Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 11 Maret 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


1 Korintus 6:12-20


Nasihat terhadap pecabulan


Marilah kita menyadari bahwa produk-produk manusia itu mengekspresikan keberadaan manusia itu juga.


Di antaranya manusia adalah manusia terbatas, maka produk-produk manusia sifatnya terbatas. Manusia itu bercacat cela sehingga produk-produk manusia juga bercacat cela.


Di situlah kita sebagai orang percaya, kita harus terus bercermin kepada kebenaran yang absolut yaitu firman Tuhan. Sehingga mata rohani kita bisa celik, kita tidak terbawa arus dalam dunia ini.


Berapa banyak orang di dunia ini, mereka melanggar moral dengan mencari dukungan aturan-aturan hukum yang berlaku atau budaya yang berlaku atau kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.


Hukum, budaya, dan kebiasaan adalah produk-produk dari manusia. Hal ini yang perlu kita sadari meskipun produk itu lahir dari kemufakatan dan kesepakatan bersama.


Hukum, budaya, atau kebiasaan tidak selalu mewakili kebenaran itu sendiri. Sebagaimana sekarang kita hidup di era Posmodenisem, setiap insan manusia merasa memiliki kebenarannya sendiri dan tidak mengakui adanya kebenaran yang absolut yaitu kebenaran Allah.


Orang percaya dipanggil untuk menghormati perintah, menghormati peraturan perundangan, menghormati budaya mungkin juga kebiasaan.


Namun di atas semua itu apa yang orang Kristen lakukan adalah apa yang berkenan kepada Tuhan serta panggilan Tuhan bagi orang percaya.


1 Korintus 6:12-20


12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.


13 Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan, tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.


14 Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.


15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!


16 Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: “Keduanya akan menjadi satu daging.”


17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.


18 Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.


19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?


20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!


Rasul Paulus menyadari apa yang dihadapi oleh jemaat di kota Korintus yaitu kota Korintus itu sendiri dan orang-orang Yahudi yang ada di dalam kota itu ataupun yang mungkin bergabung di dalam gereja di sana.


Kota Korintus itu sendiri mempunyai budaya dan hukumnya sendiri yang mana hukum dan budaya itu seringkali saling mempengaruhi satu sama lain. Dan ada yang bertentangan dengan nilai-nilai kerajaan Allah.


Tidak heran rasul Paulus menulis di 1 Korintus 6:12 “Segala sesuatu halal bagiku” Yang dimaksud halal adalah tidak melanggar hukum. “Tetapi bukan semuanya berguna.Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.”


Tidak saja itu, jemaat di Korintus juga mengalami pengaruh dari Yudaisme yang gencar terkait dengan masalah makanan yang dikaitkan dengan hal yang religius.

Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Budaya, kebiasaan, dan hukum di dalam sebuah komunitas atau di dalam sebuah bangsa atau di sebuah negara dapat bertentangan dengan nilai-nilai kerajaan Allah, sebagai orang-orang percaya kita harus menghidupi nilai-nilai kerajaan Allah. Meskipun hal-hal yang tidak sesuai dengan kerajaan Allah itu tidak melanggar hukum, budaya, atau kebiasaan setempat.


1 Korintus 6:12-14


12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.


13 Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan, tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.


14 Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.


Rasul Paulus pada bagian ini berbicara sangat kontekstual dengan kondisi di kota Korintus yang memang banyak ditinggali oleh orang-orang non Yahudi dan tentu orang Kristen masih minoritas adanya.


Kota ini berkembang dengan segala budaya-budaya non Yahudi dan tentunya hukum-hukum mereka sangat dipengaruhi oleh budaya dan sistem nilai mereka dan gereja Tuhan berada di sana.


Ketika ada orang Kristen di gereja Tuhan melakukan perkara-perkara yang melanggar norma-norma daripada kebenaran firman Allah, namun mereka tidak melanggar hukum di sana.


Di situ rasul Paulus berkata: “Segala sesuatu halal bagiku” Maksudnya tidak melanggar hukum. “Tetapi bukan semuanya berguna.”


Ada banyak hal-hal yang tidak dilarang oleh hukum namun tidak sesuai dengan semangat injil dan itu halal artinya tidak melanggar hukum.


Tetapi apa yang dilakukan itu tidak berguna. Bahkan rasul Paulus berkata: “Segala sesuatu halal bagiku tidak melanggar hukum, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.”


Kita tidak boleh lupa ketika kita melakukan segala sesuatu yang menodai nila-nilai kerajaan Allah, meskipun tidak melanggar hukum kita sudah diperhamba oleh dosa.


