Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Hakim-hakim 8:1-21
Gideon mengusir musuh; Orang Midian dikalahkan, raja-rajanya dibunuh
Kesulitan bukan hal yang asing dalam kehidupan kita. Keyakinan akan pimpinan Tuhan dan cara menangani kesulitan, sangat menentukan bagaimana kita melewati kesulitan itu dengan baik.
Kesulitan dalam kehidupan kita, bukan hanya terkait dengan masalah yang dihadapi. Namun, ada kalanya ditambahkan oleh orang-orang yang ada di sekitar kita.
Ada diantara mereka, yang mau membantu, tetapi dengan cara sendiri, tanpa peduli dengan pertimbangan kita.
Ada juga yang kurang niat membantu, tetapi ingin ikut campur. Saat tidak diajak diskusi, mereka menjadi kecewa dan marah dengan kita.
Sebagai orang percaya, bagaimana kita melewati pergumulan di tengah kesulitan seperti itu?
Bukan hanya masalah yang membuat kita letih, tetapi respon orang-orang di sekitar kita itu juga membuat kita letih dalam menghadapi masalah.
Hakim-hakim 8:1-21
1 Lalu berkatalah orang-orang Efraim kepada Gideon: "Apa macam perbuatanmu ini terhadap kami! Mengapa engkau tidak memanggil kami, ketika engkau pergi berperang melawan orang Midian?" Lalu mereka menyesali dia dengan sangat.
2 Jawabnya kepada mereka: "Apa perbuatanku dalam hal ini, jika dibandingkan dengan kamu? Bukankah pemetikan susulan oleh suku Efraim lebih baik hasilnya dari panen buah anggur kaum Abiezer?
3 Allah telah menyerahkan kedua raja Midian itu, yakni Oreb dan Zeeb, ke dalam tanganmu; apa yang telah dapat kucapai, jika dibandingkan dengan kamu?" Setelah ia berkata demikian, maka redalah marah mereka terhadap dia.
4 Ketika Gideon sampai ke sungai Yordan, menyeberanglah ia dan ketiga ratus orang yang bersama-sama dengan dia, meskipun masih lelah, namun mengejar juga.
5 Dan berkatalah ia kepada orang-orang Sukot: "Tolong berikan beberapa roti untuk rakyat yang mengikuti aku ini, sebab mereka telah lelah, dan aku sedang mengejar Zebah dan Salmuna, raja-raja Midian."
6 Tetapi jawab para pemuka di Sukot itu: "Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu, sehingga kami harus memberikan roti kepada tentaramu?"
7 Lalu kata Gideon: "Kalau begitu, apabila TUHAN menyerahkan Zebah dan Salmuna ke dalam tanganku, aku akan menggaruk tubuhmu dengan duri padang gurun dan onak."
8 Maka berjalanlah ia dari sana ke Pnuel, dan berkata demikian juga kepada orang-orang Pnuel, tetapi orang-orang ini pun menjawabnya seperti orang-orang Sukot.
9 Lalu berkatalah ia juga kepada orang-orang Pnuel: "Apabila aku kembali dengan selamat, maka aku akan merobohkan menara ini."
10 Sementara itu Zebah dan Salmuna ada di Karkor bersama-sama dengan tentara mereka, kira-kira lima belas ribu orang banyaknya, yakni semua orang yang masih tinggal hidup dari seluruh tentara orang-orang dari sebelah timur; banyaknya yang tewas ada seratus dua puluh ribu orang yang bersenjatakan pedang.
11 Gideon maju melalui jalan orang-orang yang diam di dalam kemah di sebelah timur Nobah dan Yogbeha, lalu memukul kalah tentara itu, ketika tentara itu menyangka dirinya aman.
12 Zebah dan Salmuna melarikan diri, tetapi Gideon mengejar mereka dan menawan kedua raja Midian itu, yakni Zebah dan Salmuna, sedang seluruh tentara itu dicerai-beraikannya.
