Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 3 Juni 2021

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Kamis, 03 Juni 2021

Kejadian 42
Saudara-Saudara Yusuf pergi ke Mesir

Kita bersyukur kepada Tuhan,
ketika kita mengikut Tuhan
kita tidak pernah menyesali
apa yang kita lakukan karena
Tuhan kita adalah Tuhan setia.
Tuhanlah yang juga menyediakan
berkat dalam hidup kita.

Setiap orang bisa mengalami
pengalaman menyesali kehidupannya,
menyesali hal yang dialami,
juga menyesali posisi
yang dia terima hari ini.
Sikap menyesali merupakan sikap
yang sebetulnya tidak kondusif
bagi kehidupan seseorang karena
akan merusak semangat hidupnya,
mengurangi optimismenya,
bahkan meng-degradasi kompentensinya
didalam kehidupannya,
sehingga ketika dia menjalani
kehidupan selanjutnya,
dia tidak bisa optimal.

Sebagai seorang percaya,
marilah kita tidak memiliki sikap
yang seperti itu.

Kejadian 42

1) Setelah Yakub mendapat kabar,
bahwa ada gandum di Mesir,
berkatalah ia kepada anak-anaknya:
"Mengapa kamu berpandang-
pandangan saja?"

2) Lagi katanya:
"Telah kudengar,
bahwa ada gandum di Mesir;
pergilah ke sana dan belilah gandum
di sana untuk kita,
supaya kita tetap hidup
dan jangan mati."

3) Lalu pergilah sepuluh orang
saudara Yusuf untuk membeli
gandum di Mesir.

4) Tetapi Yakub tidak
membiarkan Benyamin, adik Yusuf,
pergi bersama-sama dengan
saudara-saudaranya,
sebab pikirnya:
"Jangan-jangan ia
ditimpa kecelakaan nanti."

5) Jadi di antara orang
yang datang membeli gandum
terdapatlah juga anak-anak Israel,
sebab ada kelaparan di tanah Kanaan.

6) Sementara itu Yusuf
telah menjadi mangkubumi
di negeri itu;
dialah yang menjual gandum
kepada seluruh rakyat negeri itu.
Jadi ketika saudara-
saudara Yusuf datang,
kepadanyalah mereka menghadap
dan sujud dengan mukanya
sampai ke tanah.

7) Ketika Yusuf melihat
saudara-saudaranya,
segeralah mereka dikenalnya,
tetapi ia berlaku seolah-olah
ia seorang asing kepada mereka;
ia menegor mereka dengan membentak,
katanya: "Dari mana kamu?"
Jawab mereka:
"Dari tanah Kanaan untuk
membeli bahan makanan."

8) Memang Yusuf mengenal
saudara-saudaranya itu,
tetapi dia tidak dikenal mereka.

9) Lalu teringatlah Yusuf akan
mimpi-mimpinya tentang mereka.
Berkatalah ia kepada mereka:
"Kamu ini pengintai,
kamu datang untuk melihat-lihat
di mana negeri ini tidak dijaga."

10) Tetapi jawab mereka:
"Tidak tuanku!
Hanyalah untuk membeli bahan makanan
hamba-hambamu ini datang.

11) Kami ini sekalian anak dari satu ayah;
kami ini orang jujur;
hamba-hambamu ini
bukanlah pengintai."

12) Tetapi ia berkata kepada mereka:
"Tidak!
Kamu datang untuk melihat-lihat
di mana negeri ini tidak dijaga."

13) Lalu jawab mereka:
"Hamba-hambamu ini dua belas orang,
kami bersaudara,
anak dari satu ayah di tanah Kanaan,
tetapi yang bungsu sekarang
ada pada ayah kami,
dan seorang sudah tidak ada lagi."

14) Lalu kata Yusuf kepada mereka:
"Sudahlah! Seperti telah kukatakan
kepadamu tadi: kamu ini pengintai.

15) Dalam hal ini juga
kamu harus diuji:
demi hidup Firaun,
kamu tidak akan pergi dari sini,
jika saudaramu yang bungsu itu
tidak datang ke mari.

16) Suruhlah seorang dari padamu
untuk menjemput adikmu itu,
tetapi kamu ini harus tinggal
terkurung di sini.
Dengan demikian perkataanmu
dapat diuji, apakah benar,
dan jika tidak, demi hidup Firaun,
sungguh-sungguhlah kamu ini pengintai."

17) Dan dimasukkannyalah mereka
bersama-sama ke dalam tahanan
tiga hari lamanya.

18) Pada hari yang ketiga
berkatalah Yusuf kepada mereka:
"Buatlah begini,
maka kamu akan tetap hidup,
aku takut akan Allah.

19) Jika kamu orang jujur,
biarkanlah dari kamu bersaudara
tinggal seorang terkurung
dalam rumah tahanan,
tetapi pergilah kamu,
bawalah gandum untuk
meredakan lapar seisi rumahmu.

20) Tetapi saudaramu yang bungsu itu
haruslah kamu bawa kepadaku,
supaya perkataanmu itu
ternyata benar dan kamu jangan mati."
Demikianlah diperbuat mereka.

