Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 05 Januari 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


Markus 6:30-44

Yesus Memberi Makan Lima Ribu Orang


Salah satu aspek dari Buah Roh Kudus yang amat penting adalah penguasaan diri. Tanpa kita memiliki penguasaan diri, maka kita cenderung hidup terombang-ambing seperti perahu yang berada di tengah samudera.


Sudahkah kita memiliki penguasaan diri atau yang dimaksud Alkitab adalah hidup dipenuhi Roh Kudus?


Pernahkah kita di dalam kehidupan ini dikendalikan oleh situasi dan kondisi? Maksudnya kita harus melakukan segala sesuatu bukan atas kendali kita, melainkan dikendalikan oleh situasi dan kondisi. Kita pasti pernah dan mungkin sering mengalaminya.


Sesungguhnya bukan situasi dan kondisi yang mengendalikan kita, namun kita menyerahkan diri kita dikendalikan oleh situasi dan kondisi.


Baik situasi kondisi lingkungan maupun hati kita. Kita perlu secara sengaja menata kembali apa yang terjadi, sehingga kita tetap dapat efektif dan efisien di dalam kehidupan kita.


Markus 6:30-44


30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.


31 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.


32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.


33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.


34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.



35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.


36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.”


37 Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”


38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”


39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.


40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.


41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.


42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.


43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.


44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.


Kesibukan, itulah yang digambarkan dalam Injil Markus dari pelayanannya dengan murid-muridnya. Namun apakah yang Tuhan Yesus lakukan pada saat-saat seperti itu?


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Berhentilah sejenak dari kesibukan dan beristirahatlah sejenak dari keletihan.


Markus 6:30-32


30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.


31 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.


32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.


Kita tahu bahwa murid-murid Tuhan diutus dua demi dua untuk memberitakan Injil dan sekarang mereka sudah kembali melaporkan pelayanan mereka kepada Yesus.


Tuhan Yesus juga sedang dikerumuni dengan banyak orang dan Yesus memerintahkan, “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” atau “Marilah kamu pergi ke tempat yang sunyi, supaya dapat beristirahat.”


Hal ini sangat menarik, bahwa Tuhan Yesus tidak dikendalikan oleh situasi kondisi, orang banyak, maupun oleh begitu banyak orang dengan segala kemauan mereka.


Yesus dapat mengontrol segala sesuatu itu. Hal yang sangat indah yang Yesus kontrol adalah bagaimana murid-murid Tuhan di dalam pelayanannya, kesibukan, dan keletihannya pun mereka harus beristirahat sejenak.


Ketika kita berbicara tentang bekerja dan beristirahat, maka kita mengingat akan perintah Tuhan di dalam Perjanjian lama, yaitu kita bekerja selama enam hari dan pada hari yang ketujuh kita harus berhenti dari segala pekerjaan.


Hal itu didasarkan pada kisah Allah yang berhenti dari pekerjaan penciptaan.


Itulah yang Tuhan rancangkan di dalam hidup manusia. Manusia dipanggil untuk bekerja, namun manusia dipanggil juga untuk beristirahat.


Hari ini kita hidup di zaman modern atau zaman yang tersibuk di dalam sejarah dunia. Dengan ditemukannya teknologi informasi, maka kesibukan manusia bukannya mereda namun justru semakin tinggi dan kita harus berpikir instan karena informasi datang begitu cepat.


Siapakah yang mengendalikan hidup kita? Jangan-jangan informasi itulah yang mengendalikan hidup kita untuk apa yang harus kita kerjakan.


Jangan-jangan kita yang sudah letih malah tetap memaksakan diri dan akhirnya kita harus dirawat di rumah sakit.


Alkitab memberitahukan pada kita bahwa salah satu aspek dari Buah Roh Kudus adalah penguasaan diri.


Ketika kita hidup sesuai dengan Firman Tuhan, yaitu dipenuhi Roh Kudus, maka kita dapat mengatur hidup kita.


Hidup kita bukan hanya satu atau dua aspek saja, melainkan ada banyak aspek. Salah satu yang terpenting di hidup kita untuk meregenerasi kekuatan dan menjaga kerohanian kita adalah berhenti dari segala kesibukan.


Kita berhenti sejenak dari segala keletihan kita. Sehingga kita dimampukan untuk kembali melayani dan bekerja dalam segala sesuatu yang Tuhan percayakan.


2. Jagalah hati dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.


Markus 6:37


37 Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”


Orang banyak dengan segala kebutuhan tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya.


Orang banyak tidak terlalu peduli apakah mereka sibuk, letih, atau sudah makan atau belum. Mereka hanya peduli dengan kebutuhan dan keingintahuan mereka.


Saat itu mereka sudah waktunya untuk makan, karena sudah malam.


Murid-murid Tuhan memberikan masukan kepada Yesus agar orang-orang itu pergi dan mencari makan di kampung sekitar. Tetapi Yesus berkata, “Kamu harus memberi mereka makan!


Hal ini sangat menarik. Mengapa murid-murid Tuhan menyuruh mereka mencari makan sendiri?


Karena pertama murid-murid tidak sanggup memberi mereka semua makan; kedua mereka sudah letih sehingga ketika orang banyak itu pergi mencari makan, mereka bisa beristirahat sejenak sebelum melayani kembali.


Dalam hidup kita, kadang kita terkendala dengan sumber daya yang kita miliki. Kita tidak sanggup memenuhi kebutuhan orang lain.


Kita juga mungkin tidak sanggup dengan kekuatan badan kita, kita merasa letih. Namun ada satu hal yang Yesus ajarkan melalui bagian Firman Tuhan di atas, yaitu pelajaran bagi hati nurani kita.


Tuhan mau mengajar murid-murid-Nya untuk memiliki hati nurani kepada orang banyak itu.


Kita mungkin kehilangan hati saat tidak memiliki sumber daya. Kita bisa kehilangan hati saat menghadapi kehilangan tenaga atau keletihan dalam kesibukan kita.


Kita harus belajar menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.


Menjaga hati tidak bisa dengan kekuatan kita, kecuali hati kita diliputi oleh kasih Kristus dan hati kita dipenuhi oleh Roh Kudus.


Di situlah kita ada kuasa dan kekuatan yang besar di tengah keletihan, kehabisan akal dan sumber daya, kita tetap punya hati yang mengasihi dan peduli.


Kekuatan kita bukanlah kekuatan fisik lagi, tetapi kekuatan dari kasih Tuhan dan kuasa Roh Kudus yang melampaui kekuatan fisik kita.


Orang percaya dipanggil untuk melayani dan ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani, Tuhan melengkapi kita dengan Roh Kudus dan karunia-karunia.


Di situlah Tuhan memberitahukan pada kita bahwa kita melayani bukan dengan kekuatan diri sendiri, tetapi bersandar pada kuasa Roh Kudus dan kasih Tuhan.


Maka kita bisa menjaga hati kita dari segala sesuatu yang dapat membuat kita menjadi dingin pada orang lain.


Hati kita begitu penting, karena dari situ terpancar kehidupan Tuhan bagi orang lain.


Doakan dan renungkan

* Kita mungkin kehilangan hati untuk peduli akan kebutuhan orang lain saat kita tidak memiliki sumber daya, sangat letih atau teramat sibuk.


* Oleh sebab itu kita melayani bukan dengan kekuatan diri sendiri, tetapi bersandar pada kuasa Roh Kudus dan bersandar kepada kasih Tuhan.


Sanggup untuk peduli