13 Kemudian kembalilah Gideon bin Yoas dari peperangan dengan melalui pendakian Heres;
14 ditangkapnyalah seorang muda dari penduduk Sukot. Setelah ditanyai, orang itu menuliskan nama para pemuka dan para tua-tua di Sukot untuk Gideon, tujuh puluh tujuh orang banyaknya.
15 Lalu pergilah Gideon kepada orang-orang Sukot sambil berkata: "Inilah Zebah dan Salmuna yang karenanya kamu telah mencela aku dengan berkata: Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu, sehingga kami harus memberikan roti kepada orang-orangmu yang lelah itu?"
16 Lalu ia mengumpulkan para tua-tua kota itu, ia mengambil duri padang gurun dan onak, dan menghajar orang-orang Sukot dengan itu.
17 Juga menara Pnuel dirobohkannya dan dibunuhnya orang-orang kota itu.
18 Kemudian bertanyalah ia kepada Zebah dan Salmuna: "Di manakah orang-orang yang telah kamu bunuh di Tabor itu?" Jawab mereka: "Mereka itu serupa dengan engkau, sikap mereka masing-masing seperti anak raja."
19 Lalu kata Gideon: "Saudara-saudarakulah itu, anak-anak ibuku! Demi TUHAN yang hidup, seandainya kamu membiarkan mereka hidup, aku tidak akan membunuh kamu."
20 Katanya kepada Yeter, anak sulungnya: "Bangunlah, bunuhlah mereka." Tetapi orang muda itu tidak menghunus pedangnya, karena ia takut, sebab ia masih muda.
21 Lalu kata Zebah dan Salmuna: "Bangunlah engkau sendiri dan paranglah kami, sebab seperti orangnya, demikian pula kekuatannya." Maka bangunlah Gideon, dibunuhnya Zebah dan Salmuna, kemudian diambilnya bulan-bulanan yang ada pada leher unta mereka.
Gideon memimpin peperangan melawan orang-orang Midian. Masalah tidak hanya ada pada bangsa Midian, tetapi ada masalah internal dan eksternal dari bangsa Israel.
Masalah ini menjadi beban tambahan bagi Gideon di dalam memerangi orang Midian. Saat ini, ia sedang mengejar dua raja orang Midian, yaitu Zebah dan Salmuna.
Pesan Firman Tuhan bagi kita:
1. Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu. Manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
Pesan ini terkutip dari Amsal 16:24.
Hakim-hakim 8:1-3
1 Lalu berkatalah orang-orang Efraim kepada Gideon: "Apa macam perbuatanmu ini terhadap kami! Mengapa engkau tidak memanggil kami, ketika engkau pergi berperang melawan orang Midian?" Lalu mereka menyesali dia dengan sangat.
2 Jawabnya kepada mereka: "Apa perbuatanku dalam hal ini, jika dibandingkan dengan kamu? Bukankah pemetikan susulan oleh suku Efraim lebih baik hasilnya dari panen buah anggur kaum Abiezer?
3 Allah telah menyerahkan kedua raja Midian itu, yakni Oreb dan Zeeb, ke dalam tanganmu; apa yang telah dapat kucapai, jika dibandingkan dengan kamu?" Setelah ia berkata demikian, maka redalah marah mereka terhadap dia.
Komplain dari suku Efraim mungkin disebabkan adanya kecemburuan akibat persaingan antara Efraim dan Manasye. Gideon berasal dari suku Manasye.
Ada kemungkinan Gideon tidak memanggil suku Efraim oleh karena masalah antar suku tersebut.
Saat peperangan berakhir, suku Efraim komplain kepada Gideon karena merasa tidak dihargai akibat tidak diajak perang sejak awal.
Gideon sangat merendahkan diri dengan mengatakan bahwa jasa suku Manasye tidak seberapa dibandingkan dengan jasa suku Efraim yang telah menangkap Oreb dan Zeeb.