21) Mereka berkata seorang
kepada yang lain:
"Betul-betullah kita menanggung
akibat dosa kita terhadap adik kita itu:
bukankah kita melihat bagaimana
sesak hatinya,
ketika ia memohon belas kasihan
kepada kita, tetapi kita tidak
mendengarkan permohonannya.
Itulah sebabnya kesesakan ini
menimpa kita."

22) Lalu Ruben menjawab mereka:
"Bukankah dahulu kukatakan kepadamu:
Janganlah kamu berbuat dosa
terhadap anak itu!
Tetapi kamu tidak
mendengarkan perkataanku.
Sekarang darahnya dituntut
dari pada kita."

23) Tetapi mereka tidak tahu,
bahwa Yusuf mengerti
perkataan mereka,
sebab mereka memakai
seorang juru bahasa.

24) Maka Yusuf mengundurkan diri
dari mereka, lalu menangis.
Kemudian ia kembali kepada mereka
dan berkata-kata dengan mereka;
ia mengambil Simeon
dari antara mereka;
lalu disuruh belenggu
di depan mata mereka.

25) Sesudah itu Yusuf memerintahkan,
bahwa tempat gandum mereka
akan diisi dengan gandum
dan bahwa uang mereka
masing-masing akan dikembalikan
ke dalam karungnya,
serta bekal mereka di jalan
akan diberikan kepada mereka.
Demikianlah dilakukan orang
kepada mereka itu.

26) Sesudah itu merekapun
memuat gandum itu
ke atas keledai mereka,
lalu berangkat dari situ.

27) Ketika seorang membuka
karungnya untuk memberi makan
keledainya di tempat bermalam,
dilihatnyalah uangnya ada
di dalam mulut karungnya.

28) Katanya kepada
saudara-saudaranya:
"Uangku dikembalikan;
lihat, ada dalam karungku!"
Lalu hati mereka menjadi tawar
dan mereka berpandang-pandangan
dengan gemetar serta berkata:
"Apakah juga yang diperbuat Allah
terhadap kita!"

29) Ketika mereka sampai
kepada Yakub, ayah mereka,
di tanah Kanaan,
mereka menceritakan segala sesuatu
yang dialaminya, katanya:

30) "Orang itu, yakni yang menjadi
tuan atas negeri itu,
telah menegor kami dengan
membentak dan memperlakukan kami
sebagai pengintai negeri itu.

31) Tetapi kata kami kepadanya:
Kami orang jujur, kami bukan pengintai.
32) Kami dua belas orang bersaudara,
anak-anak ayah kami;
seorang sudah tidak ada lagi,
dan yang bungsu ada sekarang
pada ayah kami, di tanah Kanaan.

33) Lalu kata orang itu,
yakni yang menjadi tuan atas negeri itu,
kepada kami:
Dari hal ini aku akan tahu,
apakah kamu orang jujur:
dari kamu bersaudara haruslah
kamu tinggalkan seorang padaku;
kemudian bawalah gandum
untuk meredakan lapar
seisi rumahmu dan pergilah;

34) lalu bawalah kepadaku
saudaramu yang bungsu itu,
maka aku akan tahu,
bahwa kamu bukan pengintai,
tetapi orang jujur;
dan aku akan mengembalikan
saudaramu itu kepadamu,
dan bolehlah kamu menjalani
negeri ini dengan bebas."

35) Ketika mereka mengosongkan
karungnya, tampaklah ada
pundi-pundi uang masing-masing
dalam karungnya;
dan ketika mereka beserta
ayah mereka melihat
pundi-pundi uang itu,
ketakutanlah mereka.

36) Dan Yakub, ayah mereka,
berkata kepadanya:
"Kamu membuat aku
kehilangan anak-anakku:
Yusuf tidak ada lagi,
dan Simeon tidak ada lagi,
sekarang Benyaminpun hendak
kamu bawa juga.
Aku inilah yang menanggung
segala-galanya itu!"

37) Lalu berkatalah Ruben
kepada ayahnya:
"Kedua anakku laki-laki boleh
engkau bunuh, jika ia
tidak kubawa kepadamu;
serahkanlah dia ke dalam tanganku,
maka dia akan kubawa
kembali kepadamu."

38) Tetapi jawabnya:
"Anakku itu tidak akan pergi
ke sana bersama-sama dengan kamu,
sebab kakaknya telah mati
dan hanya dialah yang tinggal;
jika dia ditimpa kecelakaan
di jalan yang akan kamu tempuh,
maka tentulah kamu akan
menyebabkan aku yang ubanan ini
turun ke dunia orang mati
karena dukacita."

Yusuf mengalami peristiwa-peristiwa
yang buruk dalam hidupnya,
namun Yusuf tidak pernah menyesali
apa yang terjadi dalam hidupnya.
Bahkan ditempat dimanapun dia berada,
diapun tidak pernah menyesal.

Dari peristiwa yang kita baca hari ini,
Yusuf adalah seorang yang
dipercaya oleh Firaun.
Ia menjadi tangan kanan Firaun
yang berkuasa atas seluruh Mesir.

