Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 14 Maret 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


1 Korintus7:25-46

Hidup dalam keadaan seperti waktu dipanggil Allah.


Kita harus menghayati perkataanNya yaitu “waktunya pasti berlalu” agar ketika kita menghadapi pergumulan, kita mempunyai kekuatan untuk melalui pergumulan tersebut.


Lalu, kita juga harus menghayati perkataanNya yaitu “waktunya akan tiba” karena perkataan ini membuat kita semangat untuk berjaga-jaga serta mengantisipasi waktu yang akan tiba.


Apakah Saudara adalah orang yang peduli dengan waktu? Yang dimaksud dengan “waktu” adalah momentum atau kesempatan.


Ketika seseorang sangat peduli dengan waktu, maka ia akan menjalankan kehidupannya dengan bijaksana dengan tidak membuang-buang waktu, melainkan melakukan apa yang patut ia lakukan dan fokus kepada apa yang penting di dalam kehidupannya


Peduli dengan waktu berkaitan dengan peduli dengan prioritas. Sebagai orang Kristen, apakah Saudara merasa mempunyai banyak waktu?


Ada kemungkinan bagi orang yang merasa mempunyai banyak waktu untuk menunda-nunda apa yang patut ia kerjakan, atau orang tersebut membuat permasalahan yang tidak perlu sehingga ia harus menyediakan waktu untuk mengurus hal-hal yang tidak perlu.


Sementara itu, ada pekerjaan yang lebih penting atau lebih berguna di saat itu. Firman Tuhan menasihatkan kita untuk menggunakan kesempatan yang ada karena hari-hari ini jahat.


1 Korintus 7:25-40


25 Sekarang mengenai orang-orang yang belum kawin. Mengenai hal itu, saya tidak menerima perintah apa-apa dari Tuhan. Namun sebagai orang yang karena rahmat Tuhan patut dipercayai, saya mau memberikan nasihat saya.


26 Mengingat segala kesusahan yang mengancam sekarang ini, saya rasa lebih baik kalau orang tetap menjalani hidup seperti keadaannya yang sekarang.


27 Kalau Saudara sudah beristri janganlah berusaha lepas dari istri itu. Kalau Saudara belum beristri tidak usah mencari istri.


28 Tetapi kalau Saudara kawin, itu bukan dosa. Begitu juga kalau seorang gadis kawin, tidak berarti ia berdosa. Hanya, mereka yang kawin itu akan menghadapi banyak kesusahan. Dan saya ingin Saudara terhindar dari kesusahan-kesusahan itu.


29 Maksud saya begini, Saudara-saudara: Kita tidak punya banyak waktu lagi. Mulai dari sekarang, setiap orang yang sudah beristri hendaklah hidup seolah-olah ia tidak beristri;


30 orang yang menangis, hidup seolah-olah ia tidak bersedih hati; orang yang tertawa, seolah-olah ia tidak gembira; orang yang sudah membeli, seolah-olah ia tidak memiliki apa-apa;


31 dan orang yang berkecimpung dalam hal-hal dunia, hendaklah hidup seolah-olah ia tidak disibuki oleh hal-hal itu. Sebab tidak lama lagi dunia ini, dalam keadaannya yang sekarang, akan lenyap!


32 Saya ingin supaya Saudara bebas dari kesusahan. Orang yang tidak beristri akan memusatkan pikirannya pada hal-hal mengenai Tuhan, karena ia ingin menyenangkan Tuhan.


33 Tetapi orang yang sudah beristri akan banyak memikirkan hal-hal dunia ini, sebab ia ingin menyenangkan hati istrinya;


34 akibatnya perhatiannya terbagi-bagi. Seorang wanita yang tidak bersuami, atau seorang anak gadis, akan banyak memikirkan hal-hal mengenai Tuhan, sebab ia ingin supaya jiwa raganya menjadi milik Allah. Tetapi seorang wanita yang sudah bersuami, memusatkan pikirannya pada hal-hal dunia ini, sebab ia ingin menyenangkan hati suaminya.


