Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Markus 11:1-11
Yesus Dielu-Elukan Di Yerusalem
Tuhan Yesus adalah Tuhan yang penuh dengan kasih setia kepada kita, namun pertanyaannya apakah kita mengasihi Dia dengan sepenuh hati kita dan kita setia kepada Dia?
Hari-hari besar Kristen yang sering kita peringati adalah Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan dan lain sebagainya. Namun sebagai orang Kristen, sadarkah kita apa yang kita peringati?
Selain memperingati sebuah peristiwa yang bersejarah, kita juga memperingati penggenapan nubuat yang ada di dalam perjanjian lama, atau dengan kata lain kita memperingati kasih setia Tuhan yang tak berkesudahan.
Merayakan kelahiran Kristus yang disebut hari Natal bukan saja merayakan kelahiran Juruselamat, melainkan merayakan tibanya hari penggenapan yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama.
Demikian juga dengan kematian, kebangkitan Tuhan Yesus dan yang lainnya.
Kesukaan dan kegembiraan kita terletak kepada kasih setia Tuhan atas kita, sehingga kita dimampukan untuk tetap hidup percaya kepada-Nya.
Yesus dielu-elukan di Yerusalem
Markus 11:1-11
1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari.
3 Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."
4 Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya.
5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?"
6 Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.
7 Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.
8 Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.
9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,
10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
11 Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.
Kita mengenal hari raya Kristen yang disebut Minggu Palem.
Firman Tuhan yang kita baca adalah peristiwanya, di mana Tuhan Yesus masuk terakhir kalinya ke kota Yerusalem dengan mengendarai keledai dan disambut oleh orang banyak dengan ranting-ranting hijau atau daun palem.
Pesan Firman Tuhan bagi kita:
1. Tuhan Yesus hendak memakai kita. Apakah kita rela dan bersedia dipakai oleh-Nya?
Markus 11:1-6
1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari.
3 Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."
4 Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya.
5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?"
6 Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka.
Ketika Tuhan Yesus masuk ke kota Yerusalem yang terakhir kali sebelum dia naik ke atas kayu salib, maka Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengambil seekor keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang, yang tertambat di sana.
Betul ada keledai muda yang tertambat di sana, dan ketika murid-murid-Nya mengambilnya, ada orang bertanya, “Mengapa keledai itu dilepaskan?”
Dan dikatakan, “Tuhan memerlukannya, dan akan mengembalikannya.” Dan keledai itu dipakai Tuhan memasuki Yerusalem.
Di sini kita belajar bahwa Tuhan Yesus mau memakai orang-orang yang tidak disebut namanya, apa yang dia miliki boleh dipakai Tuhan.
Keledai ini menjadi keledai yang historis, karena setiap hari minggu Palma, keledai inilah yang dibahas oleh banyak orang, sedangkan keledai lain tidak dibahas.
Keledai ini adalah milik seseorang yang tidak disebut namanya, bahkan keledainya lebih terkenal daripada orangnya.
Tuhan mau memakai orang-orang yang tidak dikenal, untuk dipakai bagi pekerjaan Tuhan, di dalam kasus ini untuk menggenapi rencana Tuhan
Di dalam Alkitab, Tuhan Yesus banyak sekali menggunakan orang-orang, atau hal-hal yang dimiliki oleh orang-orang tertentu.
Contoh: Tuhan Yesus memakai perahu Simon untuk mengajar. Lalu ketika memberi makan 5000 orang, Tuhan Yesus memakai lima roti dan dua ikan dari seorang anak.
Ketika Tuhan Yesus bangkit dan berjumpa dengan murid-murid-Nya, maka di tepi danau itu Yesus menyiapkan ikan dan makanan, dan hasil tangkapan murid-murid-Nya menambahkan.
Ada banyak hal yang sebetulnya Tuhan Yesus bisa lakukan sendiri, tetapi Tuhan Yesus mau memakai kita.
Apakah kita menjadi orang yang rela dan bersedia ketika Tuhan berkata, “Aku hendak memakaimu”?