Saya percaya itulah cara Tuhan
bekerja dalam kehidupan Yusuf.
Apakah yang Tuhan kerjakan
semata-mata hanya untuk
Yusuf seorang?

Pesan Firman Tuhan Pada Hari Ini

1. Tuhan menempatkan setiap orang
dengan maksud dan tujuanNya

Yusuf dibuang oleh kakak-kakaknya.
Ia dijual dan akhirnya tiba di Mesir.

Kita juga berpikir,
"Bagaimana nasib Yusuf
ketika berada di Mesir?"

Kita tidak pernah berpikir
bahwa seorang Ibrani
bisa menjadi orang penting di Mesir.

Namun ketika kita baca kisah hari ini
kita tahu bahwa Tuhan bekerja dalam
hidup Yusuf bukan semata-mata
untuk Yusuf saja,
tapi Tuhan mau memakai Yusuf
untuk menyelamatkan umat-Nya,
yaitu keluarga Yakub.

Apapun yang kita alami
dalam hidup kita,
buruk ataupun baik,
ditempat manapun
Tuhan tempatkan kita,
bukan saja karena Tuhan
ingin memberkati hidup kita,
tapi Tuhan punya maksud dan tujuan
supaya hidup kita dapat dipakai Tuhan
untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Marilah kita selalu menyadari
bahwa dalam keberadaan kita,
selalu ada tujuan dan maksud Tuhan.
Bukan hanya untuk diri kita,
tetapi juga untuk lingkungan kita.

2. Sebagai orang percaya harus
memiliki hati yang berbelas kasihan

Dari kisah ini kita baru tahu
bahwa sesungguhnya ketika
kakak-kakak Yusuf
mau membuang Yusuf,
Yusuf meminta belas kasihan
kakak-kakaknya.
Namun kakak-kakaknya tidak ada
belas kasihan sedikitpun.

Bagaimana dengan Yusuf?
Yusuf bukanlah tipikal orang
yang membalas dendam kepada
saudara-saudara nya,
tapi Yusuf justru berbelas kasihan
kepada mereka dan keluarganya.

Oleh karena itu,
Yusuf memberikan gandum untuk
dibawa pulang kerumah ayahnya
supaya mereka tidak kelaparan.

Semangat berbelas kasihan adalah
semangat untuk menjadi berkat.
Semangat berbelas kasihan adalah
semangat untuk menyalurkan
kasih Allah kepada orang lain.

Tanpa belas kasihan,
hidup kita akan penuh
dengan hitung-hitungan.
"Apa untung ruginya buat saya?"

Belas kasihan selalu
membuat kita berpikir,
"Apakah saya bisa menjadi
berkat bagi orang lain?"
"Apakah orang bisa mendapatkan
berkat melalui hidup saya?"

Milikilah hati yang berbelas kasihan
seperti Tuhan berbelas kasihan
kepada kita.

3. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil
meskipun bagi manusia itu mustahil

Kakak-kakak Yusuf berjumpa
dengan Yusuf muka dengan muka,
namun mereka tidak mengenali
kalau itu adalah adiknya.

Mengapa tidak mengenali?
Kita tidak tahu.
Tetapi kemungkinan
mereka tidak mengenali Yusuf
karena mereka tidak punya
ekspektasi kalau Yusuf bisa menjadi
orang penting di Mesir,
bahkan menjadi orang kedua
setelah Firaun.

Mereka juga tahu bahwa
mereka adalah orang Ibrani.
Mana mungkin seorang asing
bisa menjadi penguasa di Mesir?

Dengan asumsi seperti itu dan
dengan kemustahilan seperti itu,
tidak heran kalau mereka
tidak mengenali Yusuf.

Seringkali dalam hidup,
kita juga tidak punya ekpektasi
yang demikian luar biasa.
Kita selalu berpikir hal itu
mustahil dalam hidup kita.
Kita tidak mungkin bisa seperti itu.

Saya tidak mungkin bisa berbuat itu.
Saya tidak mungkin keluar
dari masalah kehidupan saya.

Namun dari peristiwa ini,
kita dapat melihat bahwa
tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Apa yang tidak terpikir oleh kita,
bukan berarti mustahil bagi Tuhan.

Tuhan sanggup melakukan apa
yang kita pikir kita tidak mungkin.
Dia dapat melakukannya.

Oleh karena itu,
dimanapun kita berada,
apapun posisi kita,
apapun pergumulan kita,
mari kita tidak perlu
menyesali hidup kita.

Mari kita mempercayakan hidup kita
kepada Tuhan dan selalu jadi berkat
bagi orang lain.

Doakan dan Renungkan

• Ketika kau mengalami hal buruk,
ingatlah bahwa Tuhan bekerja
bukan hanyak untuk 1 orang saja.
Tuhan merencanakan yang lebih besar
dari yang dapat kita mengerti.

• Bagaimana kita dapat mempraktekan
semangat berbelas kasihan?

• Tuhan menempatkan setiap orang
dengan maksud dan tujuanNya

Mari kita terus belajar dan
bertumbuh dalam Kristus