Perkataan ini meredakan amarah orang Efraim karena terdengar menyenangkan. Benar seperti kata Amsal, bahwa perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu. Manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
Orang yang marah memiliki hati yang panas dan pahit. Tulang-tulang orang marah terasa sakit, karena tidak berkenan terhadap sikap orang lain yang menyakiti hatinya.
Gideon memakai perkataan yang menyenangkan, seperti sarang madu, manis bagi hati orang-orang Efraim dan obat bagi tulang-tulang orang-orang Efraim.
Di dalam menghadapi permasalahan hidup, relasi dengan orang lain, perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu.
Mari pikirkan tutur kata kita agar dapat menyenangkan, sehingga orang yang marah, sakit hati, benci dan komplain dengan kita, bisa mengalami manisnya madu dalam hati mereka.
Bagaimana perkataan kita dapat mengobati tulang-tulang mereka yang nyeri, yang membuat mereka merasa muak dan marah? Gideon melakukan bagiannya dengan baik, dengan perkataan yang menyenangkan.
Mari kita memulai kebiasaan untuk menggunakan kata-kata yang baik, memberkati, menyenangkan dan memuliakan Tuhan sehingga setiap orang yang mendengar kita, mereka mendapatkan kasih karunia Tuhan.
2. Keyakinan akan pimpinan Tuhan memberikan kepada kita kekuatan untuk tidak menyerah di dalam menggenapkan kehendak-Nya, meski kita harus melalui jalan-jalan yang sulit dan sangat meletihkan
Hakim-hakim 8:4
4 Ketika Gideon sampai ke sungai Yordan, menyeberanglah ia dan ketiga ratus orang yang bersama-sama dengan dia, meskipun masih lelah, namun mengejar juga.
Gideon dan tiga ratus orang yang mengejar raja-raja orang Midian, mereka sudah sangat lelah namun mereka masih mengejar. Akibat berperang yang cukup lama, mereka lelah dan lapar.
Mengapa mereka tetap mengejar? Karena mereka mempunyai keyakinan akan pimpinan Tuhan. Tuhan berkata bahwa orang-orang Midian itu telah diserahkan ke dalam tangan orang Israel.
Mereka tetap mengejar karena Gideon mempunyai keyakinan akan pimpinan Tuhan. Selain itu, Gideon memang ingin melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam hidupnya.
Ada kalanya kita menghadapi saat-saat yang sulit dan meletihkan di dalam kehidupan kita. Kita menjadi lemah dan menyerah.
Saat kita memiliki keyakinan akan pimpinan Tuhan dalam hal itu, tetap memiliki kerinduan untuk melakukan hal yang Tuhan kehendaki di dalam kehidupan, keletihan dan kesulitan bisa diatasi.
Kita tetap tekun untuk menyelesaikan sebaik-baiknya, karena Tuhan yang membela kita dan membuka jalan dalam hidup kita.
Kita tahu kepada siapa kita percaya dan Dia tidak pernah mengingkari janji-Nya.
Sebagai orang percaya, marilah menjadi orang yang bijaksana. Hidup di dalam pimpinan Tuhan, tidak berjalan sendiri.
Jika kita berjalan sendiri, saat kesulitan dan keletihan datang, tidak ada pertolongan.
Jika kita ikut pimpinan Tuhan, baik saat kita letih maupun lemah, ada pertolongan Tuhan karena Dia yang memimpin kita.
Doakan dan renungkan
* Ketika Gideon sampai ke sungai Yordan, menyeberanglah ia dan ketiga ratus orang yang bersama-sama dengan dia, meskipun masih lelah, mereka tetap mengejar raja Zebah dan Salmuna.
* Keyakinan akan pimpinan Tuhan memberikan kekuatan untuk tidak menyerah dalam menggenapkan kehendak-Nya, meski kita harus melalui jalan-jalan yang sulit dan sangat meletihkan.
KekuatanNya memampukan