Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
2 Tawarikh 31
Hizkia Merayakan Paskah; Hizkia mengatur sumbangan untuk para imam dan orang Lewi
Bagi kita yang mengasihi Tuhan haruslah menjadi orang yang mengasihi juga pekerjaan Tuhan. Karena
ketika kita mengasih Tuhan maka kita juga tahu bahwa Tuhan mau memakai kita di dalam pekerjaan-Nya.
Sadarkah bahwa sikap kita terhadap pekerjaan Tuhan dapat mengindikasikan kasih kita kepada Tuhan? Tuhan Yesus berkata di dalam:
Yohanes 14:12
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
Pekerjaan Tuhan itu sangat erat kaitannya dengan pengorbanan Kristus di atas kayu salib yaitu pekerjaan penebusan Kristus.
Oleh karena itu ketika kita sungguh menghayati apa yang Kristus lakukan bagi kita, maka kita pun akan peduli kepada pekerjaan Tuhan, yakni terkait dengan pelayanan Injil dalam arti yang luas. Hal ini tidak pernah tidak terkait dengan gereja Tuhan.
Oleh karena itu orang percaya yang peduli kepada pekerjaan Tuhan haruslah mengasihi gerejaNya karena Kristus menyatakan kehadiran-Nya di dalam dunia melalui gereja.
2 Tawarikh 31
1 Setelah semuanya ini diakhiri, seluruh orang Israel yang hadir pergi ke kota-kota di Yehuda, lalu meremukkan segala tugu berhala, menghancurkan segala tiang berhala, dan merobohkan segala bukit pengorbanan dan mezbah di seluruh Yehuda dan Benyamin, juga di Efraim dan Manasye, sampai musnah semuanya. Kemudian pulanglah seluruh orang Israel ke kota-kotanya, ke miliknya masing-masing.
2 Hizkia menetapkan rombongan para imam dan orang-orang Lewi, rombongan demi rombongan, masing-masing menurut tugas jabatannya sebagai imam atau sebagai orang Lewi, untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, untuk mengucap syukur dan menyanyikan puji-pujian dan untuk melayani di pintu-pintu gerbang di tempat perkemahan TUHAN.
3 Raja memberi sumbangan dari harta miliknya untuk korban bakaran, yakni: korban bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, korban bakaran pada hari-hari Sabat dan pada bulan-bulan baru dan pada hari-hari raya, yang semuanya tertulis di dalam Taurat TUHAN.
4 Ia memerintahkan rakyat, yakni penduduk Yerusalem, untuk memberikan sumbangan yang menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi, supaya mereka dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan Taurat TUHAN.
5 Segera setelah perintah ini tersiar, orang Israel membawa dalam jumlah yang besar hasil pertama dari pada gandum, anggur, minyak, madu dan segala macam hasil bumi. Mereka membawa juga persembahan persepuluhan dari segala sesuatu dalam jumlah yang besar.
6 Orang Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah dikuduskan bagi TUHAN Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka bertimbun-timbun.
7 Mereka mulai membuat timbunan itu pada bulan yang ketiga, dan mereka selesai pada bulan yang ketujuh.
8 Hizkia dan para pemimpin datang melihat timbunan itu, dan mereka memuji TUHAN dan umat-Nya, orang Israel.
9 Hizkia menanyakan para imam dan orang-orang Lewi tentang timbunan itu,
10 dan dijawab oleh Azarya, imam kepala keturunan Zadok demikian: "Sejak persembahan khusus mulai dibawa ke rumah TUHAN, kami telah makan sekenyang-kenyangnya, namun sisanya masih banyak. Sebab TUHAN telah memberkati umat-Nya, sehingga tinggal sisa yang banyak ini."
11 Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah TUHAN dan mereka menyediakannya.
12 Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke sana. Konanya, seorang Lewi, mengawasi semuanya, dan Simei, saudaranya, adalah orang kedua,
13 sedang Yehiel, Azazya, Nahat, Asael, Yerimot, Yozabad, Eliel, Yismakhya, Mahat dan Benanya adalah penilik di bawah Konanya dan Simei, saudaranya itu, sesuai dengan petunjuk raja Hizkia dan Azarya, kepala rumah Allah.
