Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Rabu, 21 Februari 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


Markus 14:66-72

Petrus Menyangkal Yesus.


Kita harus tahu siapa yang kita percaya dan mengapa kita mempercayainya. Banyak pertanyaan yang muncul mengenai iman Kristen, tetapi tidak hanya itu.


Penghakiman juga datang silih berganti mendahului penjelasan yang diberikan oleh orang Kristen.


Oleh karena itu, keingintahuan seseorang mengenai Kristen adalah sebuah kesempatan bagi kita untuk memberitakan kabar baik dengan rendah hati dan rasa hormat.


Ada banyak pertanyaan mengenai iman Kristen, seperti apakah alasan orang Kristen yang kelihatannya begitu berusaha agar orang lain mengikuti imannya.


Apakah orang Kristen percaya kepada tiga Allah? Mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Allah? Bagaimana kita meresponi berbagai pertanyaan seperti itu?


Markus 14:66-72


66 Pada waktu itu Petrus masih ada di bawah, di halaman. Lalu datanglah seorang hamba perempuan Imam Besar,


67 dan ketika perempuan itu melihat Petrus sedang berdiang, ia menatap mukanya dan berkata: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."


68 Tetapi ia menyangkalnya dan berkata: "Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud." Lalu ia pergi ke serambi muka (dan berkokoklah ayam).


69 Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi, berkatalah ia pula kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini adalah salah seorang dari mereka."


70 Tetapi Petrus menyangkalnya pula. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus: "Engkau ini pasti salah seorang dari mereka, apalagi engkau seorang Galilea!"


71 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"


72 Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu menangislah ia tersedu-sedu.



Simon Petrus menghadapi realita dari apa yang telah Tuhan Yesus katakan kepada dia.


Hal ini memberitahukan kepada kita bahwa apa yang dikatakan Tuhan Yesus itu pasti terjadi. Namun, Simon Petrus bukan orang yang mengantisipasi apa yang telah dia dengar dari perkataan Tuhan Yesus.


Tuhan Yesus banyak memberikan peringatan-peringatan di dalam kitab suci. Namun, apakah kita sudah menghargai-Nya?


Hargailah Dia agar kita dimampukan untuk mengantisipasinya dalam kehidupan kita, sebab apa yang dikatakan Kristus itu pasti terjadi.


Pesan firman Tuhan bagi kita:

1. Kita patut selalu siap sedia karena kita tidak tahu bilamanakah kita harus mempertanggungjawabkan iman kita dan pengharapan kita di dalam Kristus.


Markus 14:66-68


66 Pada waktu itu Petrus masih ada di bawah, di halaman. Lalu datanglah seorang hamba perempuan Imam Besar,


67 dan ketika perempuan itu melihat Petrus sedang berdiang, ia menatap mukanya dan berkata: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."


68 Tetapi ia menyangkalnya dan berkata: "Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud." Lalu ia pergi ke serambi muka (dan berkokoklah ayam).


Ketika kita membaca bagian firman Tuhan ini, maka Simon Petrus sedang menyaksikan apa yang telah terjadi.


Ia berlaku sebagai seorang penonton yang sedang melihat sebuah peristiwa yang mencekam. Namun, Simon Petrus tidak menyadari bahwa dia juga menjadi tontonan orang lain.


Dia menyaksikan apa yang terjadi dengan Kristus dan orang lain juga melihat dia. Dia menjadi orang yang tidak siap untuk disaksikan hidupnya oleh orang lain.


Pada saat yang seperti itu, ketika pertanyaan tersebut muncul maka jawaban yang keluar adalah jawaban yang tidak bertanggung jawab.


Kita tidak boleh lupa bahwa kehidupan kita sebagai orang Kristen itu disaksikan oleh banyak orang.


Mereka yang menyaksikan kita juga menginginkan pertanggungjawaban iman kita. Ada yang tidak bertanya, tetapi juga akan ada orang yang bertanya tentang iman kita.


Kita tidak tahu kapan waktunya pertanyaan itu muncul, tetapi Tuhan sudah mengingatkan kita.


1 Petrus 3:15


Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,


Inilah yang ditulis oleh Simon Petrus, dia sudah pernah mengalaminya dan sekarang dia mengingatkan kita untuk siap sedia pada segala waktu.


Tidak ada satu waktu di mana kita tidak siap sedia untuk memberi pertanggungjawaban atas pengharapan yang ada pada kita.


Semua itu terjadi karena Tuhan menjadikan kita sebagai saksi Kristus. Oleh karena itu, kita harus tahu apa yang kita percaya dan mengapa kita mempercayainya. Kita harus selalu siap sedia.


2. Ingatlah adakalanya ketakutan dan kekuatiran kita lebih besar dari kenyataan yang harus kita alami.


Markus 14:70-72


70 Tetapi Petrus menyangkalnya pula. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus: "Engkau ini pasti salah seorang dari mereka, apalagi engkau seorang Galilea!"


71 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"


72 Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu menangislah ia tersedu-sedu.


Apa yang dialami oleh Simon Petrus itu membuat dirinya sangat menyesal.


Hal ini memberitahukan kepada kita bahwa kekhawatiran dan ketakutan telah mencengkram Simon Petrus, sehingga iman yang dia miliki tidak berdaya.


Hidup orang percaya tidak boleh dipimpin oleh kekuatiran dan ketakutan. Namun, hidup orang percaya harus dipimpin oleh iman.


Ketika kita hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan, maka iman kita menjadi tidak berdaya.


Ketika kita hidup dipimpin oleh iman, maka kita tidak lagi dirundung oleh kekhawatiran dan ketakutan. Kekhawatiran dan ketakutan sering membuat kita terjerat dan menyesal.


Ketakutan dan kekhawatiran itu hanya ada di dalam pikiran dan angan kita.


Ketika kita khawatir dan takut, ingatlah ada Tuhan yang bukan sekadar angan-angan dan bukan sekadar pikiran kita.


Dia adalah realitas yang tidak pernah membiarkan kita berjalan sendiri, sebab Dia berjalan di depan kita. Sebelum kekhawatiran engkau datang, Tuhan sudah berjalan bersamamu.


Sebelum engkau menghadapi apa yang membuat engkau khawatir, Tuhan ada berjalan di depanmu.


Simon Petrus menjadi menyesal dan menangis tersedu-sedu, karena ia dirundung oleh kekhawatiran dan ketakutan.


Dia tidak berjalan dengan iman, ia memang menyaksikan apa yang Tuhan Yesus lakukan tetapi ia lupa bahwa dirinya juga perlu taat dan tekun dengan iman mengikut Kristus.


Mari kita selalu memandang kepada Kristus agar kita memiliki kekuatan, kepastian, dan penghiburan di tengah kehidupan kita yang tidak mudah.


Jangan biarkan hidupmu dipimpin oleh ketakutan, tetapi biarkanlah hidupmu dipimpin oleh iman oleh Kristus di dalam hidup kita.


Doakan dan renungkan


* Petrus menyaksikan apa yang terjadi pada Kristus. Orang lain pun menyaksikan Petrus, karena dia tidak siap, maka saat ditanya jawaban yang keluar adalah jawaban yang tidak bertanggung jawab.


* Kita perlu ingat bahwa kehidupan kita sebagai orang Kristen itu disaksikan oleh banyak orang

yang menginginkan pertanggungjawaban iman kita.


Siap itu setiap saat