Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Selasa, 11 Juni 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


2 Tawarikh 18

Ahab Memerangi Ramot-Gilead Nabi TUHAN Berhadapan Dengan Nabi-Nabi Palsu.


Rasa ingin tau pasti dialami oleh setiap kita, tetapi kita harus tahu membedakan rasa ingin tahu krena tidak selalu identik dengan komitmen atau rasa ingin melakukan atau menghidupinya.


Seringkali rasa ingin tau hanya berhenti sampai pada tahap tahu. Sebagai orang percaya kita tidak boleh berhenti hanya sampai tahu Firman Allah, tetapi kita harus komit untuk melakukannya.


Berapa banyak orang percaya bertanya “Apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup saya?” Namun jika Tuhan bertanya kepada kita “Apakah engkau sungguh mau melakukan apa yang Aku kehendaki?”


Kadang kehendak Tuhan tidak sama dengan kehendak kita, bukan? Bahkan adakalanya apa yang Tuhan nyatakan kepada kita membuat kita susah hati, karena tidak sesuai dengan selera kita dan ada harga yang harus dibayar.


Apakah kita sanggup berkata seperti Tuhan Yesus dalam doa-Nya di Taman Getsemani? “Bukan kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu yang jadi.” Kehendak-Mu itu adalah kayu salib.


Keraguan untuk melakukan kehendak Tuhan itu memang kontradiksi dengan iman kita, bahwa kita percaya Tuhan itu baik dan Dia mempunyai rencana yang mulia dalam hidup kita.


Oleh karena itu, betapa penting kita harus semakin bertumbuh dalam iman, agar kita dimampukan untuk percaya kepada apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.


2 Tawarikh 18


1 Ketika Yosafat kaya dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab.


2 Beberapa tahun kemudian, pergilah ia kepada Ahab di Samaria. Ahab menyembelih banyak kambing domba dan lembu sapi untuk dia dan rombongannya, dan mengajaknya untuk menyerang Ramot-Gilead.


3 Berkatalah Ahab, raja Israel, kepada Yosafat, raja Yehuda: "Maukah engkau pergi ke Ramot-Gilead bersama-sama aku?" Jawabnya kepadanya: "Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatmu dan rakyatku, aku akan bersama-sama engkau di dalam perang."


4 Tetapi Yosafat berkata kepada raja Israel: "Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN."


5 Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi, empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia kepada mereka: "Apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?" Jawab mereka: "Majulah! Allah akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."


6 Tetapi Yosafat bertanya: "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?"


7 Jawab raja Israel kepada Yosafat: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan selalu malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla." Kata Yosafat: "Janganlah raja berkata demikian."


8 Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana, katanya: "Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!"


9 Sementara raja Israel dan Yosafat, raja Yehuda, duduk masing-masing di atas takhtanya dengan pakaian kebesaran, di suatu tempat pengirikan di depan pintu gerbang Samaria, sedang semua nabi itu bernubuat di depan mereka,


10 maka Zedekia bin Kenaana membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: "Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka."


11 Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: "Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."


12 Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu berkata kepadanya: "Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik."


13 Tetapi Mikha menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan Allahku, itulah yang akan kukatakan."


14 Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: "Mikha, apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?" Jawabnya: "Majulah dan kamu akan beruntung, sebab mereka akan diserahkan ke dalam tanganmu!"


15 Tetapi raja berkata kepadanya: "Sampai berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran?"


16 Lalu jawabnya: "Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti kambing domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat."


17 Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?"


18 Kata Mikha: "Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhta-Nya dan segenap tentara sorga berdiri di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya.


19 Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab, raja Israel, untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu.


20 Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa?


21 Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian!


22 Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut nabi-nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu."


23 Sesudah itu tampillah Zedekia bin Kenaana; ditamparnyalah pipi Mikha serta berkata: "Bagaimana mungkin Roh TUHAN pindah dari padaku untuk berbicara kepadamu?"