Ketika Tuhan berkata, “Saya hendak memakainya,” apakah kita rela menyerahkan apa yang kita miliki untuk dipakai oleh Tuhan?
Saat Tuhan mau memakai kita, yang terutama adalah apakah kita rela menyerahkan hidup kita untuk melayani Tuhan?
2. Tuhan Yesus adalah Raja Damai yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama.
Markus 11:7-10
7 Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.
8 Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.
9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,
10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
Peristiwa Tuhan Yesus memasuki kota Yerusalem terakhir ini, sebelum ia naik ke atas kayu salib dengan mengendarai seekor keledai, sudah dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama.
Tercantum di dalam Zakaria 9:9 yang berbunyi, “Bersorak-soraklah dengan nyaring hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem!
Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”
Inilah nubuatan tentang Mesias, bahwa Mesias harus masuk ke Yerusalem dan mengendarai seekor keledai beban yang muda.
Mengapa Yesus masuk ke dalam kota Yerusalem dengan mengendarai keledai? Ini sebuah pesan simbolis kepada Yerusalem khususnya, dan kepada kita hari ini.
Yesus tidak mengendarai kuda karena dianggap menyatakan peperangan, siap berperang. Yesus mengendarai seekor keledai menggambarkan Yesus bukan membawa perang tetapi membawa damai.
Dia Raja yang membawa damai, karena Dia Raja yang rendah hati dan lemah lembut.
Ini menggenapi apa yang dikatakan kitab Yesaya, bahwa Anak yang lahir itu adalah Raja Damai. Raja Damai seperti apa?
Raja adalah seorang yang berotoritas. Damai berbicara tentang kesejahteraan, tentang relasi-relasi yang rusak yang diperbaiki.
Untuk memperbaiki relasi yang rusak, perlu seseorang yang berwenang dan berotoritas yang bisa memperbaiki semuanya itu, maka Dia disebut Raja Damai.
Dia memberikan damai sejahtera bagi manusia berdosa dengan mati salib mendamaikan kita dengan Bapa yang di surga.
Itu adalah misi yang Tuhan Yesus harus kerjakan, karena tidak ada siappun yang dapat melakukannya.
Bukan saja Dia memperdamaikan kita dengan Allah Bapa, tetapi Dia memperdamaikan kita dengan diri kita sendiri.
Ketika Dia bertahta dalam hati kita, Dia yang berotoritas itu membuat kita berdamai dengan diri kita sendiri. Firman Tuhan berkata, hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah di dalam hatimu.
Damai sejahtera memiliki kuasa dan wewenang yang mengendalikan, sehingga bukan saja kita berdamai dengan diri sendiri, tetapi juga dengan orang lain bahkan menjadi pembawa damai.
Alkitab berkata, “Barangsiapa yang membawa damai, dia dikenal sebagai anak-anak Allah.”
Kita patut bersyukur bahwa Tuhan mengutus Mesias ke dalam dunia untuk memenuhi kebutuhan yang utama dalam hidup kita.
Bukan hidup yang penuh dengan kegelisahan, bertempur dengan diri sendiri, atau selalu berseberangan dengan orang lain, bahkan bermusuhan dengan Tuhan, dan selalu ingin terpisah daripadaNya.
Tetapi anugerah Tuhan di dalam Yesus begitu luar biasa. Karena itu, mari kita datang kepada Dia, dan mengalami damai sejahtera yang sejati, yang tidak pernah dapat diberikan oleh siapapun, yang hanya ada di dalam Yesus Kristus.
Doakan dan renungkan
* Yesaya menubuatkan bahwa Anak yang lahir itu adalah Raja Damai. OtoritasNya sanggup memperdamaikan: kita dengan Allah Bapa, kita dengan diri kita dan kita dengan orang lain.
* Hidup kita diubahkan, tidak lagi: gelisah, bertempur dengan diri sendiri, selalu berseberangan dengan orang lain dan selalu ingin terpisah dari Tuhan.
Damai Sejahtera dari Raja Damai