kepada mereka: "Pergilah dengan selamat! Perjalanan yang kamu tempuh itu dipandang baik oleh TUHAN."


7 Sesudah itu pergilah kelima orang itu, lalu sampailah mereka ke Lais. Dilihat merekalah, bahwa rakyat yang diam di sana hidup dengan tenteram, menurut adat orang Sidon, aman dan tenteram. Orang-orang itu tidak kekurangan apa pun yang ada di muka bumi, malah kaya harta. Mereka tinggal jauh dari orang Sidon dan tidak bergaul dengan siapa pun juga.


8 Setelah mereka kembali kepada saudara-saudara sesukunya di Zora dan Esytaol, berkatalah saudara-saudara sesukunya kepada mereka: "Apakah yang kamu dapati di sana?"


9 Jawab mereka: "Bersiaplah, marilah kita maju menyerang mereka, sebab kami telah melihat negeri itu, dan memang sangat baik. Masakan kamu tinggal diam! Janganlah bermalas-malas untuk pergi memasuki dan menduduki negeri itu.


10 Apabila kamu memasukinya kamu mendapati rakyat yang hidup dengan tenteram, dan negeri itu luas ke sebelah kiri dan ke sebelah kanan. Sesungguhnya, Allah telah menyerahkannya ke dalam tanganmu; itulah tempat yang tidak kekurangan apa pun yang ada di muka bumi."


11 Lalu berangkatlah dari sana, dari Zora dan Esytaol, enam ratus orang dari kaum suku Dan, diperlengkapi dengan senjata.


12 Mereka maju, lalu berkemah di Kiryat-Yearim di Yehuda. Itulah sebabnya tempat itu disebut Mahane-Dan sampai sekarang; letaknya di sebelah barat Kiryat-Yearim.


13 Dari sana mereka bergerak terus ke pegunungan Efraim dan sampai di rumah Mikha.


14 Lalu berbicaralah kelima orang yang telah pergi mengintai daerah Lais itu, katanya kepada saudara-saudara sesukunya: "Tahukah kamu, bahwa dalam rumah-rumah ini ada efod, terafim, patung pahatan dan patung tuangan? Oleh sebab itu, insafilah apa yang akan kamu perbuat!"


15 Kemudian mereka menuju ke tempat itu, lalu sampai di rumah orang muda suku Lewi itu, di rumah Mikha, dan menanyakan apakah ia selamat.


16 Sementara keenam ratus orang dari bani Dan yang diperlengkapi dengan senjata itu tinggal berdiri di pintu gerbang,


17 maka kelima orang yang telah pergi mengintai negeri itu berjalan terus, masuk ke dalam lalu mengambil patung pahatan, efod, terafim dan patung tuangan itu. Adapun imam itu berdiri di pintu gerbang bersama-sama dengan keenam ratus orang yang diperlengkapi dengan senjata itu.


18 Tetapi, setelah yang lain-lain itu masuk ke dalam rumah Mikha dan mengambil patung pahatan, efod, terafim dan patung tuangan itu, berkatalah imam itu kepada mereka: "Berbuat apakah kamu ini?"


19 Tetapi jawab mereka kepadanya: "Diamlah, tutup mulut, ikutlah kami dan jadilah bapak dan imam kami. Apakah yang lebih baik bagimu: menjadi imam untuk seisi rumah satu orang atau menjadi imam untuk suatu suku dan kaum di antara orang Israel?"


20 Maka gembiralah hati imam itu, diambilnyalah efod, terafim dan patung pahatan itu, lalu masuk ke tengah-tengah orang banyak.


21 Kemudian berbaliklah mereka dan pergi, dengan anak-anak, ternak dan barang-barang yang berharga ditempatkan di depan mereka.


22 Ketika mereka telah jauh dari rumah Mikha, dikerahkanlah orang-orang dari rumah-rumah yang di dekat rumah Mikha dan orang-orang itu mengejar bani Dan itu.


23 Mereka memanggil-manggil bani Dan, maka berbaliklah orang-orang itu dan berkata kepada Mikha: "Mau apa engkau dengan mengerahkan orang?" Lalu jawabnya:


24 "Allahku yang kubuat serta imam juga kamu ambil, lalu kamu pergi. Apakah lagi yang masih tinggal padaku? Bagaimana perkataanmu itu kepadaku: Mau apa engkau?"


25 Berkatalah bani Dan kepadanya: "Janganlah suaramu kedengaran lagi kepada kami, nanti ada orang yang menyerang engkau karena sakit hati dan dengan demikian engkau serta seisi rumahmu kehilangan nyawa."