Kita diperhamba oleh kedagingan kita, kita sudah terikat di dalamnya.


Bukan saja orang-orang Kristen di Korintus mengalami tekanan atau hal-hal yang sifatnya budaya ataupun pengaturan hukum.


Orang Kristen di sana juga mengalami dari orang-orang Yahudi dengan Yudaismenya terkait dengan makanan. Di situ rasul Paulus mengatakan: “Bahwa makanan itu akan binasa.”


Tetapi rasul Paulus mengatakan: “Tubuh itu bukan untuk percabulan, tetapi untuk Tuhan karena Tuhan-lah yang menciptakan tubuh kita dan Dia akan membangkitkan juga, bukan hanya roh, tetapi tubuh kita, tubuh yang baru.”


Pada intinya rasul Paulus mengatakan bahwa kita bisa berada di dalam sebuah komunitas, di dalam sebuah bangsa, atau sebuah negara.


Di mana sistem nilainya tidak sesuai dengan sistem kerajaan Allah, tetapi kalau kita melakukannya tidak melanggar hukum, tidak melanggar budaya, tidak melanggar kebiasaan.


Sebagai orang percaya kita perlu menghidupi nilai-nilai kerajaan Allah, kita perlu berjalan sesuai dengan kerajaan Allah sesuai dengan kehendak Allah.


Meskipun di sana kita tahu apa yang kita lakukan berbeda dengan orang lain. Mari kita belajar untuk sadar akan panggilan kita dan status kita sebagai orang-orang kudus dari Allah.


2. Sebagai orang percaya kita tidak memandang diri manusia secara dikotomi yang merendahkan tubuh dan meninggikan roh melainkan manusia sebagai satu kesatuan yang utuh sebab baik tubuh maupun roh kita merupakan pemberian Tuhan dan Roh Kudus tinggal di dalam kita sebagai orang percaya.


1 Korintus 6:19-20


19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?


20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!


Ada pandangan bahwa tubuh dan roh ini adalah dua entity yang berbeda yang tidak menyatu pada diri manusia. Sehingga dikatakan tubuh itu lebih rendah dan roh itu lebih tinggi.


Mungkin tanpa sadar kita sebagai orang Kristen berpikir demikian. Kita berpikir jika kita berpuasa dengan membuat tubuh kita menderita, maka kita lebih rohani.


Padahal panggilan berpuasa bukanlah maksudnya seperti itu.


Kita harus bisa membedakan antara tubuh dan kedagingan. Kedagingan adalah hawa nafsu dari dosa, tubuh adalah karunia Tuhan.


Di dalam kekristenan tubuh dan roh kedua-duanya adalah ciptaan Tuhan yang tidak dapat dipisahkan.


Alkitab mengatakan bahwa: “Tubuhmu itu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu.” Bait Roh Kudus adalah sifatnya materi fisikal, tetapi Roh Kudus sifatnya Roh.


Namun bait Roh Kudus menjadi penting karena ada Roh Kudus yang tinggal di sana. Di situlah rasul Paulus mau mengajarkan kepada orang-orang percaya supaya mereka tidak berbuat seperti orang-orang pada umumnya.


Orang-orang yang membedakan antara tubuh dan roh menganggap tubuh lebih rendah dan roh lebih tinggi.


Ada yang melakukan dengan Asketisme yaitu menyiksa tubuhnya supaya merasa rohaninya lebih baik, orang Kristen dapat terjebak dalam hal ini.


Namun ada sebagian orang merasa tubuh ini kurang berharga dibanding roh, maka mereka hidup semena-mena dengan tubuhnya, sembarangan dengan tubuhnya.


Sehingga mereka tidak memelihara dan tidak merawat tubuhnya. Ini dapat terjadi juga dengan orang-orang Kristen yang merasa rohani lebih penting daripada jasmani.


Padahal jasmani dan rohani keduanya begitu penting. Oleh karena itu marilah kita sebagai orang percaya jangan mempunyai pandangan dikotomi, tetapi kita adalah manusia yang utuh di hadapan Tuhan.


Kekudusan kita bukan saja kekudusan rohani, tetapi kekudusan jasmani juga.


Marilah kita memakai tubuh kita, instrumen tubuh kita untuk menyatakan keindahan Kristus dan untuk melayani Tuhan dengan melayani orang lain dan biarlah rohani kita senantiasa terhubung dengan Yesus Kristus dan kita hidup dipenuhi oleh Roh Kudus.


Doakan dan renungkan


* Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?


* Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!


Bukan milik kita sendiri