Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Rabu, 03 Januari 2024

Tuhan Adalah Gembalaku



Markus 6:7-13
Yesus Mengutus Kedua Belas Rasul.


Tidak ada yang lebih indah selain memiliki kehidupan yang melayani Tuhan Yesus, sebab ketika kita melakukannya maka kita memiliki nilai tertinggi sebagai manusia dan orang percaya.


Hidup melayani Tuhan Yesus membuat kita dapat melakukan segala sesuatu dengan sukacita dan terbaik.

Melayani Tuhan Yesus itu diejawantahkan dengan melayani sesama yang dimaksud dengan menyalurkan berkat Tuhan dan tidak melayani hal yang bertentangan dengan kebenaran dan kehendak Tuhan.

Itulah yang disebut dengan melayani bersama dalam rangka kita melayani Kristus dalam hidup kita.

Kita harus menyadari bahwa kita melayani bersama dengan para manusia yang memiliki budaya yang berbeda-beda.

Pelayanan yang menjadi berkat bagi orang lain adalah ketika kita tidak mempertimbangkan budaya setempat agar pelayanan kita tidak menjadi batu sandungan bagi mereka.

Kita yang melayani perlu mengenal orang-orang yang kita layani agar kita tidak keliru, khususnya ketika kita melayani orang-orang yang berbeda secara etnis, bangsa, lokasi, dan keyakinan.

Markus 6:7-13

7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,

8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan,

9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.

10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.

11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."

12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,

13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya, secara berdua-berdua untuk memberitakan Injil.

Pesan firman Tuhan bagi kita:

1. Melayani sesama itu harus dilakukan dengan mempertimbangkan konteks ladang pelayanan kita.

Markus 6:7-11

7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,

8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan,

9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.

10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.

11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."

Ketika Tuhan Yesus mengutus para murid untuk pergi memberitakan Injil secara berdua-berdua, Ia berpesan bahwa mereka tidak perlu membawa apa-apa di dalam perjalanan kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.

Tuhan Yesus memerintahkan seperti itu dikarenakan hal ini berkaitan dengan budaya yang ada di tengah-tengah bangsa Israel.

Budaya ini dikarenakan ada perintah Tuhan supaya umat-Nya menjadi umat yang bermurah hati dan menjadi tempat penginapan bagi orang-orang musafir atau orang-orang yang sedang berada di dalam perjalanan.

Sikap membuka pintu dan menerima orang-orang musafir untuk menginap itu menggambarkan bahwa orang tersebut takut akan Tuhan.


Itu adalah ibadat mereka kepada Tuhan, murid Tuhan Yesus diutus bukan untuk keluar dari tanah Israel tetapi melayani bangsa Israel.

Oleh karena itu, murid-murid tidak perlu membawa apa-apa sebab bagi orang Israel yang takut akan Tuhan akan menghormati para musafir untuk tinggal di rumah mereka.

Ketika mereka mengizinkan para musafir itu tinggal di rumah mereka, maka disitulah kesempatan bagi para murid Tuhan untuk menceritakan kabar baik dan melayani mereka.

Ketika kita melayani ke berbagai tempat, maka kita tidak bisa mengadopsi tata cara yang ada seperti di dalam perintah Tuhan Yesus ini, sebab tidak seluruh bangsa memiliki budaya yang sama seperti bangsa Israel.

Tidak semua bangsa menganggap bahwa menjamu musafir adalah ibadah kepada Tuhan. Kita harus pergi ke ladang misi dan memberitakan kabar baik dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

Ketika kita memasuki tempat yang berbeda, maka kita harus mempelajari dan mengerti bagaimana budaya mereka.

Hal itu dilakukan agar sikap dan perilaku kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang kita layani.

Tidak semua orang memiliki pandangan dan tata cara hidup yang sama dengan kita. Setiap manusia memiliki latar belakang dan tata caranya sendiri.

Injil yang diberitakan kepada mereka yang berbeda budaya adalah Injil yang sama sebagaimana tercantum di dalam Alkitab.

Namun, Injil yang sama itu diberitakan dalam konteks yang berbeda. Kita memerlukan kasih agar kita bisa mengasihi, mengerti serta berempati dengan orang lain agar kita bisa diterima, dan pesan Injil dapat dikabarkan.

2. Melayani sesama yang terutama adalah memberitakan Injil namun melayani sesama tidak luput dari kenyataan adanya kebutuhan-kebutuhan lain dari sesama kita.

Markus 6:12-13

12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,

13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Layanilah Tuhan dengan menjadi berkat dan kabar baik, yaitu memberitakan Injil bagi orang lain, baik bagi orang percaya dan tidak percaya.

Kita meneguhkan iman mereka dengan Injil sehingga mereka boleh memahami, menghidupi, dan lebih dekat dengan firman Tuhan agar iman mereka bertumbuh.

Orang lain memerlukan kabar baik dan Injil keselamatan itu. Alkitab mencatat, murid-murid Tuhan Yesus memberitakan bahwa orang harus bertobat, tetapi pada saat yang sama mereka berhadapan dengan kebutuhan dari orang-orang yang dilayani.

Ada orang yang kerasukan setan, sakit, dan lainnya. Murid Tuhan harus melayani orang-orang itu.

Ketika kita melayani dan memberitakan kabar baik, maka kita melakukannya bukan dalam ruang hampa dimana orang-orang tidak memiliki pergumulan dan kesulitan.

Kita harus bisa berempati sebagai orang yang melayani Tuhan dan bisa bersimpati dengan pergumulan yang nyata di dalam kehidupan orang-orang yang kita layani.

Pergumulan akan kebutuhan mereka dapat menjadi sebuah jembatan masuk akan kesadaran bahwa mereka membutuhkan Tuhan.

Kebutuhan yang nyata di dalam kehidupan mereka bisa juga menjadi kesulitan bagi mereka untuk membuka hati.

Kita sebagai orang percaya harus menyatakan kepedulian, kasih, dan perhatian agar bisa menolong orang-orang di sekitar kita agar mereka bisa membuka hati terhadap pesan kabar baik, yaitu Injil keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Mari kita melayani dengan hati, sebab kita melayani karena kasih Tuhan yang mau Dia nyatakan oleh hidup kita kepada orang lain.

Doakan dan renungkan.

* Ketika kita melayani dan memberitakan kabar baik, kita melakukannya tidak dalam ruang dimana orang-orang tidak memiliki pergumulan dan kesulitan.

* Pergumulan akan kebutuhan mereka dapat menjadi sebuah jembatan masuk bahwa mereka membutuhkan Tuhan. Mari nyatakan kasih dan perhatian pada mereka.

Mulut berbicara, hati mendengar