26 Lalu bani Dan melanjutkan perjalanannya, dan Mikha, setelah dilihatnya mereka itu lebih kuat dari padanya, berpalinglah ia pulang ke rumahnya.


27 Lalu bani Dan, dengan membawa barang-barang yang dibuat Mikha, juga imamnya, mendatangi Lais, yakni rakyat yang hidup dengan aman dan tenteram. Mereka memukul orang-orang itu dengan mata pedang dan kotanya dibakar.


28 Tidak ada orang yang datang menolong, sebab kota itu jauh dari Sidon dan orang-orang kota itu tidak bergaul dengan siapa pun juga. Letak kota itu di lembah Bet-Rehob. Kemudian bani Dan membangun kota itu kembali dan diam di sana.


29 Mereka menamai kota itu Dan, menurut nama bapa leluhur mereka, yakni Dan, yang lahir bagi Israel, tetapi nama kota itu dahulu adalah Lais.


30 Bani Dan menegakkan bagi mereka sendiri patung pahatan itu, lalu Yonatan bin Gersom bin Musa bersama-sama dengan anak-anaknya menjadi imam bagi suku Dan, sampai penduduk negeri itu diangkut sebagai orang buangan.


31 Demikianlah mereka menempatkan bagi mereka sendiri patung pahatan yang telah dibuat Mikha itu, dan patung itu ada di sana selama rumah Allah ada di Silo.


Suku Dan memang dikisahkan juga dalam kitab Yosua di mana Suku Dan ini sebenarnya sudah mendapat bagiannya namun tidak cukup luas sehingga mereka membutuhkan lahan lagi.


Kisah yang kita baca ini merupakan kisah serupa yang terdapat di dalam kitab Yosua di mana suku Dan mengalahkan Lais, namun kisah ini tidak hanya terkait dengan wilayah Dan.


Melalui kisah yang kita baca, kita mengetahui bagaimana Suku Dan tidak lagi setia kepada Tuhan melainkan mereka menyembah ilah buatan Mikha.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Kesetiaan selalu sejalan dengan memiliki kerelaan untuk menanggalkan kepentingan diri sendiri.


Hakim-Hakim 18:18-21


18 Tetapi, setelah yang lain-lain itu masuk ke dalam rumah Mikha dan mengambil patung pahatan, efod, terafim dan patung tuangan itu, berkatalah imam itu kepada mereka: "Berbuat apakah kamu ini?"


19 Tetapi jawab mereka kepadanya: "Diamlah, tutup mulut, ikutlah kami dan jadilah bapak dan imam kami. Apakah yang lebih baik bagimu: menjadi imam untuk seisi rumah satu orang atau menjadi imam untuk suatu suku dan kaum di antara orang Israel?"


20 Maka gembiralah hati imam itu, diambilnyalah efod, terafim dan patung pahatan itu, lalu masuk ke tengah-tengah orang banyak.


21 Kemudian berbaliklah mereka dan pergi, dengan anak-anak, ternak dan barang-barang yang berharga ditempatkan di depan mereka.


Sebetulnya orang Lewi telah menerima tawaran dari Mikha untuk menjadi imam dari keluarga Mikha, namun kedatangan Suku Dan ke rumah orang Lewi yang bagaikan perampok mengambil hal-hal berharga di rumahnya misalnya seperti, efodnya, patung-patungnya, terafimnya.


Sehingga orang Lewi yang telah menjadi imam di rumah Mikha bertanya “Apa yang kau perbuat?” Lalu jawaban orang-orang Dan adalah mengajak orang Lewi supaya ikut Suku Dan, menjadi imam bagi Suku Dan.


Menariknya adalah orang Lewi yang telah menerima tawaran menjadi imam dari keluarga Mikha dia bergembira, dia mengambil efod, terafim, dan patung pahatan, lalu bergabung dengan orang-orang Dan.


Ketika orang Lewi menerima tawaran Mikha sebetulnya ada sesuatu yang tidak baik dari orang Lewi, dapat dikatakan dia menjadi imam bayaran, dan ternyata memang karakter orang Lewi ini tidak baik. Ketika dia melihat ada keuntungan lebih besar, maka dia berpindah.


Bahkan Alkitab tidak mencatat bahwa orang Lewi minta izin kepada Mikha, tetapi dia meninggalkan Mikha begitu saja, dan ikut orang-orang Dan, karena orang Lewi hanya memikirkan keuntungan dan kepentingan diri sendiri, bukan untuk melayani keluarga Mikha atau Suku Dan.