24 Tetapi Mikha menjawab: "Sesungguhnya engkau akan melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain untuk menyembunyikan diri."


25 Berkatalah raja Israel: "Tangkaplah Mikha, bawa dia kembali kepada Amon, penguasa kota, dan kepada Yoas, anak raja,


26 dan katakan: Beginilah titah raja: Masukkan orang ini dalam penjara dan beri dia makan roti dan minum air serba sedikit sampai aku pulang dengan selamat."


27 Tetapi jawab Mikha: "Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!" Lalu disambungnya: "Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!"


28 Sesudah itu majulah raja Israel dengan Yosafat, raja Yehuda, ke Ramot-Gilead.


29 Raja Israel berkata kepada Yosafat: "Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu." Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian mereka masuk ke pertempuran.


30 Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para panglima pasukan keretanya demikian: "Janganlah kamu berperang melawan sembarang orang, melainkan melawan raja Israel saja."


31 Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: "Itu raja Israel!" Lalu mereka mengepung dia, untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak dan TUHAN menolongnya. Allah membujuk mereka pergi dari padanya.


32 Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat, bahwa dia bukanlah raja Israel, maka undurlah mereka dari padanya.


33 Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja, dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: "Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka."


34 Tetapi pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja Israel tetap berdiri di dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu sampai petang. Ia mati ketika matahari terbenam.


Raja Yosafat berbesan dengan Raja Ahab dan kita tahu kedua raja ini berbeda bagaikan langit dan bumi. Raja Yosafat adalah raja yang beriman, sedangkan Raja Ahab adalah raja yang tidak beriman.


Dalam kisah ini terpecik permasalahan di dalam kehidupan Raja Yosafat, yaitu diajak aliansi oleh Raja Ahab, namun di kemudian hari permasalahan semakin runyam.


Dikarenakan Raja Yosafat mempunyai mantu bernama Atalia yaitu Putri dari Raja Ahab, dia yang akan membunuh semua keturunan raja yang tersisa, dan tinggal satu yaitu Yoas bin Ahazia.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Hendaklah kita dengan tulus ikhlas di dalam mengenal kehendak Allah, yaitu bahwa kita rela melakukan apa yang Tuhan kehendaki.


2 Tawarikh 18:6-7


6 Tetapi Yosafat bertanya: "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?"


7 Jawab raja Israel kepada Yosafat: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan selalu malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla." Kata Yosafat: "Janganlah raja berkata demikian."


Jika Raja Ahab mau berperang melawan Ramot-Gilead, Raja Yosafat mau tidak mau harus mendukung Raja Ahab, karena ia adalah besan dari Raja Ahab.


Ketika diajak beraliansi, Raja Yosafat berkata dia akan ikut, tetapi dia minta petunjuk apa yang Tuhan kehendaki melalui FirmanNya.


Tidak tanggung-tanggung Raja Ahab membawa 400 nabi untuk bernubuat, namun Raja Yosafat tidak puas dengan 400 nabi, dan bertanya “Apakah masih ada?” Ternyata masih ada satu nabi yang tidak dipanggil oleh Raja Ahab.


Mengapa? Karena Raja Ahab tidak suka akan berita Firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi yang bernama Mikha.


Di sini kita belajar sesuatu, pernahkah kita memilih-milih pesan Tuhan? Pesan yang satu kita pikir adalah buat orang tertentu, pesan yang lain buat orang lain lagi, tetapi pesan yang menyenangkan itulah untuk kita.


Di sini kita harus sangat waspada, jangan kita memiliki semangat seperti Raja Ahab, dia memilih nabi sesuai dengan seleranya.


Ketika kita berkata “Kita ingin mengenal kehendak Tuhan” Marilah kita melakukan dengan tulus Ikhlas, memang kita mau kehendak Tuhan.


Dalam arti kita rela melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Kita tidak memilah-milah yang mana yang sesuai dengan kita atau tidak.


