Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 03 Juni 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


2 Tawarikh 10

Pecahnya kerajaan itu


Keputusan kita hari ini sangat menentukan kehidupan kita di depan nanti.


Kita tahu bahwa kehidupan kita itu sangat dipengaruhi oleh keputusan-keputusan yang kita ambil. Bukan saja keputusan untuk hal-hal besar saja, juga untuk hal-hal yang kecil, dan itu dapat mengubah haluan kehidupan kita.


Sebagai orang percaya adakalanya kita mengambil keputusan tanpa lagi bertanya kepada Tuhan, tentu hal itu kita lakukan ketika kita anggap itu adalah perkara kecil, atau mungkin kita sudah merasa berpengalaman, atau kita anggap bahwa kita sudah mempunyai masukkan yang cukup bagus dan data yang akurat.


Sadarkah kita bahwa kehidupan kita ini tidak luput dari yang disebut dengan blindspot dan blindspot itu bukan sesuatu yang sifatnya natural, melainkan spiritual.


Apa yang sering kali jadi pertimbangan kita adalah hal-hal yang sifatnya lahiriah. Namun kurang untuk hal yang terkait dengan rohani.


Misalnya yang kita tanyakan adalah apakah itu menguntungkan? Namun seberapa banyak pertanyaannya adalah apakah itu memperkenankan Tuhan?


Pada umumnya pertanyaan pertama itu sering kali menjadi pertanyaan pamungkas kita bukan?


2 Tawarikh 10


1 Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja.


2 Segera sesudah hal itu kedengaran kepada Yerobeam bin Nebat – ia ada di Mesir, sebab ia melarikan diri ke sana dari hadapan raja Salomo – maka kembalilah ia dari Mesir.


3 Orang menyuruh memanggil dia, lalu datanglah Yerobeam dengan seluruh orang Israel dan berkata kepada Rehabeam:


4 “Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami menjadi hambamu.”


5 Tetapi ia menjawab mereka: “Datanglah kembali kepadaku lusa.” Lalu pergilah rakyat itu.


6 Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: “Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?”


7 Mereka berkata kepadanya: “Jika engkau mau berlaku ramah terhadap rakyat itu, mau menyenangkan mereka dan mengatakan kata-kata yang baik kepada mereka, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.”


8 Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya,


9 katanya kepada mereka: “Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungann yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?”


10 Lalu orang-orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata: “Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata kepadamu: Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau ini, berilah keringanan kepada kami – beginilah harus kaukatakan kepada mereka: Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku!


11 Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.”


12 Lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: “Kembalilah kepadaku lusa.”


13 Raja Rehabeam menjawab mereka dengan keras; ia telah mengabaikan nasihat para tua-tua;


14 ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda: “Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambahnya; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.”


15 Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat sebab hal itu merupakan perubahan yang disebabkan Allah, supaya TUHAN menepati firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat.


16 Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: “Bagian apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Masing-masing ke kemahmu, hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!” Maka pergilah seluruh orang Israel ke kemahnya,


17 sehingga Rehabeam menjadi raja hanya atas orang Israel yang diam di kota-kota Yehuda.


18 Kemudian raja Rehabeam mengutus Hadoram yang menjadi kepala rodi, tetapi orang-orang Israel melontari dia dengan batu, sehingga mati bahkan raja Rehabeam hampir-hampir tidak dapat menaiki keretanya untuk melarikan diri ke Yerusalem.


19 Demikianlah mulanya orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.


Raja Rehabeam adalah penerus dari raja Salomo untuk memerintah Israel. Sekarang raja Rehabeam menghadapi kasus yang harus dia putuskan dengan kembalinya Yerobeam bin Nebat yang datang dengan permohonan kepada raja Rehabeam.


Ternyata permohonan Yerobeam bin Nebat tersebut ditolak mentah-mentah oleh raja Rehabeam dan dengan cara yang sangat kasar.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Setiap orang dapat memberikan kepada kita nasihat. Namun kita harus memutuskannya dengan memohonkan hikmat daripada Tuhan.


2 Tawarikh 10:6, 8-9


6 Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: “Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?


8 Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya,


9 katanya kepada mereka: “Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungann yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?”


Raja Rehabeam ketika dia duduk di tahta, maka ujian mulai datang kepada dia.


