Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 07 Maret 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


1 Korintus 4:1-5

Tuhan Adalah Satu-Satunya Hakim.


Ada 2 hal yang sangat penting terkait dengan pengenalan. Yang pertama adalah “Bagaimana kita mengenal diri kita sendiri sebagai orang Kristen?” dan juga “Bagaimana orang lain mengenal kita?”


Hal tersebut bergantung pada bagaimana cara kita menghidupi kehidupan kita sendiri. Karena kesan orang lain terhadap kita bergantung dengan cara kita menghidupi kehidupan kita sendiri.


Jika kita sering berkompromi bahkan dalam hal-hal kecil, maka orang akan mengenal diri kita sebagai orang yang dapat ditawar atau bahkan orang yang tidak mempunyai pendirian.


Namun, jika kita tidak pernah mau berkompromi bahkan dalam hal-hal yang sepele, dan hanya menghidupi kehidupan bergantung pada kemauan sendiri, orang akan mengenal kita sebagai orang yang sulit untuk bekerjasama.


Bagaimana seharusnya orang mengenal kita sebagai orang Kristen?


1 Korintus 4:1-5


1 Anggaplah kami pelayan-pelayan Kristus, yang bertanggung jawab memberitakan rencana-rencana Allah yang belum diketahui dunia.


2 Yang pertama-tama dituntut dari pelayan yang demikian adalah bahwa ia setia kepada tuannya.


3 Bagi saya, tidak menjadi soal apa yang kalian – atau siapa pun – juga pikirkan tentang diri saya. Malah apa yang saya sendiri pikirkan mengenai diri saya sendiri pun tidak menjadi soal.


4 Saya tidak merasa bersalah dalam hal apa pun juga, tetapi itu bukan bukti bahwa saya memang tidak bersalah. Tuhan sendirilah yang menentukan saya bersalah atau tidak.


5 Sebab itu, karena belum waktunya, janganlah kalian cepat-cepat menentukan bahwa seseorang bersalah atau tidak. Tunggulah sampai Tuhan datang nanti. Ialah yang akan membuka semua rahasia-rahasia yang tersembunyi dalam kegelapan. Ialah yang akan membongkar semua niat yang terpendam di dalam hati manusia. Pada waktu itu barulah setiap orang menerima dari Allah pujian yang patut diterimanya.


Rasul Paulus mengungkapkan harapan Dia tentang bagaimana orang lain mengenal dirinya. Kesadaran Rasul Paulus akan siapakah dirinya membuat Dia berjalan sesuai dengan panggilan Tuhan Yesus atas dirinya.


Hal ini membuat Rasul Paulus tidak menilai dirinya sendiri karena yang ia jalani merupakan apa yang Tuhan kehendaki dalam panggilannya.



Pesan Firman Tuhan bagi Kita :


1. Marilah kita hidup sebagai hamba-hamba Kristus dan menjadi penatalayan dari injil Yesus Kristus


1 Korintus 4 : 1-2


1 Anggaplah kami pelayan-pelayan Kristus, yang bertanggung jawab memberitakan rencana-rencana Allah yang belum diketahui dunia.


2 Yang pertama-tama dituntut dari pelayan yang demikian adalah bahwa ia setia kepada tuannya.


Rasul Paulus mengatakan bahwa Ia ingin orang-orang memandangnya sebagai “hamba Kristus.”


Jika kita bicara mengenai “hamba-hamba Kristus,” maka bisa dikatakan bahwa seluruh orang percaya merupakan “hamba-hamba Kristus.”


Selain orang-orang percaya yang diangkat menjadi anak-anak Allah, kita diangkat menjadi anak-anak Allah supaya bisa melayani Tuhan sehingga kita adalah “hamba-hamba Kristus.”


Namun ketika Rasul Paulus berkata bahwa dia ingin orang-orang memandang dia sebagai “hamba Kristus” atau “Hamba-hamba Kristus”


Ia ingin orang-orang memandang dia sebagai salah satu orang yang telah diberikan kepercayaan dari Tuhan yaitu para rasul dan juga yang telah dipercayakan akan “Rahasia Allah”


Rahasia Allah adalah Yesus Kristus atau Injil Yesus Kristus. Kita tahu bersama bahwa gereja didirikan atas para rasul dan para nabi.


Dapat kita ketahui juga bahwa gereja sekarang didasarkan kepada Firman Allah atau Kitab Suci, dan Rasul Paulus serta dengan rasul-rasul lainnya merupakan “penatalayan” dari Injil untuk diteruskan kepada gereja Tuhan.


Di situ, Rasul Paulus berkata “Yang dituntut dari penatalayan adalah apakah mereka dapat dipercayai.”


Karena para rasul merupakan orang yang menaruh dasar Yesus Kristus bagi gereja Tuhan melalui firman yang di-inspirasikan oleh Roh Kudus.


