Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 19 Januari 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


Markus 8:27-30

Pengakuan Petrus


Era hari ini adalah era dengan kelimpahan informasi yang bisa kita dapatkan. Justru di tengah era seperti ini, apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan menjadi sangat kontekstual.


Di dalam Ibrani 2:1 dikatakan “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.” Marilah kita menjadi orang percaya yang tulus seperti merpati, tetapi cerdik seperti ular.


Era abad ke-21 yang kita hidupi ini dapat dirasakan sebagai abad dari kemajuan teknologi informasi.


Pada saat yang bersamaan, semangat individualisme, pluralisme, dan demokrasi itu berjalan bersamaan.


Artinya setiap orang boleh menyampaikan pendapat seberapa buruk pun pendapat itu dan setiap orang merasa bahwa mereka adalah pemegang kebenaran itu, yaitu sebuah kepercayaan bahwa setiap orang mempunyai kebenarannya masing-masing.


Hal itu mengingatkan kita ketika Hawa jatuh ke dalam dosa, saat Hawa memakan buah terlarang, yaitu buah pengetahuan baik dan jahat.


Namun ular mengatakan kalau Hawa memakan buah itu, maka matanya akan terbuka dan akan menjadi sama dengan Allah, mengetahui tentang yang baik dan jahat.


Mungkin kita bertanya apa salahnya kalau kita mengetahui apa yang baik dan jahat? Salahnya adalah ketika manusia menjadikan dirinya sebagai acuan dari kebenaran dan tidak lagi tunduk kepada kebenaran Tuhan.


Markus 8:27-30


27 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?”


28 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.”


29 Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!”


30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.


Tuhan Yesus saat itu sedang berada di Kaisarea Filipi, di wilayah Galilea, yaitu daerah Naftali.


Kita perlu membedakan antara kota Kaisarea yang berada di wilayah Yudea. Kota ini berada di bawah kekuasaan Herodes Filipus.


Daerah ini dianggap daerah orang asing oleh orang-orang Yahudi, karena memang banyak orang asing di sana.


Pada saat itu Tuhan Yesus bertanya kepada murid-muridnya bahwa siapakah Dia. Kemungkinan Tuhan Yesus menghindari cara pandang orang Yahudi yang bias tentang siapa Yesus.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Kita harus mengetahui bahwa pandangan orang di dunia tentang siapa Yesus itu begitu banyak.


Markus 8:27-28


27 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?”


28 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.”


Sebagai anak-anak Tuhan kita pasti senang kala orang menyebut nama Yesus Kristus, namun kita harus sangat-sangat sadar bahwa orang-orang yang menyebut Yesus Kristus itu tidak semuanya memiliki pemahaman yang sama dengan iman Kristen.


Ada begitu banyak rupa pandangan orang tentang siapakah Yesus Kristus. Ini bukan hanya terjadi hari ini, namun sudah terjadi pada masa Yesus melayani di Israel.


Itulah yang Yesus tanya, “Kata orang, siapakah Aku ini?


Dikatakan bahwa ada yang menyebut-Nya sebagai Yohanes Pembaptis, tentu kita tahu siapa yang menyebutnya demikian, yaitu Herodes Antipas yang membunuh Yohanes Pembaptis.


Ada juga yang menyebut-Nya sebagai Elia, tetapi juga ada yang berkata bahwa Dia adalah seorang dari para nabi.


Ketika kita membaca bagian ini, mengapa mereka mengatakan demikian? Mereka mengatakan itu sebagai cara pandang mereka yang tidak mempunyai dasar yang kokoh.


Tuhan Yesus bukan Elia, berbeda sekali dengan Elia. Tuhan Yesus juga bukan sekadar seorang dari para nabi.


Hari ini ada banyak pandangan orang mengenai siapakah Yesus. Kita tidak boleh lupa bahwa sejak abad kedua Masehi, sudah muncul pengajaran dan buku-buku yang ditulis dipengaruhi oleh gnostikisme yang bercerita tentang siapakah Yesus.


Itu terus berlanjut dan pandangan itu berbeda dengan pandangan asli dari para Rasul.


Pandangan ini menyebabkan orang berpikir bahwa gnostik adalah benar, padahal pandangan itu lahir dari sebuahismeyang mempengaruhi cara pandang mereka tentang Yesus Kristus.


Bahkan ada orang yang memahami Yesus Kristus bukan dari abad-abad awal, namun dari abad-abad berikutnya, yaitu pada abad-abad yang lebih muda dan lebih dekat dengan kita.


Itu pandangan yang dimiliki orang zaman sekarang. Hal yang lebih celaka lagi adalah ada orang yang memahami siapa Yesus berdasarkan kata orang atau sebuah buku yang tidak pernah ditelitinya.


Begitu banyak pandangan mengenai siapakah Yesus Kristus. Sebagai orang Kristen, kita harus lebih teliti lagi tentang apa yang kita dengar dari Firman Tuhan tentang siapa Yesus agar kita tidak dibawa oleh arus dunia.


Mengenal Yesus bukan sekadar berbicara kita menjadi sehat, sembuh, atau kaya, namun kita jadi mengerti makna hidup dan kita memiliki hidup yang kekal itu.


Itulah pentingnya kita mengenal siapakah Yesus yang sesungguhnya.


2. Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias.


Markus 8:29


29 Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!”


Yesus bertanya bukan sekadar apa kata orang, tetapi Ia ingin murid-murid tahu bahwa begitu banyak pandangan orang tentang diri-Nya.


Tuhan ingin supaya kita mengambil keputusan pribadi tentang pengenalan akan siapa Yesus. Oleh karena itu Yesus bertanya,“Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!”


Petrus dan murid-muridnya selalu bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Ketika Simon Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah, maka Tuhan Yesus berkata bahwa itu bukan karena kemampuan Simon.


Tetapi sebuah pernyataan dari Bapa yang mencelikkan mata Simon sehingga dia mengenal siapa Yesus.


Yang mengenal Yesus sesungguhnya hanya Bapa di Surga dan kepada siapa Bapa menyatakan Yesus Kristus.


Apakah ada dasar bahwa Yesus adalah Mesias? Dasarnya sangat kuat, yakni di dalam kitab Perjanjian Lama.


Dasar itu begitu kokoh sehingga orang-orang yang tidak meneliti dengan baik dan tidak sungguh-sungguh tunduk pada Firman Allah, maka mereka tidak mencapai apa yang seharusnya mereka capai.


Kita sebagai orang percaya memahami bahwa keselamatan itu adalah anugerah. Tidak semua orang ahli dalam Alkitab adalah orang yang diselamatkan.


Orang yang diselamatkan adalah orang yang dipilih oleh Tuhan dan mengalami pekerjaan Roh Kudus sehingga dilahirkan kembali serta celik mata rohaninya dan mengenal siapakah Yesus Kristus.


Namun kita sebagai orang percaya dan orang yang sudah dilahirkan kembali, kita tetap perlu membaca Firman Tuhan dengan baik (Perjanjian Lama dan Baru).


Hal itu supaya kita tahu bahwa iman kita adalah iman kepada kebenaran yang Tuhan nyatakan.


Kita bersyukur mengenal Yesus adalah mengenal makna hidup yang sesungguhnya.


Mengenal Yesus itu bermakna, bahwa kita memiliki hidup yang kekal. Mengenal Yesus maka kita memiliki Persekutuan dengan Allah.





Doakan dan renungkan


* Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?” Jawab mereka: Yohanes Pembaptis, Elia, atau seorang dari para nabi.”


* Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!”


Mengenal dengan benar