Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Selasa, 15 Juni 2021

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Selasa, 15 Juni 2021

Keluaran 2:11-22
Musa Membela Bangsanya
Ia Lari ke Tanah Midian

Setiap berkat yang
Tuhan berikan kepada kita,
itu dikarenakan Tuhan ingin
memampukan kita untuk
kita boleh berkarya bagi Dia,
menjadi saluran berkat bagi-Nya,
dan memuliakan nama Tuhan.

Apakah yang kita andalkan
di dalam kehidupan kita?
Banyak orang berpikir seperti ini,
“Jika saya menjadi kaya,
maka saya akan berbuat ini
dan berbuat itu.”

Atau ada yang berkata begini,
“Jikalau saya menduduki
jabatan yang tinggi,
maka saya akan berbuat ini
dan berbuat itu.”

Mungkin juga ada
yang berkata seperti ini,
“Jikalau saya bisa kuliah dan lulus,
maka saya akan
berbuat ini dan berbuat itu.”

Apa yang dikatakan di sini
tidaklah mutlak salah.
Ada baiknya orang
mempunyai cita-cita,
namun yang perlu kita
pertanyakan adalah:
Apakah yang ada
di balik pemikiran dari
kalimat-kalimat seperti ini?

Apakah kalimat-kalimat ini
mengindikasikan bahwa
jikalau seseorang mencapai
kerinduan yang seperti itu,
kerinduannya itu mutlak
sanggup memampukan dia
untuk melakukan ini dan itu?

Ataukah asumsi ini bukanlah
asumsi yang tepat?

Adakalanya ketika hal itu
sudah tercapai,
dia pun tidak dapat
berbuat ini dan itu.

Keluaran 2:11-22

11) Pada waktu itu,
ketika Musa telah dewasa,
ia keluar mendapatkan
saudara-saudaranya untuk
melihat kerja paksa mereka;
lalu dilihatnyalah seorang Mesir
memukul seorang Ibrani,
seorang dari saudara-saudaranya itu.

12) Ia menoleh ke sana sini
dan ketika dilihatnya tidak ada orang,
dibunuhnya orang Mesir itu,
dan disembunyikannya mayatnya
dalam pasir.

13) Ketika keesokan harinya
ia keluar lagi,
didapatinya dua orang Ibrani
tengah berkelahi.
Ia bertanya kepada yang
bersalah itu:
"Mengapa engkau pukul temanmu?"

14) Tetapi jawabnya:
"Siapakah yang mengangkat engkau
menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
Apakah engkau bermaksud
membunuh aku,
sama seperti engkau telah
membunuh orang Mesir itu?"
Musa menjadi takut,
sebab pikirnya:
"Tentulah perkara itu telah ketahuan."

15) Ketika Firaun mendengar
tentang perkara itu,
dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa.
Tetapi Musa melarikan diri
dari hadapan Firaun dan
tiba di tanah Midian,
lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.

16) Adapun imam di Midian itu
mempunyai tujuh anak perempuan.
Mereka datang menimba air
dan mengisi palungan-palungan
untuk memberi minum
kambing domba ayahnya.

17) Maka datanglah gembala-gembala
yang mengusir mereka,
lalu Musa bangkit menolong mereka
dan memberi minum
kambing domba mereka.

18) Ketika mereka sampai kepada Rehuel,
ayah mereka, berkatalah ia:
"Mengapa selekas itu
kamu pulang hari ini?"

19) Jawab mereka:
"Seorang Mesir menolong kami
terhadap gembala-gembala,
bahkan ia menimba air
banyak-banyak untuk kami
dan memberi minum kambing domba."

20) Ia berkata kepada anak-anaknya:
"Di manakah ia?
Mengapakah kamu tinggalkan orang itu?
Panggillah dia makan."

21) Musa bersedia tinggal di rumah itu,
lalu diberikan Rehuellah Zipora,
anaknya, kepada Musa.

22) Perempuan itu melahirkan
seorang anak laki-laki,
maka Musa menamainya Gersom,
sebab katanya:
"Aku telah menjadi
seorang pendatang di negeri asing."

Musa adalah seorang Ibrani
yang diangkat menjadi anak
oleh puteri Firaun.
Satu hak istimewa yang
dialami oleh Musa.
Bahkan dia mungkin satu-satunya
orang Ibrani yang diangkat anak
oleh puteri Firaun.

Bukan itu saja.
Musa juga mendapat hak istimewa.
Meskipun ia diangkat anak
oleh puteri Firaun,
namun ia tetap diasuh oleh ibunya,
karena ibunya menjadi
inang penyusu bagi dia.

Karena Musa sering bergaul
dengan ibunya, seorang Ibrani,
maka Musa punya kesadaran
akan identitasnya.
Ia bukan orang Mesir,
ia adalah orang Ibrani.

Tidak heran ketika ia mulai dewasa,
ia menyadari akan nasib
saudara-saudaranya Ibrani.
Ia ingin menjadi berkat bagi mereka.

Apakah salah ingin menjadi berkat?