Jika para rasul tidak dapat dipercaya, ini dapat menyebabkan kerusakan yang besar bagi gereja.


Dan di situ, Rasul Paulus menyampaikan bahwa dia ingin orang-orang yang memandang dia sebagai hamba Yesus Kristus dan penatalayan Injil.


Sebenarnya, bukan hanya para rasul yang harus dipandang sebagai hamba Kristus dan penatalayan Injil.


Orang Kristen juga dapat dipandang sebagai Hamba Kristus dan penatalayan Injil tetapi bukan dalam konteks membangun dasar yaitu Yesus Kristus seperti para rasul melainkan membangun diatasnya dengan memberitakan Injil Yesus Kristus.


Kita dipercayakan harta yang indah, yaitu Injil untuk menjadi penatalayan.


Kita sebagai orang Kristen tidak boleh menyelewengkan/menyalahgunakan Injil demi semangat pragmatism atau demi keuntungan diri kita sendiri, Tetapi kita harus melakukannya dengan setia.


Biarlah ini menjadi kerinduan kita agar orang-orang mengenal kita sebagai hamba-hamba Kristus juga sebagai penatalayan Injil yang setia dan mengasihi Kristus dalam hidup kita, sehingga orang-orang yang mengenal kita dapat mengenal kasih Tuhan.



2. Hendaklah jati diri kita, sebagai orang percaya, sungguh-sungguh sejati sebab jati diri kita akan dinyatakan kelak ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya.


1 Korintus 4 : 3-5


3 Bagi saya, tidak menjadi soal apa yang kalian – atau siapa pun – juga pikirkan tentang diri saya. Malah apa yang saya sendiri pikirkan mengenai diri saya sendiri pun tidak menjadi soal.


4 Saya tidak merasa bersalah dalam hal apa pun juga, tetapi itu bukan bukti bahwa saya memang tidak bersalah. Tuhan sendirilah yang menentukan saya bersalah atau tidak.


5 Sebab itu, karena belum waktunya, janganlah kalian cepat-cepat menentukan bahwa seseorang bersalah atau tidak. Tunggulah sampai Tuhan datang nanti. Ialah yang akan membuka semua rahasia-rahasia yang tersembunyi dalam kegelapan. Ialah yang akan membongkar semua niat yang terpendam di dalam hati manusia. Pada waktu itu barulah setiap orang menerima dari Allah pujian yang patut diterimanya.


Rasul Paulus berkata “Bagiku, sedikit sekali artinya entah-kah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengajaran manusia malahan diriku sendiri tidak aku hakimi.”


Jika kita tidak memahami latar belakang dari perkataan Rasul Paulus ini, maka kita akan berpikir Rasul Paulus merasa masa bodoh akan pandangan orang lain.


Atau, Rasul Paulus begitu sombongnya sampai ia berkata ia tidak menghakimi dirinya sendiri. Mengapa Rasul Paulus berkata seperti itu?


Karena apa yang ia sampaikan bukan berdasarkan hikmatnya sendiri, melainkan dinyatakan oleh Roh Kudus kepada dia.


Ia sendiri tidak dapat menghakimi apa yang Ia miliki, karena hal tersebut merupakan pernyataan Roh Kudus kepadanya tentang rahasia Allah yang tersembunyi yaitu tentang Injil Yesus Kristus, sehingga Rasul Paulus berkata “sedikit sekali artinya aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia” karena manusia tidak akan mengerti misteri Allah.


Di situ Paulus juga berkata “nanti satu kali akan dinyatakan sesuatu yang tersembunyi.” Kapan-kah itu akan terjadi?


Pada waktu Tuhan datang kembali. Oleh karena itu Rasul Paulus berkata “Janganlah menghakimi sebelum waktunya.”


Mungkin hari ini, Rasul Paulus mengatakan “Kamu tidak mengerti apa yang aku sampaikan dan kamu menghakimi aku, tetapi engkau akan mengerti suatu kali akan dinyatakan apa yang kusampaikan itu benar” karena itu adalah perkataan Roh Kudus kepada Rasul Paulus.


Bagi kita sebagai orang percaya, kita harus tahu bahwa suatu saat jati diri kita akan dinyatakan pada saat Yesus datang kembali. Ini memberitahukan kepada kita bagaimana seharusnya kita hidup sebagai orang Kristen.


Biarlah kita hidup dengan jati diri kita yang sesungguhnya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, karena tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan.


Dan pastinya setiap kita sebagai orang Kristen rindu menjadi hamba yang setia, yang baik di hadapan Tuhan.


Doakan dan renungkan


* Hendaklah jati diri kita, sebagai orang percaya, sungguh-sungguh sejati sebab jati diri kita akan dinyatakan kelak ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya.


* Sebagaimana Paulus berkata bahwa baginya tidak menjadi soal apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya karena Tuhanlah yang akan menyatakan jati dirinya.


Jati diri yang sejati