Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

Kesaksian Ibu Anna

Kesaksian

Saya Sudah Sembuh dari COVID!

Nama saya Ana. 

Saya seorang COVID survivor.


Saya ingin sharing pengalaman saya berjuang melawan COVID.

Kira-kira tanggal 23 September 2020

saya terkena batuk. 

Badan rasanya sangat lemas berhari-hari. 

Sudah banyak obat-obatan yang saya minum 

tapi hanya membaik sebentar, setelah itu lemas lagi.


Saya melakukan rapid test di rumah dan hasilnya negatif. 


Tapi kok badan ini lemas terus.


Saya bawaannya mau tidur terus. 

Nafas juga agak sesak.

Anak saya Dian meminta saya untuk melakukan tes PCR di RSPI. 


Hasilnya keluar tanggal 29 September 

dan saya dinyatakan positif COVID-19. 


Mendengar hasil tersebut saya sangat sedih dan galau. 


Semalaman saya tidak bisa tidur. 


Seluruh keluarga termasuk suami panik sekali. 


Mereka langsung menyediakan kamar untuk saya isolasi mandiri. 


Tanggal 30 September pagi, 

Nilai saturasi oksigen saya 75-80. Normalnya 90-100. 


Suami saya langsung membawa saya ke rumah sakit 

supaya mendapatkan penanganan yang lebih baik. 


Hari itu juga saya mulai dirawat di IGD Rumah Sakit Mayapada. 


Selain itu, seluruh keluarga juga panik 

Karena di rumah ada ibu mertua berumur 90 tahun. 


Semua langsung melakukan tes PCR 

(termasuk supir, asisten rumah tangga, 

dan asisten butik yang ada kontak dengan saya). 


Puji Tuhan hasilnya semua  negatif. 


Saya sangat bersyukur dan lega sekali karena 

jujur saya sangat khawatir dengan ibu mertua saya. 


Karena saya menderita COVID, 

rumah sakit tidak memperbolehkan 

keluarga untuk menjenguk saya. 



Ada masa-masa saya merasa sangat depresi. 


Apalagi waktu sore-sore menjelang malam. 


Kenapa Tuhan meninggalkan saya? 


Saya harus berjuang sendirian menahan sakit. 


Kadang saya juga menangis karena stres dan bingung. 


Terlebih ketika 2 pasien COVID yang bareng saya di ICU akhirnya meninggal. 


Saya hanya bisa menepuk dada saya perlahan sambil berdoa meminta pertolongan dan damai sejahtera dari Tuhan.  


Setiap 3 hari saya harus ganti jarum infus agar tidak bengkak. 


Jadi harus ditusuk di tempat lain. 


Pernah di tangan kiri ditusuk empat kali tidak berhasil, dan harus pindah ke tangan kanan. 


Kedua tangan saya jadi bonyok biru-biru. 


Setiap mau diambil darah, saya berdoa minta ekstra kekuatan. 



Tanggal 5 Oktober kondisi saya menurun. 


Nilai PO2 saya turun menjadi 50 dari nilai normal  95-100. 


Para dokter menganjurkan saya untuk pakai ventilator. 


Tidak ada pilihan lain. 


Tapi saya menolak untuk dipasang ventilator!


Saya terus berdoa, "Tuhan, jangan tinggalkan aku sendirian ya. 


Tolong kirimkan malaikat Surga untuk menjaga saya 

dan membasmi COVID ini. Tuhan, Tolong saya!"

  

Anak-anak semua datang ke rumah sakit tapi tidak bisa masuk. 


Mereka hanya video call dengan menggunakan handphone suster. 


Mereka bilang, "Mom, semangat ya!! God is with you."


Saya juga mendapatkan voice mail doa 

dari beberapa Hamba Tuhan, teman-teman. seiman dan keluarga. 


Doa-doa mereka sangat menguatkan saya. 


Melalui orang-orang ini semua, Tuhan menolong saya 

untuk tetap bisa memiliki semangat untuk sembuh. 


Saya selalu berusaha happy

tetap WA dengan keluarga dan teman-teman. 


Saya juga rajin posting foto-foto proses penanganan 

dari rumah sakit supaya mereka tidak khawatir. 



Selain itu juga saya sangat bersyukur bisa

 merasakan kehangatan dari seluruh bruder dan suster. 


Mereka adalah orang-orang yang punya hati 

untuk merawat pasien-pasien yang sakit. 


Mereka juga memiliki talenta yang sangat baik. 


Mereka terus membantu saya selama proses pemulihan. 


Saya juga curhat ke mereka kalau saya ingin sembuh 

Dan mau main drama Natal



Satu tips yang saya pelajari ketika di RS:

Saya dianjurkan untuk tidur tengkurap 4 x 2 jam 

supaya paru bisa kuat. 


Mau tidur tengkurap saja harus berjuang 

karena ada infus dan kateter. 


Benar-benar perlu pertolongan para perawat.


Biaya yang dihabiskan juga tidak sedikit. 

Puji Tuhan, Tuhan mencukupkan itu semua melalui insurance.


Setelah melewati masa kritis, dan proses yang sangat panjang,


Akhirnya tanggal 23 Oktober 

Saya diperbolehkan pulang. 


Hampir 1 bulan saya berjuang melawan COVID-19.


Saya merasa perlu share ini 

Supaya temen-teman, saudara-/saudara tahu. 


Sangat penting untuk menjaga stamina tubuh sendiri. 


Jangan males makan vitamin D3, vitamin C dan suplemen. 


Berjemur matahari dan olah raga. 


Karena kalau sudah kena COVID, bukan main susahnya. 


Ingat proses yang sudah saya alami. 


Jadi jangan ngeyel ya! 


Jaga protokol kesehatan.


Hargai semua berkat yang Tuhan berikan dengan gratis. 


Mengucap syukur senantiasa dan 

tentunya selalu hidup/berjalan dengan Tuhan. 


Kita manusia sangat rapuh. 


Kena virus yang begitu kecilllll saja kita tidak berdaya.


Jadi ingat, jangan hidup di luar pokok anggur, yaitu Tuhan sendiri.


Fear Not

There’s Hope