Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

Kesaksian Saudara Petra

Fear Not

Halo semuanya, Syalom! 

Saya Petra

Salam sejahtera bagi kita semua!


Kita semua rasanya menjalani keseharian yang berat selama tahun 2020.

Ini ceritaku selama menjalani kehidupan di masa pandemi.


Pada bulan Maret 2020, cici saya dan keluarganya tertular virus Corona. 

Cici saya adalah seorang dokter. 

Bersama suami dan anaknya harus menjalani isolasi di RS selama lebih dari 6 minggu. 


Bulan Juli ganti adik saya yang dirawat di RS selama 2 minggu, dengan kondisi yang sangat serius. 

Dalam 2 minggu di RS, adik saya kehilangan berat badan hampir 15 kg. 

Saat keluar RS kondisinya masih  lemah dan butuh perawatan. 

Jujur hampir tidak ada yang dapat saya dan keluarga lakukan dalam masa-masa itu. 

Menjenguk saja tidak bisa. 

Saya merasa sangat tidak berdaya, dan hanya bisa memberi dukungan semangat dan berdoa. 


Rasa tidak berdaya terus berlanjut.


Pekerjaan di kantor masuk ke kondisi yang sangat buruk.

Penjualan merosot hingga dibawah 30?ri sebelumnya. 

Semua rencana kerja, target yang sebelumnya disiapkan dan dipikirkan dengan matang menjadi tidak ada artinya, hanya menjadi beban berat. 

Perusahaan mengalami masalah keuangan. 

Program efisiensi dan pengurangan karyawan tidak terhindari. 

Saya juga harus memutuskan karyawan-karyawan yang tidak diperpanjang kontraknya. 

Bahkan karyawan tetap juga rencananya akan dikurangi. 

Berarti pekerjaan saya sendiri juga bisa saja diakhiri. 


Saya semakin merasa tidak berdaya.


Masalah terus datang bertubi-tubi. 

Saya harus ke luar rumah untuk bekerja, bahkan ke luar kota dan beberapa kali perjalanan dinas ke luar pulau.  

Saya berusaha bertahan, untuk meningkatkan penjualan, dengan resiko terpapar virus Corona, padahal di rumah ada keluarga dengan anak-anak dan orang tua. 

Semua serba salah. 

Kalau saya tidak bekerja, bagaimana bisa mencukupi kebutuhan keluarga. 

Kita semua butuh uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. 


Ketakutan saya semakin bertambah


Ada beberapa rekan kerja, bahkan yang dekat dan akrab, yang terpapar virus Corona. 

Berulang kali saya juga harus menjalani Swab test (PCR). 

Setiap kali menunggu hasil tes keluar, hati saya selalu gelisah. 

Bagaimana jika saya juga positif? 

Bagaimana jika saya membawa dan menularkan virus Corona kepada keluarga di rumah? 


Ketakutan ini sangat serius


Virus Corona ini sangat real, sangat nyata dan sangat berbahaya. 

Sudah ada rekan kerja saya yang meninggal dunia karenanya.

Saya benar-benar takut dan khawatir akan kondisi masa depan yang tidak pasti. 

Rasa takut dan khawatir ini terus membayangi, rasanya tidak ada akhirnya. 


Sampai kapan kita harus menjalani hidup seperti ini?

Kepada siapa saya bisa berharap?


Keluarga dan teman-teman juga menghadapi masalah yang sama. 

Semua orang ketakutan. 

Jangankan bisa membantu, mau ke luar rumah saja takut.


Puji Tuhan ada 1 sosok, yaitu Yesus 


Hanya kepada-Nya saya bisa berharap dan meminta pertolongan. 

Dan hanya Yesuslah yang sanggup menolong kita semua. 


Yesus mampu menembus semua batasan-batasan yang ada


Ketika saya belajar untuk lebih mendengar Tuhan, untuk taat pada Tuhan dan melayani Tuhan, tuntunan Tuhan dalam hidup saya terasa sangat nyata. 

Tuhan bukakan pintu dan siapkan jalan. 

Tidak mungkin karena usaha saya atau karena kemampuan saya, saya dapat terus bertahan dalam kondisi pekerjaan yang sangat berat.

Sampai sekarang, kondisi kehidupan memang masih belum membaik, tetapi kami masih bisa bertahan. 

Tuhan yang mencukupkan kehidupan kami sekeluarga hari demi hari. 

Mungkin dari luar kehidupan saya kelihatannya tidak berubah. 

Tapi hati saya berubah total. 

Tidak ada lagi ketakutan yang tiada berakhir.

Hati saya lebih merasa damai. 


Saya selalu teringat kata-kata cici saya selama masa isolasinya. 

Cici berpesan untuk terus berdoa. 

Cici bilang, “Virus ini sangat menular, belum ada obatnya, belum ada vaksinnya. Terus berdoa dan berharap pada Tuhan saja untuk kesehatan dan kesembuhan.”


Melalui cici saya Tuhan mengajarkan bahwa takut pada virus Corona, takut pada keadaan dan kondisi, tidak akan menolong saya. 

Tuhan ingatkan untuk selalu berharap kepada-Nya, berserah kepada-Nya, kepada Tuhan yang mengasihi saya, mengasihi kita semua. 

Saya belajar menjalani masa-masa yang sulit sepanjang tahun ini dengan bersandar dan bersyukur pada Tuhan. 

Saya mengalami sendiri bahwa kekuatan, daya dan usaha manusia sangat terbatas. 

Hanya kasih Tuhan yang tidak terbatas.


Dalam kondisi apapun, saya berharap dan mengandalkan Tuhan. 

Banyak berkat Tuhan saya rasakan. 

Banyak waktu bersama keluarga. 

Banyak waktu untuk mendekatkan diri pada Tuhan. 

Banyak kesempatan Tuhan sediakan untuk kembali melayani Dia. 

Hari demi hari Tuhan yang mencukupkan. 

Segala kekhawatiran saya tentang kesehatan, keluarga, ekonomi, saya serahkan pada Tuhan. 


Masa depan tidak ada yang tahu. 

Tapi Tuhan selalu ada. 

Tuhan selalu beserta saya, selalu beserta kita semua. 


Jangan takut!

Selalu bersandar, berserah dan bersyukur pada Tuhan.

FEAR NOT!

There is hope.