Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Rabu, 13 Maret 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


1 Korintus 7: 17-24

Hidup Dalam Keadaan Seperti Waktu Dipanggil Allah.


Pemahaman sangat penting dalam hidup kita. Jika kita tidak memiliki pemahaman yang benar, maka kita tidak dapat hidup dengan benar dan mengambil keputusan yang tepat.


Untuk mendapatkan pemahaman yang benar, kita harus mempelajari dan mengklarifikasi dengan sungguh-sungguh kepada sumber yang bertanggung jawab.


Jika kita salah di dalam pemahaman iman Kristen, kita tidak mendapatkan sumber yang sesungguhnya, kita bisa tersesat di dalam pemahaman yang salah.


Banyak orang memiliki penghargaan terhadap budaya etnik mereka dan membuat mereka menolak menerima Yesus Kristus. Hal ini terjadi karena pemahaman bahwa saat seseorang sudah menjadi orang Kristen, maka ia harus meninggalkan seluruh kebudayaan etnik mereka.


Bahkan ada pandangan bahwa dengan menjadi orang Kristen, maka orang tersebut menghidupi kebudayaan Barat. Hal ini adalah persepsi yang tidak sesuai dengan iman Kristen.


Pandangan Kristen tentang budaya menggambarkan betapa kaya dan indahnya Tuhan kita, yang tercermin dalam beragam budaya di dunia ini.


Budaya menggambarkan manusia diciptakan di dalam gambar dan rupa Allah. Maksudnya adalah budaya yang tidak bertentangan dengan kekudusan dan kebenaran Allah. Tidak semua bagian dari budaya selaras dengan kekudusan dan kebenaran Allah, karena budaya itu, memang dibuat oleh manusia yang sudah jatuh dalam dosa.


1 Korintus 7:17-24


17 Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.


18 Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat.


19 Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.


20 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah.


21 Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu.


22 Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya.


23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.


24 Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.


Pada abad pertama, zaman Rasul Paulus, ada kebingungan bagi orang Kristen pada masa itu. Kebingungan ini berhubungan dengan status religius seseorang yang berlatar belakang Yudaisme, yaitu terkait dengan sunat.


Begitu juga dengan orang–orang yang bukan berlatar belakang Yudaisme, karena mereka memahami kekristenan itu sebagai sebuah kelanjutan dari apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama.


Selain masalah yang bersifat religius, ada juga masalah status sosial di dalam masyarakat, yang pada masa itu masih melegalkan perbudakkan, karena mereka memahami di dalam Kristus, seorang budak menjadi orang yang merdeka, bagaimana dengan status budaknya?


Bagaimana tantangan menjadi orang Kristen pada hari ini? Apakah memiliki pergumulan yang sama dalam situasi yang berbeda?


Pesan Firman Tuhan bagi kita:

1. Latar belakang situasi dan kondisi lahiriah seseorang ketika ia percaya Yesus Kristus tidaklah mempengaruhinya sebagai manusia baru di dalam Kristus.


1 Korintus 7:17-21


17 Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.


18 Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat.


19 Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.


20 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah.


21 Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu.


Rasul Paulus berbicara tentang dua hal, yaitu tentang kereligiusan seseorang dan status sosial.

Mengenai religiusitas, hal ini berkaitan dengan sunat atau tidak bersunat. Mengenai status sosial, berkaitan dengan status budak dari orang-orang percaya.




Kekristenan berkaitan dengan hal-hal rohani. Suatu perubahan di dalam batin seseorang yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Ketika seseorang dilahirkan kembali, fisik atau jasmani tidak berubah, yang diubah adalah batin.


Perubahan batin seseorang akan mengubah seluruh cara pandang, perilaku dan sikap hidupnya. Hal-hal lahiriah tidak terlalu penting dalam mempengaruhi kerohanian seseorang, seperti sunat. Disunat atau tidak disunat, tidak mempengaruhi kerohanian dan status sebagai orang-orang kudus.


Status sosial seorang budak juga tidak mempengaruhi kehidupan sebagai orang percaya. Meskipun berstatus sebagai seorang budak, ia adalah orang percaya yang merdeka untuk melakukan kehendak Tuhan, sehingga ia bisa menjadi berkat bagi tuannya dan tidak lagi bersikap sebagai budak yang terpaksa melakukan hal-hal baik bagi tuannya, tetapi melayani tuannya seperti melakukannya bagi Tuhan.


Rasul Paulus berkata bahwa orang-orang merdeka yang sudah percaya, mereka telah menjadi hamba Yesus Kristus.


Latar belakang situasi kondisi lahiriah seseorang, tidak mempengaruhi manusia baru yang diciptakan di dalam Kristus. Hal yang terpenting bagi orang percaya adalah menjadi orang merdeka untuk melakukan kehendak Allah dan menaati Firman Tuhan.


2. Prinsip dasar kehidupan seorang Kristen adalah jangan menjadi hamba manusia, melainkan hidup sebagai milik Allah di dalam Kristus.


1 Korintus 7:23-24


23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.


24 Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.


Banyak orang merasa rendah diri dengan berbagai alasan. Sebagai orang percaya, kita telah menjadi milik Allah. Oleh sebab itu, mari kita hidup sebagai milik Allah.


Kita jangan menjadi hamba manusia. Meskipun dalam dunia ini, kita adalah hamba dari seseorang dalam arti membantu seorang yang lain, atau kondisi tidak lebih baik daripada orang lain. Dalam kondisi apapun, prinsip dasar terpenting adalah hidup sebagai milik Allah di dalam Kristus.


Sebagai milik Allah di dalam Kristus, manusia sudah dibayar lunas oleh darah Yesus Kristus. Artinya, keberadaan kita berharga dan penting. Sebagai milik Tuhan dan orang percaya, Tuhan mempunyai maksud dan rencana dalam hidup kita apapun kondisi dan situasi kita saat ini.


Penghayatan kita untuk hidup sebagai milik Tuhan di dalam Kristus, akan mengubah sikap, perilaku dan batin kita. Kita menjadi orang yang bersungguh-sungguh dan bersukacita dalam bekerja serta mempunyai pengharapan dalam situasi apapun yang sedang dihadapi. Hal ini karena kita tahu bahwa semua dilakukan sebagai milik Tuhan.


Pemberian nilai pada kita bukan berdasarkan hal yang melekat pada diri kita, seperti pekerjaan, pakaian, dan pandangan orang. Pemberian nilai itu berdasarkan kita yang sudah dibayar dengan darah Yesus Kristus yang mahal, sehingga kita menjadi milik Tuhan.


Kita seharusnya tidak lagi menjadi hamba manusia, tetapi menjadi hamba Tuhan dan melakukan yang Tuhan mau, bukan melakukan yang manusia pandang terhadap diri kita.



Doakan dan renungkan


*Ketika seseorang dilahirkan kembali, perubahan di dalam batin seseorang dikerjakan oleh Roh Kudus.


*Kita seharusnya tidak lagi menjadi hamba manusia, tetapi menjadi hamba Tuhan dan melakukan yang Tuhan mau, bukan melakukan yang manusia pandang terhadap diri kita.

Hidup sebagai Milik Kristus.