14 Dan Kore bin Yimna, seorang Lewi, penunggu pintu gerbang di sebelah timur, mengawasi pemberian-pemberian sukarela untuk Allah, serta membagi-bagikan persembahan khusus yang untuk TUHAN dan persembahan-persembahan maha kudus.
15 Di kota-kota imam ia dibantu dengan setia oleh Eden, Minyamin, Yesua, Semaya, Amarya dan Sekhanya dalam pembagian itu kepada saudara-saudara mereka menurut rombongan, kepada orang dewasa dan anak-anak,
16 kecuali kepada setiap orang yang masuk ke rumah TUHAN, menurut hari-hari yang ditetapkan, menurut tugas jabatan yang ditugaskan kepadanya, dan menurut rombongannya, yakni mereka yang tercatat dalam daftar sebagai laki-laki yang berumur tiga tahun ke atas.
17 Para imam dicatat dalam daftar menurut puak-puak mereka, sedang orang-orang Lewi yang berumur dua puluh tahun ke atas dicatat menurut tugas dan rombongan mereka.
18 Para imam terdaftar dengan seluruh keluarga mereka, yakni isteri, anak laki-laki dan perempuan, seluruh kaum itu, karena dengan setia mereka menguduskan diri untuk persembahan kudus.
19 Bagi keturunan Harun, yakni imam-imam, yang tinggal di padang-padang penggembalaan sekitar kota-kota mereka, di setiap kota ada orang-orang yang ditunjuk dengan disebut namanya, untuk mengadakan pembagian kepada setiap orang laki-laki dari keluarga imam dan kepada setiap orang Lewi yang terdaftar.
20 Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya.
21 Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.
Raja Hizkia memberikan perhatian kepada pelayanan ibadah di Bait Suci. Perhatiannya tentu terkait dengan mereka yang melayani ibadah yakni para imam dan para lewi. Karena merekalah yang ditetapkan Tuhan dalam pelayanan di rumah Tuhan. Raja Hizkia memang memberi perhatian tentang hal ini, namun umat Tuhan juga harus memberikan perhatian akan hal ini juga.
Pesan Firman Tuhan bagi kita:
1.Kemurahan hati dalam kebersamaan membawa kelimpahan.
2 Tawarikh 31:5-10
5 Segera setelah perintah ini tersiar, orang Israel membawa dalam jumlah yang besar hasil pertama dari pada gandum, anggur, minyak, madu dan segala macam hasil bumi. Mereka membawa juga persembahan persepuluhan dari segala sesuatu dalam jumlah yang besar.
6 Orang Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah dikuduskan bagi TUHAN Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka bertimbun-timbun.
7 Mereka mulai membuat timbunan itu pada bulan yang ketiga, dan mereka selesai pada bulan yang ketujuh.
8 Hizkia dan para pemimpin datang melihat timbunan itu, dan mereka memuji TUHAN dan umat-Nya, orang Israel.
9 Hizkia menanyakan para imam dan orang-orang Lewi tentang timbunan itu,
10 dan dijawab oleh Azarya, imam kepala keturunan Zadok demikian: "Sejak persembahan khusus mulai dibawa ke rumah TUHAN, kami telah makan sekenyang-kenyangnya, namun sisanya masih banyak. Sebab TUHAN telah memberkati umat-Nya, sehingga tinggal sisa yang banyak ini."
Kalau kita berbicara tentang rumah Tuhan atau bait suci, ada orang-orang yang memang ditetapkan untuk melayani yakni para imam dan para Lewi untuk melayani ibadah atau peribadatan.
Ketika kita berbicara tentang orang-orang yang melayani, mereka adalah orang-orang yang tidak punya tanah yang disediakan tapi mereka hidup dari persembahan.
Hizkia sangat mempedulikan Bait Suci atau rumah Tuhan.
Hizkia sangat peduli dengan ibadah, maka Hizkia pun harus peduli dengan orang-orang yang melayani karena mereka inilah yang bisa dan boleh
melayani di dalam rumah Tuhan pada zaman itu.