35 Saya menulis semuanya itu untuk kebaikanmu sendiri, bukan dengan maksud melarang ini dan melarang itu. Yang saya ingini hanyalah supaya Saudara melakukan yang benar dan patut, dan supaya Saudara dapat memusatkan pikiranmu kepada Tuhan.


36 Kalau seseorang merasa tidak menjalankan yang sepatutnya terhadap tunangannya, kalau ia tidak dapat menahan nafsunya, dan ia merasa perlu kawin dengan gadis itu, biarlah ia melakukan apa yang dirasanya baik. Ia tidak berdosa, kalau mereka kawin.


37 Tetapi kalau seseorang sudah membuat keputusan di dalam hatinya untuk tidak kawin dengan tunangannya dan keputusannya itu tidak terpaksa, maka yang dilakukannya itu baik, asal ia kuat melakukannya.


38 Tegasnya, orang yang kawin baik perbuatannya, dan orang yang tidak kawin lebih baik lagi perbuatannya.


39 Seorang wanita yang sudah kawin terikat kepada suaminya hanya selama suaminya hidup. Kalau suaminya sudah meninggal, wanita itu bebas kawin lagi dengan orang yang disukainya; asal perkawinan itu perkawinan Kristen.


40 Namun ia akan lebih beruntung kalau tidak kawin lagi. Itu pendapat saya sendiri, tetapi saya rasa bahwa yang saya ucapkan itu adalah dengan kuasa Roh Allah.


Apa yang ditulis oleh Rasul Paulus bersifat kontekstual dalam gereja di kota Korintus terkait dengan pernikahan dan juga hal-hal lain. Rasul Paulus memberikan tolak ukur bagaimanakah mereka seharusnya berperilaku.


Tolak ukurnya adalah “bahwa kita harus melakukan kehendak Allah di dalam segala situasi hidup kita, dan kita tidak boleh bias di dalam fokus hidup kita apa pun yang akan kita lakukan.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Waktu telah menjadi singkat, marilah kita menggunakan waktu sebaik-baiknya dengan melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan.


1 Korintus 7:25-29


25 Sekarang mengenai orang-orang yang belum kawin. Mengenai hal itu, saya tidak menerima perintah apa-apa dari Tuhan. Namun sebagai orang yang karena rahmat Tuhan patut dipercayai, saya mau memberikan nasihat saya.


26 Mengingat segala kesusahan yang mengancam sekarang ini, saya rasa lebih baik kalau orang tetap menjalani hidup seperti keadaannya yang sekarang.


27 Kalau Saudara sudah beristri janganlah berusaha lepas dari istri itu. Kalau Saudara belum beristri tidak usah mencari istri.


28 Tetapi kalau Saudara kawin, itu bukan dosa. Begitu juga kalau seorang gadis kawin, tidak berarti ia berdosa. Hanya, mereka yang kawin itu akan menghadapi banyak kesusahan. Dan saya ingin Saudara terhindar dari kesusahan-kesusahan itu.


29 Maksud saya begini, Saudara-saudara: Kita tidak punya banyak waktu lagi. Mulai dari sekarang, setiap orang yang sudah beristri hendaklah hidup seolah-olah ia tidak beristri;


Apa yang dimaksud Rasul Paulus dengan “waktunya telah singkat”? Apakah Rasul Paulus merasa bahwa kedatangan Tuhan Yesus akan kembali dengan segera?


Di ayat 26, Rasul Paulus berbicara tentang waktu darurat sekarang. Dua terminologi atau hal ini terkait satu dengan yang lainnya. “Waktu yang singkat” terkait dengan “waktu yang darurat”.


Definisi dari “waktu yang darurat” sendiri adalah situasi dan kondisi yang tidak kondusif dengan pelbagai kemungkinan dapat terjadi di situasi tersebut, misalnya penganiayaan, peperangan, dan lain sebagainya.


Ketika Rasul Paulus menasihati orang-orang di Korintus, Rasul Paulus kemungkinan besar menasihati orang-orang di Korintus bukan dalam konteks kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, melainkan dalam konteks situasi dan kondisi tidak kondusif, sampai membawa perubahan dalam hidup mereka.


Mereka menjadi lebih konsentrasi kepada perubahan tersebut daripada konsentrasi hidup sebagai orang Kristen.