Pesan Firman Tuhan Pada Hari Ini

1. Jangan mengandalkan hikmat
dan kekuatan diri kita sendiri.

Tidak salah jika Musa ingin menjadi
berkat bagi saudara-saudaranya.
Ketika saudara-saudaranya
bertengkar dengan orang Mesir,
Musa berbuat sesuatu yang luar biasa.

Maksud luar biasa disini adalah
melampaui batas.
Dia bukan saja menegur orang Mesir,
dia bunuh orang Mesir itu,
karena ia ingin membela saudaranya.

Keesokan harinya dia melihat
dua orang Ibrani bertengkar.
Musa juga ingin menjadi berkat
dengan menegur yang salah.
Namun Musa tidak bisa menjadi
berkat bagi orang Ibrani,
bahkan Musa harus lari dari Firaun.

Kita seringkali ingin
berbuat yang baik.
Kita seringkali ingin melakukan
sesuatu bagi orang lain.
Kita ingin sekali membela orang lain.
Kita ingin sekali menjadi
berkat bagi orang lain.
Itu adalah niat yang baik dan luhur.

Namun peringatan dari
Firman Tuhan hari ini adalah:
Kita memang dipanggil
untuk menjadi berkat,
namun kita dipanggil untuk
berpaut kepada Tuhan,
kepada kekuatan-Nya dan
kepada hikmat-Nya,
bukan kepada hikmat dan
kekuatan kita sendiri.

Ketika kita mencoba melakukan
pekerjaan Tuhan dengan
hikmat dan kekuatan kita,
kita akan menemui bahwa
kita tidak sanggup.

Marilah kita mempunyai
niat yang baik,
namun kita melakukannya
dengan cara Tuhan.
Maka kita bisa melihat
bagaimana Tuhan menyertai
apa yang kita kerjakan.

2. Jangan menahan kebaikan
kepada siapapun.

Pernahkah Saudara menahan
kebaikan kepada orang
dimana Saudara perlu
berbuat baik kepadanya?

Mungkin pernah.
Yang tahu hanya diri kita
masing-masing.
Kita menahan kebaikan
mungkin karena kita
tidak rela melakukannya,
atau kita tidak mau,
meskipun kita sempat
dan kita mampu.

Firman Tuhan hari ini
mengajarkan kita,
jangan membiasakan seperti itu.

Musa lari dari Firaun
ke tanah Midian.
Di situ dia berjumpa dengan
anak-anak dari imam Midian,
7 perempuan.

Mereka membawa kambing domba,
tetapi waktu mereka
mau memberi minum,
mereka dihalau oleh gembala-gembala.

Musa tidak menahan kebaikannya
dengan 7 perempuan yang
tidak dia kenal itu.
Dia membela perempuan-perempuan itu.

Musa tidak berharap apapun
dari apa yang dia perbuat,
namun apa yang dia perbuat itu
adalah perbuatan yang baik
yang dia tidak pernah
tahan dari orang lain.

Mari kita belajar untuk
tidak menahan kebaikan
kepada orang yang memang
kita perlu berbuat itu kepadanya,
karena Tuhan bisa pakai kita
dimana pun kita berada dan dengan
siapapun yang bertemu dengan kita.

Tuhan sedang bekerja melalui hidup kita.
Tidak pernah ada sesuatu
yang sifatnya kebetulan.
Semuanya ada di dalam
pimpinan dan rencana Tuhan.

Berbuatlah baik selama
masih ada kesempatan
di dalam hidup kita.

3. Meskipun kita tidak mengharapkan
balas budi dari kebaikan kita,
Tuhan dapat membuka kesempatan
yang lebih luas bagi kita.

Inilah yang dialami Musa.
Saya yakin Musa tidak
mengharapkan balas budi
dari orang tua 7 perempuan itu.

Namun Tuhan mengingat
perbuatan Musa dan
Tuhan menggerakkan hati
orang tua dari 7 gadis ini
dengan mengundang Musa
makan di rumahnya.

Peristiwa ini adalah permulaan
di mana Allah bekerja untuk
menyelamatkan bangsa Israel.

Mari kita berbuat baik dengan tulus,
tidak mengharapkan balas budi,
karena kita percaya
kita melakukannya
semata-mata untuk Tuhan,
semata-mata karena
kita ingin mengasihi Tuhan.

Sejauh kita mengenal Tuhan,
Tuhan tidak pernah
tidak memperhitungkan apa
yang kita perbuat.

Dia akan bekerja membuka
kesempatan lebih luas,
supaya hidup kita
dapat semakin dipakai oleh Dia.

Doakan dan Renungkan

• Mengapa kita perlu berhati-hati
dengan niat baik yang
tidak disertai oleh hikmat Tuhan?

• Bagaimana agar kita dapat
menjadi bijak dalam
berbuat kebaikan pada orang lain?

• Marilah kita mempunyai niat baik
yang kita lakukan dengan cara Tuhan.
Maka kita bisa melihat bagaimana
Tuhan menyertai apa yang kita kerjakan.

Mari kita terus belajar dan
bertumbuh dalam Kristus