Di situlah raja Hizkia memberikan persembahan untuk kebutuhan rumah Tuhan, namun bukan hanya
itu tapi juga turut mendukung akan keberlangsungan atau pelayanan Bait Suci.
Maka dari kisah ini kita melihat bagaimana orang-orang Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda membawa persembahan mereka.
Ada yang disebut dengan persembahan persepuluhan yang mereka bawa kepada Tuhan.
Dari seluruh persembahan ada begitu banyak timbunan yang melimpah sehingga Azarya imam kepala menyatakan bahwa mereka makan sekenyang-kenyangnya tapi masih sisa begitu banyak.
Dan sangat menarik dikatakan sebab Tuhan telah memberkati umat-Nya sehingga tinggal sisa yang banyak ini.
Kemurahan hati dalam kebersamaan umat Tuhan pada zaman itu membawa kelimpahan di dalam rumah Tuhan, sehingga rumah Tuhan tetap bisa menjalankan fungsinya sebagai rumah Tuhan.
Hari ini kita adalah gereja Tuhan, sebagai gereja Tuhan kita ini harus berfungsi dalam panggilan yang Tuhan berikan kepada kita.
Panggilan Tuhan kepada kita sebagai gerejanya adalah kita memiliki persekutuan satu dengan yang lain.
Persekutuan itu punya pengertian kita harus berperan serta dalam pekerjaan Tuhan di rumah Tuhan.
Ketika setiap orang percaya dalam ketaatan dan kasih kepada Tuhan menyatakan kemurahan hati
mengambil bagian membawa persembahan bahkan punya komitmen mengembalikan persepuluhan ke rumah Tuhan, maka kita akan melihat bagaimana pekerjaan Tuhan mengalami kelimpahan.
Pekerjaan Tuhan dapat berlangsung dengan baik, ada kecukupan bahkan ada kelimpahan, dan bukan itu saja Tuhan pun memberkati kita sebagai umat-Nya.
Dengan demikian kita melihat kaitannya antara pekerjaan Tuhan dan pekerjaan kita, karena semuanya itu pemberian Tuhan dan kita lakukan bagi Dia.
Dalam kemurahan hati dan dalam kebersamaan akan membawa kelimpahan dalam pekerjaan Tuhan.
2. Lakukanlah segala sesuatu dengan segenap hati seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia.
2 Tawarikh 31:20-21
20 Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya.
21 Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.
Kita tahu bersama-sama apa yang menjadi perintah Allah di dalam kehidupan kita sebagai umat-Nya. Perintah Allah adalah supaya kita mengasihi Tuhan.
Bagaimana kita mengasihi Tuhan? Ada satu hal yang sangat penting yaitu kita melakukan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan kita. Inilah yang menjadi kehendak Tuhan di dalam hidup kita.
Ketika kita melakukan segala sesuatu dalam hidup kita maka yang Tuhan inginkan adalah kita melakukan dengan segenap hati kita.
Kenapa kita harus melakukan segenap hati kita? Karena apa yang kita lakukan sesungguhnya kita lakukan untuk Tuhan.
Oleh karena itu bagaimana kita melakukan dengan segenap hati? Kita harus mempunyai kesadaran bahwa hidup kita di hadapan Tuhan apapun yang kita kerjakan sebetulnya kita sedang mengerjakan bagi Tuhan.
Ketika kita percaya kepada Tuhan Dia pemilik segala sesuatu, Dia adalah pemberi berkat segala sesuatu, Dia memberikan kesempatan kepada kita untuk melakukan segala sesuatu.
Tentu kesadaran itu membawa kita melakukan segala sesuatu dengan segenap hati dan Alkitab memberitahukan kepada kita bagaimana pelayanan atau pekerjaan yang dilakukan dengan segenap hati itu membawa keberhasilan.
Tentu segenap hati yang dilakukan adalah segenap hati melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan kita.
Jangan lakukan sesuatu dengan setengah hati, tapi lakukan dengan segenap hati dengan kesadaran apa yang kita kerjakan, kita kerjakan bagi Tuhan yang mencintai kita.
Doakan dan renungkan
* Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya.
* Dalam setiap usaha untuk pelayanan terhadap rumah Allah, dan pelaksanaan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.
Tidak bisa mendua hati