Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 04 Januari 2024

Tuhan Adalah Gembalaku


Markus 6:14-29

Yohanes Pembaptis Dibunuh.


Apakah kita sering melakukan segala sesuatu di dalam rencana atau terpaksa? Marilah kita menjadi orang percaya yang melakukan segala sesuatu dengan rencana yang baik.


Teledor atau sembrono merupakan hal berbahaya di dalam kehidupan kita.


Teledor atau sembrono bisa terjadi jika kita menganggap suatu perkara itu adalah perkara yang enteng atau kita sedang dalam keadaan yang sangat senang atau emosi. Hal ini memiliki kaitan yang erat dengan penguasaan diri kita.


Teledor atau sembrono dapat terjadi karena kita membiasakan hidup seperti itu, di mulai dari cara hidup yang kurang bertanggung jawab dari perkara kecil hingga perkara besar.


Hal ini dapat mengandung konsekuensi yang ringan hingga berat.


Nasihat firman Tuhan kepada kita adalah seperti ini:

Pengkhotbah 5:1

5:2 (5-1) Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.


Markus 6:14-29


14 Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia."


15 Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu."


16 Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi."


17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.


18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"


19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,


20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.


21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.


22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!",


23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!"


24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!"


25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"


26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.


27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.


28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.


29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.


Herodes yang kita baca dalam firman Tuhan ini adalah Herodes Antipas, putra termuda dari Herodes Agung dan ia adalah penguasa atas wilayah Galilea dan Perea.


Dia dapat berbuat semaunya, sebab ia memiliki kekuasaan di wilayah itu. Namun, ia tidak dapat bertindak secara merdeka dan tidak dapat merdeka dari teguran hati nurani.


Kekuasaan di dunia ini tidak selalu memberikan seseorang kemerdekaan dan kekuasaan tidak sanggup membungkam hati nurani, meskipun hati nurani hanya membungkam dirinya sendiri.


Pesan firman Tuhan bagi kita:

1. Janganlah sembrono dalam membuat janji.


Markus 6:26

Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.


Herodes mengambil Herodias, istri saudaranya yang bernama Filipus. Tindakan seperti ini ditegur oleh Yohanes Pembaptis.


Herodes tidak terlalu berani menjamah Yohanes Pembaptis, tetapi Herodias sangat membenci dia.


Ketika Herodes merayakan ulang tahun, putrinya menari dan berhasil menyenangkan hati Herodes serta para tamunya.


Hal itu membuat Herodes memberitahukan kepada putrinya bahwa apapun yang diminta akan ia berikan sekalipun termasuk setengah kekuasaan dari kerajaannya.


Apa yang dijanjikan oleh Herodes di saat hatinya begitu senang merupakan sebuah janji yang sangat sembrono.


Kesembronoan kita di dalam berkata-kata atau berbuat mengandung konsekuensi ringan dan berat.


Konsekuensi yang di dapat Herodes adalah konsekuensi yang sangat berat, Herodes tahu apa yang diperbuat itu salah kepada Yohanes Pembaptis.


Ketika Tuhan Yesus mulai melayani setelah Yohanes Pembaptis dibunuh, maka Herodes merasa bahwa itu adalah roh dari Yohanes Pembaptis yang menggerakkan Yesus. Hal itu menunjukkan bahwa ia merasa bersalah.


Herodes memiliki gengsi yang tinggi, ia merasa sudah berjanji di depan para tamunya dan ia tidak bisa tidak menggenapi janjinya tersebut.


Itulah gengsinya sebagai seorang penguasa, tetapi melalui bagian ini kita bisa belajar untuk tidak sembrono dalam membuat janji.


Janji harus ditepati, tetapi ada janji yang baik dan ada janji yang sembrono. Janji yang sembrono itu akan mengandung resiko dan konsekuensi yang tidak baik.


Kisah lainnya seperti Yefta yang berjanji jika ia menang dalam perang, maka siapapun yang keluar dari rumahnya akan ia korbankan bagi Tuhan dan ternyata yang keluar adalah putrinya.


Mari kita berhati-hati dalam menyampaikan janji di mulut dan tindakan kita, karena kita harus menepatinya mungkin dengan terpaksa dan bisa saja hal tersebut tidaklah baik.


Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan janji dan tindakan kita.


2. Hati nurani merupakan timbangan yang Tuhan letakkan dalam pikiran kita dan cermin yang Tuhan lekatkan dalam batin kita.


Markus 6:16

Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi."


Ketika Herodes mengambil keputusan untuk menyerahkan Yohanes Pembaptis ke algojo dan dipenggal kepalanya, hati nuraninya berbunyi sebab hati nurani seperti timbangan yang miring adanya.


Setelah ia mengabaikan hati nurani itu, maka hati nurani itu bagaikan cermin virtual dimana ia melihat mukanya sendiri yang penuh dengan kesalahan.


Hati nurani diberikan kepada Tuhan sebagai wahyu umum kepada manusia, sebab manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.


Manusia memiliki moral, dan hati nurani adalah materai Allah bahwa manusia diciptakan di dalam gambar dan rupa Allah dan tidak sama dengan ciptaan yang lain, sehingga manusia menjadi mahkota ciptaan Allah.


Fungsi hati nurani bagaikan timbangan yang memberikan berbagai pertimbangan, tetapi juga menjadi cermin yang tidak terlihat di dalam kehidupan.


Jika kita melanggar hati nurani, maka cermin itu akan menunjukkan wajah kita sendiri. Ada banyak orang yang dikejar-kejar dengan rasa bersalah.


Hal ini dikarenakan hati nurani yang membuat kita bercermin kepadanya mengenai diri kita sendiri. Manusia sudah jatuh di dalam dosa dan hati nurani itu masih tetap ada.


Hati nurani itu dikotori dan dipolusikan oleh dosa, karena itu adakalanya hati nurani tidak berdering di dalam hati kita.


Hal itu bisa dikarenakan oleh kita yang sering melanggarnya, sehingga hati nurani itu bungkam dalam hidup kita.


Jikalau hati nurani itu terus bungkam, maka hidup kita akan berada di keadaan yang celaka.


Hati nurani kita dapat berfungsi dengan baik, jika kita membuka hati kepada Kristus maka darah-Nya akan menyucikan kita dan Roh Kudus juga menyucikan hati nurani kita sehingga kita menjadi manusia yang baru.


Oleh karena itu, buatlah hati nurani kita dipenuhi oleh kebenaran firman Tuhan untuk menerangi jalan hidup kita.


Mari kita bersyukur kepada Tuhan, sebab Ia tidak membiarkan kita berjalan sendiri.


Dia memberikan kita hati nurani dan Roh Kudus serta firman Tuhan agar kita tidak tersesat di dalam segala keputusan dan jalan hidup kita.


Doakan dan renungkan.


* Teledor atau sembrono mengucap janji bisa terjadi jika kita menganggap hal itu enteng, atau kita sedang dalam keadaan emosional.


* Gunakan hati nurani sebagai timbangan yang Tuhan letakkan dalam pikiran kita dan cermin yang Tuhan lekatkan dalam batin kita.


Janji sembrono Herodes