Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 20 Januari 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


Markus 8:31-38

Pemberitahuan Pertama tentang Penderitaan Yesus dan Syarat-syarat Mengikut Dia.


Sadarkah kita akan pentingnya setiap keputusan yang kita ambil? Karena dengan dasar keputusan itu, kita menjalankan kehidupan ke depan yang mungkin berbeda jika kita mengambil keputusan yang berbeda.


Orang bijak berkata, “Janganlah buru-buru mengambil keputusan” atau “Jangan mengambil keputusan pada saat emosi kita tidak stabil.”


Kehidupan manusia adalah kehidupan yang dilalui dengan keputusan demi keputusan. Ada keputusan yang mempengaruhi kenyamanan, kesehatan, cita-cita, atau keinginan kita.


Setiap keputusan itu ada kadar dan nilai masing-masing. Ada kadar urgensitas dan kadar efeknya dalam kehidupan kita.


Bagaimana dengan keputusan untuk percaya kepada Yesus Kristus? Terkait dengan ini, kita harus sungguh-sungguh menggumulinya, karena percaya kepada Kristus bukan sekedar berbeda pendapat dengan orang lain, tetapi merupakan perbedaan nasib hidup kita ke depannya.


Itu yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Injil. Barangsiapa percaya kepada-Nya, dia mendapat hidup kekal.


Markus 8:31-38


31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.


32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.


33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."


34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.


36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.


37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?


38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."


Tuhan Yesus melanjutkan pengajaran setelah murid-muridNya menyatakan pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias. Ia memberitahukan apa yang akan terjadi dengan Mesias. Namun, Simon Petrus menegur Tuhan Yesus karena apa yang disampaikan-Nya itu bukan yang diharapkan oleh Simon.


Bukankah kita pernah melakukan itu kepada Tuhan ketika apa yang Ia berikan kepada kita tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan?


Pesan Firman Tuhan bagi kita:

1. PIkiran kita tidak pernah tanpa dipengaruhi oleh dunia ini bahkan juga dipengaruhi oleh si jahat, sehingga pikiran kita dapat dipakai menjadi oposisi kehendak, rencana dan firman Tuhan.

Markus 8:31-33


31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.


32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.


33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."


Bukankah Simon Petrus melakukan pengakuan iman yang luar biasa dengan mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias? Bukankah ia dan murid-murid lainnya juga bersama-sama dengan Tuhan Yesus?


Namun, ketika Tuhan Yesus memberitahukan apa yang akan terjadi dengan Mesias, Simon Petrus tidak setuju karena Simon Petrus memiliki cara pikir yang berbeda dari cara pikir Tuhan.


Rancangan yang berbeda dengan rancangan Tuhan. Meskipun dengan kata “Mesias” yang sama, tetapi mempunyai ekpektasi yang berbeda.


Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus menegur Simon Petrus dengan sangat keras, “Enyahlah Iblis”Atau dengan bahasa harafiahnya, Iblis, engkau ke belakanglah!


Artinya: Bukan ikut iblis, melainkan iblis yang harus ke belakang, Yesus yang harus di depan.


Yesus lalu berkata, “…sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."


Ketika manusia memikirkan dengan pikiran manusia, manusia tidak pernah berada dalam zona netral.


Manusia tidak pada titik di mana tidak ada “blind spot” (titik buta yang tidak terlihat). Di situlah bahayanya ketika kita hidup hanya menurut pikiran kita, tanpa pikiran kita diterangi dengan firman Allah.


Yesus berkata, “Enyahlah iblis!” Dalam pemikiran Petrus, ada pengaruh dari si jahat. Di situlah si jahat atau setan adalah oposisi Allah, oposisi kehendak, rencana dan firman Allah.


Oleh karena itu ketika manusia berpikir dengan pikirannya sendiri, dia akan jatuh menjadi oposisi rencana dan firman Allah.


Petrus murid Tuhan, tetapi ketika dia bersandar pada pikirannya sendiri, dia menjadi oposisi rencana keselamatan Allah.


Mengapa kita sebagai anak Tuhan perlu membaca firman Tuhan? Manusia hidup bukan hanya dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.


Bahkan Perjanjian Lama berkata, “Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”


Dunia ini penuh dengan kegelapan. Kegelapan itu bukan sekedar tidak ada lampu atau matahari, tetapi berbicara tentang kuasa yang mempengaruhi orang-orang yang hidup di dunia ini.


Tidak terkecuali orang-orang percaya. Kita perlu selalu diterangi oleh Pelita itu, yaitu firman Tuhan.


2. Mengikut Yesus Kristus terkait dengan hidup yang Ia berikan kepada kita.


Markus 8:34-38


34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.


36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.


37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?


38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."


Apa pentingnya ikut Tuhan Yesus? Apa pentingnya kita menyangkal diri dan mengikut Tuhan? Adakalanya kita berpikir seperti itu.

Tuhan Yesus memberitahukan bahwa ini sangat serius. “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.”


Mengikut Yesus itu adalah mengikuti kehidupan. Kalau kita tidak mengikut Yesus, kita mengikuti kebinasaan.


Itu yang sangat penting. Bukan sekedar “kita ikut Yesus, maka kita adalah orang Kristen.” Seringkali orang berpikir kekristenan adalah salah satu dari apa yang ada di dunia ini.

Tuhan Yesus mengingatkan, bahwa kita boleh memiliki segala sesuatu, tetapi nyawa kita tidak ada garansinya. Kita akan binasa.

Jikalau nyawa kita tidak ada garansinya dan kita akan binasa, maka apa pun yang kita miliki, kekayaan, keyakinan, kepintaran, kedudukan, kebaikan atau popularitas, itu akan menjadi nihil dan semata-mata kerugian besar.

Apa pentingnya saya menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus? Kita sedang mengikuti hidup itu sendiri. Jikalau tidak, kita sedang mengikuti kebinasaan itu.

Mengapa kita perlu percaya Yesus? Karena hanya Dia satu-satunya yang dapat memberikan hidup yang kekal itu.


Tidak ada yang lain, karena Dia adalah Anak Allah itu sendiri. Dia datang ke dalam dunia sebagai Juruselamat. Dia bukan hanya mengajar, tetapi Dia yang menyelamatkan.

Dunia sedang menuju kepada kebinasaan, dan ketika kita mengikuti kehidupan, maka kita harus belajar menyangkal diri, supaya kita tidak terbawa arus.

Kita harus belajar memikul salib. Di dalamnya kemungkinan ada penderitaan yang kita alami, tetapi ketika kita sadar, mengikut Yesus adalah mengikut Hidup itu.


Kita tidak pernah akan menggantinya dengan mengikuti kebinasaan, yang merupakan kerugian besar dalam hidup kita.

Doakan dan renungkan.

* Keputusan untuk percaya kepada Yesus Kristus harus sungguh-sungguh digumuli, karena percaya kepada Kristus bukan sekedar berbeda pendapat dengan orang lain, tetapi merupakan perbedaan hidup saat ini hingga dikekekalan.


* Hal di atas yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Injil. Barangsiapa percaya kepada-Nya, dia mendapat hidup kekal.


Keputusan penting dan mendesak