Ujian itu datang yaitu dia harus mengambil sebuah keputusan yang sangat penting, dan sangat strategis yaitu dengan ketibaan Yerobeam bin Nebat dari Mesir dengan permohonannya bersama rakyat Israel.


Dari kisah yang kita baca Rehabeam bertanya kepada para tua-tua yang sezaman dengan ayahnya, dan dia bertanya kepada orang-orang sebaya rekan kerjanya.


Kedua kelompok ini memberikan inputan nasihat kepada dia, namun dari kisah ini kita tidak membaca Rehabeam bertanya kepada Tuhan.


Raja Daud adalah raja di dalam setiap peristiwa bertanya kepada Tuhan. Raja Salomo juga ada bertanya kepada Tuhan.


Tetapi dari kisah ini raja Rehabeam tidak bertanya kepada Tuhan dan dia mengambil keputusan untuk mengikuti nasihat orang muda.


Dalam hidup kita; kita perlu inputan nasihat dari orang-orang di sekitar kita, orang-orang yang dapat dipercaya.


Namun kita tidak boleh lupa, kita perlu memohon kepada Tuhan hikmat dan pimpinanNya. Sering kali hal ini yang menjadi kelemahan kita, hal ini yang sering kali kita lalaikan.


Apalagi ketika kita merasa kita sudah mendapatkan inputan yang bagus, atau kita sudah memiliki kecenderungan tertentu, sehingga kita memilih nasihat tertentu.


Sebagai orang percaya, Tuhan ingin menuntun langkah kita. Dia gembala kita yang baik, Dia tidak mau kita tergelincir, Dia tidak mau kita tertipu.


Namun kita punya tanggung jawab untuk datang kepada Dia, minta hikmat daripada Tuhan, minta pimpinan Tuhan, karena pimpinan Tuhan selalu mau menyertai kita dan tidak pernah meninggalkan kita.


Di situlah kita menjadi orang percaya yang selalu berjalan di jalan yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.


Sehingga kita boleh melihat kemuliaan Tuhan, kita boleh melihat kasih Tuhan, kita boleh mendapat kuasa Tuhan dalam hidup kita.


2. Tuhan itu tidak pernah salah di dalam Firman-Nya.


2 Tawarikh 10:15


15 Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat sebab hal itu merupakan perubahan yang disebabkan Allah, supaya TUHAN menepati firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat.


Apa yang terjadi dengan bangsa Israel? Apa yang terjadi dengan keputusan Rehabeam? Sebetulnya sudah diperingatkan oleh Tuhan.


Baik kepada raja Daud, kemudian kepada raja Salomo, kemudian melalui Ahia orang Silo itu berbicara kepada Yerobeam yang akan berkuasa atas sepuluh suku orang Israel.


Peringatan-peringatan Tuhan tidak boleh diabaikan, Yerobeam berkuasa atas sepuluh suku Israel karena raja Salomo tidak setia kepada Tuhan.


Rehabeam keturunannya juga menjadi orang yang tidak mencari wajah Tuhan di dalam mengambil keputusan.


Bagaimanakah sikap kita terhadap peringatan-peringatan yang Tuhan berikan kepada kita? Begitulah kehidupan kita, janganlah kita meremehkan apa yang Tuhan katakan dari firman-Nya kepada kita.


Tuhan berfirman karena Dia mencintai kita, Tuhan memberikan peringatan kepada kita karena kita adalah orang-orang yang rentan untuk tergelincir dan tertipu.


Tuhan ingin melindungi kita, maka itu Dia berbicara kepada kita melalui Alkitab, melalui firman Tuhan, melalui Kitab Suci.


Supaya apa? Supaya hidup kita berada di jalur yang Tuhan inginkan di mana Tuhan ingin memberkati hidup kita.


Oleh karena itu, dari apa yang kita pelajari, dari kisah Rehabeam ini. Ingatlah Tuhan tidak pernah salah di dalam firman-Nya.


Mari kita perhatikan apa yang Tuhan katakan kepada kita dan kita hidup seturut dengan firman-Nya!


Doakan dan renungkan


* Raja Rehabeam meminta pendapat kepada para tua-tua sezaman ayahnya, dan kepada orang-orang muda sebayanya. Kedua kelompok ini memberi input yang sangat berbeda kepadanya.


* Masalah besar terjadi karena raja Rehabeam tidak meminta pendapat Tuhan bagaimana memimpin bangsanya.


Merasa Berkuasa dan Bisa