Ketika Tuhan berkata kepada kita, tentulah Tuhan punya maksud dan tujuan, tentulah Tuhan sedang merangkai sesuatu yang indah dalam hidup kita, meskipun tidak mudah saat melaluinya.


Adakalanya Tuhan berkata sangat keras pada kita, adakalanya Tuhan menegur kita, tetapi jangan lupa Tuhan pun menghibur kita.


Apa yang Tuhan lakukan pada kita sesungguhnya Dia memperlakukan kita seperti anak-Nya sendiri.


Marilah kita sebagai anak-anak Tuhan, kita mempunyai hati tulus ikhlas mau melakukan kehendak Bapa kita di Surga, dalam kita mengenal kehendak-Nya.


2. Manusia dapat menipu manusia, tetapi manusia tidak dapat memperdayakan Tuhan.


2 Tawarikh 18:28-30,33-34


28 Sesudah itu majulah raja Israel dengan Yosafat, raja Yehuda, ke Ramot-Gilead.


29 Raja Israel berkata kepada Yosafat: "Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu." Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian mereka masuk ke pertempuran.


30 Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para panglima pasukan keretanya demikian: "Janganlah kamu berperang melawan sembarang orang, melainkan melawan raja Israel saja."


33 Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja, dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: "Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka."


34 Tetapi pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja Israel tetap berdiri di dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu sampai petang. Ia mati ketika matahari terbenam.


Tidak ada seorang pun manusia yang dapat menipu dan memperdaya Tuhan.


Manusia bisa menipu manusia lain, bisa memperdayakan manusia lain, tetapi siapakah yang dapat memperdayakan Tuhan? Tidak ada.


Raja Ahab mencoba untuk melakukan sesuatu yang dapat membalik arah, dari apa yang dinubuatkan oleh Mikha dengan cara masuk ke pertempuran tanpa pakaian kebesaran.


Dia menyamar dan dia menyuruh Raja Yosafat untuk tetap memakai pakaian kebesarannya.


Kita tidak tau maksud Raja Ahab, apakah dia sengaja supaya Raja Yosafat yang menjadi korban? kita tidak tau.


Dari pertempuran ini kita menyaksikan ada seorang yang dengan sembarangan memanah dan panah itu bisa mengenai sambungan baju zirah.


Bukankah baju zirah itu adalah baju untuk melindungi dari mara bahaya, seperti tombak atau pun panah?


Tetapi panah yang sembarangan itu bisa masuk ke sambungan baju zirah, sehingga menembus ke tubuh Raja Ahab, hingga ia wafat.


Marilah kita menyadari bahwa tidak ada yang dapat menahan Tuhan, ketika Tuhan melakukan sesuatu.


Tidak ada yang dapat menahan Firman-Nya, ketika Tuhan sudah berfirman, perkataan Tuhan Ya dan Amin.


Apa yang patut kita lakukan? kita taat kepada Tuhan dan hidup takut akan Tuhan, karena Tuhan sesungguhnya mengasihi kita, Dia ingin kita hidup di dalam anugerah-Nya.


Janganlah kita lari dari anugerah Tuhan itu, janganlah kita menjadi orang-orang yang kelihatannya ingin tahu kehendak Tuhan tetapi sesungguhnya kita bukanlah orang yang mau menyenangkan hati Tuhan.


Orang yang hidup memperkenankan Tuhan akan hidup di jalan Tuhan, dan akan menyaksikan kemurahan, kuasa dan kebaikan Tuhan dalam hidupnya.


Doakan dan renungkan


*Menyamarlah raja Ahab dengan tidak menggunakan pakaian kebesarannya dan masuk ke pertempuran.


* Tetapi ada yang menarik panahnya sembarangan dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Raja pun mati dalam pertempuran sebagaimana dinubuatkan nabi Mikha.


Rencana Tuhan: tepat dan pasti