Dari apa yang kita baca hari ini, kesetiaan itu selalu sejalan dengan kerelaan untuk menanggalkan kepentingan diri sendiri.


Orang yang tidak pernah menanggalkan kepentingan dirinya sendirimmenjadi orang yang tidak pernah setia dalam kehidupannya.


Kesetiaan seringkali berkorelasi dengan pengorbanan. Kesetiaan itu diuji ketika dia mendapat keuntungan lebih besar, apakah dia rela mengorbankan kesetiaan itu, atau lebih rela meninggalkan keuntungan itu agar dia tetap setia?


Kita sebagai orang percaya, dipanggil untuk melayani Tuhan, kita dipanggil hidup melayani sebagai pelayan-pelayan Tuhan, maka ukuran yang sangat penting dari seorang pelayan adalah apakah kita setia sampai akhir?


Oleh karena itu, mari kita belajar mengikut Yesus dengan cara menyangkal diri, memikul salib, dan ikut Dia dengan setia.


Dengan demikian, satu kali kita berjumpa degan Gembala Agung kita, maka kita boleh menjadi hamba, yang dipanggil hamba yang baik dan setia.


2. Kita ini memiliki imam besar agung yang setia, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus yang senantiasa menjadi Pembela kita, oleh karena itu kita tidak perlu khawatir dalam hidup ini.


Hakim-Hakim 18:22-24


22 Ketika mereka telah jauh dari rumah Mikha, dikerahkanlah orang-orang dari rumah-rumah yang di dekat rumah Mikha dan orang-orang itu mengejar bani Dan itu.


23 Mereka memanggil-manggil bani Dan, maka berbaliklah orang-orang itu dan berkata kepada Mikha: "Mau apa engkau dengan mengerahkan orang?" Lalu jawabnya:


24 "Allahku yang kubuat serta imam juga kamu ambil, lalu kamu pergi. Apakah lagi yang masih tinggal padaku? Bagaimana perkataanmu itu kepadaku: Mau apa engkau?"


Perkataan Mikha kepada bani Dan ini sesuatu yang mengenaskan bukan? Dia berkata “Allahku yang kubuat serta imam juga kamu ambil.” Ada dua hal, pertama: Allahnya diambil, kedua: imamnya juga diambil.


Pertanyaan bagi kita adalah sebetulnya siapa yang melindungi siapa? Allahnya Mikha melindungi Mikha atau Mikha yang harus melindungi Allahnya? Siapa yang membela siapa? Imam yang membela Mikha atau Mikha harus membela imam?


Ketika kita baca kisah ini, maka kita mendapati bahwa bangsa Israel telah jauh dari Tuhan. Mereka telah sesat dalam kehidupannya, dan ini dapat kita baca bukan saja di dalam keluarga Mikha tetapi bani Dan juga, di mana mereka menyembah patung buatan itu sebagai ilah mereka.


Alkitab memberitahukan kepada kita, bahwa kita sebagai orang percaya memiliki Imam Besar Agung yang setia, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.


Dia adalah Allah yang menciptakan segala sesuatu. Dia menciptakan segala sesuatu karena Dia adalah Firman itu, namun Dia adalah Imam Besar Agung kita. Dia menjadi Pembela kita dan tidak pernah meninggalkan kita, apalagi diambil oleh orang lain.


Di situlah kita tidak seperti Mikha menjadi kalut dan takut, lalu mengejar-ngejar orang Dan untuk mengembalikan Allah yang dia buat, dan mengambil kembali imamya.


Kita mempunyai Allah yang sejati, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus, bukan kita yang membela tetapi Dialah yang membela kita.


Apakah yang dikhawatirkan dalam hidup ini? Ingatlah Imam Besar Agung kita, Dia telah mati menanggung dosa kita dan menebus kita untuk menjadi milik-Nya.


Oleh karena itu, mari kita ikut Dia, mari kita menyembah Dia, mari kita melayani Dia. Dialah pembela kita dari masa ke masa bahkan sampai kekekalan.


Doakan dan renungkan


* Kesetiaan seringkali berkorelasi dengan pengorbanan. Hal itu diuji ketika kesempatan mendapat keuntungan lebih besar, apakah dia rela mengorbankannya demi kesetiaannya.


* Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk melayani Tuhan, maka ukuran yang sangat penting dari seorang pelayan adalah apakah kita setia sampai akhir?


Kesetiaan dan Pengorbanan