Rasul Paulus mengatakan, “biarlah engkau sekarang ini, dalam keadaan kamu sekarang, tetap dalam keadaan sekarang. Jangan berubah dulu karena situasi dan kondisi tidak kondusif. Kondisinya darurat. Engkau sebagai orang Kristen perlu konsentrasi untuk melayani Tuhan untuk memberitakan Injil, untuk hidup bagi Tuhan”.


Ada kata yang penting di bagian ini, dikatakan “seolah-olah”. Jadi, jika Saudara membeli suatu barang, Saudara seolah-olah tidak mempunyai barang. Jika Saudara mengatakan bahwa Saudara sedih, Saudara seolah-olah tidak sedih.


Maksudnya adalah, jangan biarkan hal-hal tersebut memperhamba Saudara sampai tidak fokus dalam panggilan yang Tuhan telah berikan. Bukan berarti Saudara mengabaikan semua hal tersebut dan menganggap sampah.


1 hal yang sangat penting bagi orang percaya karena “waktu telah menjadi singkat” adalah menggunakan waktu sebaik-baiknya dengan melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan. Kalimat “waktu telah menjadi singkat” adalah sesuatu yang dapat dikenakan untuk Saudara.


Orang yang dapat berkata “waktu ini masih panjang” adalah orang yang mengabaikan kesempatan yang ada. Oleh karena itu, selama masih ada kesempatan, lakukanlah di saat itu juga karena itulah yang Tuhan kehendaki supaya tidak menyesal.


2. Nasihat Rasul Paulus bukanlah yang diperintahkan Tuhan namun diinspirasikan oleh Roh Kudus


1 Korintus 7:25, 40


25 Sekarang mengenai orang-orang yang belum kawin. Mengenai hal itu, saya tidak menerima perintah apa-apa dari Tuhan. Namun sebagai orang yang karena rahmat Tuhan patut dipercayai, saya mau memberikan nasihat saya.


40 Namun ia akan lebih beruntung kalau tidak kawin lagi. Itu pendapat saya sendiri, tetapi saya rasa bahwa yang saya ucapkan itu adalah dengan kuasa Roh Allah.


Bagian ini menunjukkan kejujuran dari Rasul Paulus. Dia tidak merekayasa tetapi berkata apa adanya. “Mengenai hal itu, saya tidak menerima perintah apa-apa dari Tuhan” artinya Tuhan tidak pernah menyitir masalah perkawinan dalam konteks ini.


Rasul Paulus menasehati jemaat Korintus tentang hal yang tidak diperintahkan oleh Tuhan Yesus, tetapi Rasul Paulus berkata bahwa dia mempunyai Roh Allah. Ini menandakan bahwa Rasul Paulus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menuliskan bagian ini sehingga apa yang dituliskan ini menjadi Firman Allah.


Apa yang Rasul Paulus telah tuliskan bukan sekedar hikmat dari diri dia sendiri, tetapi seluruh tulisan tersebut diilhamkan oleh Allah, sehingga setiap tulisan yaitu Kitab Suci, berotoritas dalam hidup Saudara masing-masing dan memberikan arahan tentang bagaimana seharusnya Saudara hidup.


Melalui Firman Tuhan ini, Rasul Paulus mengajarkan suatu prinsip yaitu menekankan pentingnya hidup bagi Tuhan, karena waktu-waktu yang telah dilewati sangat singkat.


Prinsip ini tidak bertentangan dengan kebenaran Firman Allah. Seluruh Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu berjalan beriringan, sehingga tidak bertentangan satu sama lain, dan juga melalui Alkitab, Saudara bisa mengerti dan memahami hikmat Tuhan yang tersembunyi itu, yaitu Yesus Kristus.



Doakan dan renungkan


*Jangan biarkan situasi atau kondisi tidak kondusif memperhamba Saudara sampai tidak fokus dalam panggilan yang Tuhan telah berikan

*Waktu di dunia ini sangat singkat, kita harus melakukan kehendak Allah di dalam segala situasi hidup kita, dan kita tidak boleh bias di dalam fokus hidup kita


Waktu kita singkat.